42

1.1K 75 2
                                    

“Time is a slippery thing: lose hold of it once, and its string might sail out of your hands forever.” — Anthony Doerr, All The Light We Cannot See

***

Maya berjalan melewati pintu dapur setelah memotong beberapa tangkai mawar untuk ia letakkan di dalam vas bunga. Matanya tidak sengaja melirik amplop coklat di atas meja makan.

'Apa berkas radit tertinggal?' Pikirnya.

Maya meletakkan mawar ditangannya ke atas meja lalu tangannya meraih amplop coklat polos. Maya membuka amplop lalu beberapa lembar foto terjatuh mengenai kakinya.

Maya berjongkok memunguti foto-foto yang membuat wajahnya mendadak kaku. Maya membalik salah satu foto lalu ia menemukan pesan yang sengaja ditinggalkan oleh sang pengirim.

421 N Ave 19, Los Angeles, CA 90031, United States
-B

---

LINCOLN HEIGHTS JAIL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


LINCOLN HEIGHTS JAIL

Graffiti menutupi dinding- dindingnya dan banyak jendela rusak. Penjara ini dibuka pada tahun 1931. Pada tahun 1951, tujuh orang yang dipenjara dipukuli secara brutal di penjara, yang kemudian dikenal sebagai Bloody Christmas.

Penjara dinonaktifkan pada tahun 1965. Fasilitas ditutup dan orang-orang yang dipenjara dipindahkan ke penjara negara lainnya. Bangunan itu kosong untuk waktu yang lama. Penjara terbengkalai karena telah lama ditinggalkan.

Maya menatap bangunan itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Kakinya melangkah memasuki gedung yang sudah berpuing-puing. Semakin dalam Maya memasuki penjara, semakin mencekam pula ia rasakan namun, hal itu tidak menghalangi niat Maya untuk masuk. Karena bangunan ini merupakan bekas penjara jadi tidak heran apabila akses keluar masuk sangat sedikit.

Maya mendengar rintihan samar, ia semakin mempercepat langkahnya hingga mata nya menangkap sosok perempuan yang tengah meringkuk kesakitan dalam kondisi yang mengenaskan sama seperti foto yang ia terima.

Pakaian yang sudah tidak layak, memar di sekujur tubuh bahkan darah yang sudah mengering. Kondisi wanita itu terbilang sangat buruk, entah perlakuan macam apa yang ia terima sehingga dirinya terlihat seperti itu.

"Laura! Kenapa kau bisa sampai seperti ini?" Maya membawa kepala Laura ke pangkuannya.

"Maya...khuk...uhuk..." Bahkan berbicara pun Laura sangat kesulitan, Laura terbatuk hingga keluar darah dari dalam mulutnya.

Prok...prok...prok...
(Suara tepuk tangan)

Maya mendongak ke arah bunyi tepuk tangan. Pria itu tersenyum lebar dari lorong lantai atas, menatap Maya dan Laura dengan tatapan puas.

"Hello Bitch! Masih ingat denganku?"

"Bryan...kau!"

"Ahahaha...Masih ingat ternyata? Jalang! Karena kau, aku harus kehilangan klien-klien penting ku! JALANG SIALAN! FUCK YOU! BISNISKU HANCUR! karena jalang kecil seperti kalian aku harus kehilangan dollar-dollar berharga! JALANG MEMANG PANTAS DIPERLAKUKAN SEPERTI JALANG! KAU LIHAT DIA KAN? JALANG ITU SUDAH KUBERIKAN KEPADA ANAK BUAHKU UNTUK SANTAPAN MEREKA AHAHAHAHAH..." Brayn tertawa kencang hingga gelak tawanya menggema.

AGENT 111 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang