Chapter 9 - Suatu Hari di Yeosu

344 50 3
                                    

Semenjak Sejeong dan Taeyong memutuskan untuk berkencan hampir dua bulan yang lalu, keduanya memang jarang sekali bertemu dikarenakan kesibukan masing-masing.

Namun hal itu tidak menghalangi mereka untuk tetap berkomunikasi. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi di zaman modern seperti sekarang, mereka saling bertukar kabar dengan mengirim pesan, melakukan panggilan telepon dan video call.

Seperti halnya malam ini, setelah menyelesaikan kegiatan masing-masing kedua sejoli yang sedang kasmaran itu tengah asyik berteleponan untuk melepaskan rasa rindu.

"Kamu sudah makan Oppa?" Tanya Sejeong.

"Hehm, baru saja, tadi kami membeli daging untuk dipanggang di asrama." Jawab Taeyong. "Sejeong-ah, minggu ini apakah kita bisa pergi berkencan?" Tanya Taeyong kemudian.

"Minggu ini?" Sejeong tampak sedang mengingat-ingat jadwalnya sebelum menjawab Taeyong. "Aku ada syuting iklan di daerah Yeosu, tapi kemungkinan bisa selesai sebelum sore." Jawab Sejeong terdengar menyesal.

Taeyong tampak berfikir sejenak. Jarak dari Seoul ke Yeosu kira-kira 4 jam jika ditempuh dengan mobil. Dia rasa masih punya waktu untuk berkencan dengan Sejeong jika dia menyusulnya ke Yeosu.

"Tidak apa-apa Sejeong-ah. Bagaimana kalau kita berkencan di sana saja? Aku akan menyusulmu, kebetulan hari minggu aku tidak ada jadwal sama sekali, jadi aku bisa berangkat pagi-pagi dan menunggumu selesai syuting." Ajak Taeyong bersemangat.

"Benarkah? Wahhh bagus sekali Oppa, kita bisa menikmati Yeosu di malam hari." Jawab Sejeong tidak kalah riang.

"Hehehe baiklah, sudah diputuskan. Minggu ini kita akan berkencan di Yeosu." Kata Taeyong yang diakhiri dengan kekehan tawanya. "Ahhh aku jadi tidak sabar, aku sangat merindukanmu Sejeong-ah" lanjut Taeyong.

"Hehehehe iyah Oppa, aku merindukanmu juga." Ucap Sejeong sambil tersipu malu.

Keduanya terus melanjutkan perbincangan mereka. Seperti tidak kehabisan bahan obrolan, mereka membicarakan apapun asal dapat mendengar suara keduanya. Hingga rasa kantuk yang mengalahkan keinginan mereka untuk terus berbincang.

Minggu pun tiba, pagi-pagi sekali Taeyong sudah rapi dan siap untuk berangkat. Ketika dia sedang mengikat tali sepatunya, Taeil yang kebetulan ingin ke dapur merasa aneh melihat Taeyong sudah rapi.

"Mau kemana kau sepagi ini?" Tanya Taeil menghampiri Taeyong.

"Hehehe berkencan." Jawab Taeyong jujur. "Tapi jika ada yang menanyakanku bilang saja aku pergi ke rumah orang tua ku yaa Hyung. Oia, jika berjalan lancar kemungkinan aku tidak pulang malam ini, hehehe" Lanjut Taeyong sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Taeil.

"Hyaaakk, kau ini! Jangan berbuat macam-macam. Usahakan juga untuk pulang saja!" Jawab Taeil kesal.

Taeyong hanya mengangkat bahunya cuek, dan pergi meninggalkan Hyungnya.

"Dasar anak itu. Setelah berkencan mengapa sikapnya jadi makin susah ditebak." Taeil memutuskan untuk kembali ke kamarnya dia sampai lupa dengan tujuan utamanya untuk pergi ke dapur.

Tanpa Taeyong dan Taeil sadari, Jaehyun mendengar percakapan keduanya. Jaehyun sama seperti Taeil, terbangun karena ingin mengambil air minum, tapi dia lebih dulu berada di sana sebelum Taeil dan Taeyong berbincang.

"Sepertinya aku memang benar-benar sudah kalah dan harus menyerah." Ucap Jaehyun pelan.

***

Taeyong sedang mengemudikan kendaraannya dengan perasaan yang sangat bahagia. Ini pertama kali baginya dan Sejeong untuk berkencan di luar seperti ini. Biasanya mereka hanya berkencan di apartemen Sejeong.

Can't Help Falling in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang