Chapter 28 - Perasaan Itu Masih Ada

185 40 18
                                    

Flashback

Wendy masih menjaga Sejeong yang masih tertidur lelap. Sesekali dia mengusap lembut tangan sahabatnya tersebut.

“Sejeong-ah, kumohon bangunlah. Ada apa denganmu?” monolog Wendy yang berharap Sejeong agar terbangun.

Wendy merasakan adanya sedikit pergerakan dari jari tangan Sejeong, tak beberapa lama pun Sejeong membuka kedua matanya secara perlahan. 

“Sejeong-ah, apakah kamu sudah sadar?” tanya Wendy panik.

Sejeong mengerjapkan kedua matanya untuk melihat Wendy, “Eon--nii..” ucap Sejeong terbata.

“Iyah Sejeong-ah, sebentar aku akan panggilkan dokter terlebih dahulu.” Wendy meninggalkan Sejeong sebentar dan kembali bersama dengan dokter dan perawat untuk memeriksa keadaan Sejeong.

Wendy memperhatikan Sejeong yang sedang diperiksa keadaannya. 

“Pasien sudah baik-baik saja, setelah cairan infusnya sudah habis, pasien bisa meninggalkan rumah sakit.” ucap sang dokter menjelaskan keadaan Sejeong, kemudian berpamitan.

“Baik Dokter, terima kasih.” balas Wendy.

“Sejeong-ah, sebenarnya apa yang sedang terjadi? Bagaimana kamu bisa ada di sini? Dan kenapa kamu bisa bersama dengan Jaehyun? Lalu bagaimana dengan Taeyong?” tanya Wendy beruntun.

Sejeong memposisikan dirinya untuk duduk sambil bersandar pada bagian atas ranjangnya. “Eonni, apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanya Sejeong sambil menatap sendu Wendy.

Wendy semakin tidak mengerti akan ucapan Sejeong. “Sejeong-ah, kumohon ceritakan semuanya padaku!” pinta Wendy.

Sejeong menceritakan semua yang terjadi padanya malam ini sambil meneteskan air mata. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya menahan rasa sakit pada hatinya.

Wendy memeluk tubuh Sejeong, dia mengusap-usap punggung Sejeong mencoba untuk menenangkannya.

“Sudah jangan menangis lagi Sejeong-ah. Aku ada di sini.” ucap Wendy.

“Eonni, bisakah kita pergi dari sini?” tanya Sejeong.

“Eoh,, baiklah, ayo kita pergi.” balas Wendy sambil membantu Sejeong dan kemudian meninggalkan rumah sakit.

Keduanya kini tengah berada di kamar hotel milik Sejeong.

“Apa yang harus aku lakukan Eonni?” tanya Sejeong pada Wendy yang sedang membantunya untuk berbaring.

“Sejeong-ah, bukankah lebih baik jika kamu mendengarkan penjelasan Taeyong terlebih dahulu. Aku tidak bilang jika Taeyong tidak bersalah, karena saat ini Taeyong memang bersalah. Namun tentunya kita tahu bagaimana sifat Taeyong, terlebih bagaimana perasaannya terhadapmu. Jadi,bagaimana jika kamu memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan padamu.” ucap Wendy hati-hati.

“Jika pun nanti apa yang akan dia sampaikan padamu semakin membuatmu sakit, setidaknya kamu mendengarnya dari dirinya langsung, bukan dari siapa-siapa. Kamu juga bisa memutuskan langsung apa yang akan terjadi diantara kalian setelah itu.” lanjutnya.

Sejeong masih mendengarkan Wendy, dia juga merasa harus mendengar langsung penjelasan dari Taeyong tentang apa yang terjadi sebelumnya. Namun dia juga takut jika apa yang akan dia dengar nanti justru malah makin menyakiti hatinya. Dia merasa belum siap akan itu.

“Tapi aku minta padamu, tolong jangan memperlihatkan pada Taeyong bagaimana perasaanmu saat ini. Bersikaplah seperti biasa, bersikaplah jika kamu dalam keadaan baik-baik saja. Jadi saat kalian membicarakannya, dia tidak ada alasan untuk berbohong kepadamu. Jika dia sampai berbohong padamu, berarti dia sedang menutupi sesuatu dan itu sangat-sangat tidak menghargaimu sebagai kekasihnya.” ucap Wendy. “Jadi, usap air matamu! Tersenyumlah. Semua akan baik-baik saja.” lanjutnya.

Can't Help Falling in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang