Chapter 35 - Si Gila Taeyong

318 37 0
                                    

Sejeong masih berkutat dengan pikirannya sendiri. Ucapan Taeyong saat ditelepon sebelumnya masih terngiang-ngiang di pikiran Sejeong.

Sambil memeluk bantal gulingnya, Sejeong benar-benar tengah berpikir keras tentang apa yang sebenarnya dia inginkan.

Hatinya berteriak jika dia ingin kembali bersama dengan Taeyong, namun pikirannya seakan-akan sedang memutar kembali peristiwa di Paris sebelumnya yang mampu membuat Sejeong kembali ragu.

"Apakah aku sudah siap untuk kembali bersamanya?" Monolog Sejeong.

Sejeong menggeleng-gelengkan kepalanya, dan menutup matanya mencoba untuk tidur agar bisa sedikit lebih menenangkan pikirannya.

Namun usahanya tidak membuahkan hasil, semakin dia mencoba untuk tertidur semakin dia memikirkannya.

Tak lama berselang, Sejeong menyerah pada keadaan, dia akhirnya bangkit dari tidurnya. Mengambil mantel yang tergeletak di sofa tak jauh dari tempat tidurnya, dan berjalan menyambar kunci mobil dan kemudian setengah berlari keluar dari apartemennya. Bahkan dia tidak sempat untuk mengambil handphonenya.

Sejeong mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Setelah berperang dengan pikirannya, akhirnya dia mendapatkan jawabannya. Dia hanya butuh satu sentuhan akhir untuk mengakhiri apa yang selalu membuatnya ragu dan khawatir akan keputusannya.

Tak lama berkendara, kini dia telah tiba di sebuah komplek apartemen yang tak lain adalah asrama dari Taeyong. 

Sejeong memandang sejenak asrama tersebut dan dengan penuh keyakinan dia keluar dari mobilnya dan berjalan ke gedung tersebut.

Sesampainya di depan pintu asrama, Sejeong membunyikan bell pintu. 

Satu kali…..

Dua kali…..

Tiga kali…..

Masih belum ada tanda-tanda jika pintu akan dibuka oleh penghuni yang ada di dalam. Karena memang waktu yang sudah tidak bisa dibilang pantas untuk orang datang berkunjung, cukup membuat Sejeong sedikit tidak yakin akan tindakannya.

Sejeong menurunkan tangannya dari bell pintu dan membalikkan badannya untuk beranjak pergi. Namun, saat Sejeong ingin melangkahkan kaki untuk meninggalkan tempat tersebut, terdengar suara pintu yang terbuka.

Sejeong langsung membalikkan badannya kembali, mencoba peruntungannya jika yang membuka pintu adalah orang yang diharapkannya.

Dayung pun bersambut, dilihatnya Taeyong di depan pintu yang masih setengah sadar sambil mengusap kasar matanya untuk menyakinkan apa yang sedang dia lihat.

Dengan senyuman yang merekah dengan sempurna di wajah cantiknya, Sejeong berjalan cepat menghampiri Taeyong yang masih mencoba untuk mencerna apa yang sedang terjadi.

"Oppa………" ucap Sejeong setelah dia berdiri persis di depan tubuh Taeyong.

"Sejeong-ah.." balas Taeyong ragu seakan masih tidak percaya jika wanita yang sangat dia rindukan ini ada di depan matanya, memanggil namanya.

Tanpa menunggu perintah dari siapapun, Sejeong menghamburkan tubuhnya ke tubuh Taeyong. Memeluk erat tubuh yang sudah menjadi candu untuknya. Menghirup dalam aroma khas milik Taeyong yang terasa sangat menenangkan.

"Bisakah Oppa berjanji padaku, jika tidak akan ada wanita lain selain aku di hatimu. Bisakah Oppa berjanji, jika Oppa tidak akan menyakitiku lagi?" Tanya Sejeong yang masih setia memeluk erat tubuh Taeyong.

Taeyong yang telah sadar sepenuhnya, membalas pelukan Sejeong dengan erat. Mencium pucuk kepala wanitanya berkali-kali.

"Aku berjanji Sejeong-ah." Jawab Taeyong yakin.

Can't Help Falling in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang