PROLOG

6.9K 146 13
                                    

Annyeong 👋

Call me Miawww not author.

Genre: roman, komedi, adult (dikit)

Rules cerita ini
1. WAJIB MENINGGALKAN JEJAK (FOLLOW, KOMEN, VOTE)
2. DILARANG MEMBAWA CERITA LAIN DISINI
3. JIKA ADA KESAMAAN MURNI KETIDAK SENGAJAAN

Harap bijak dalam membaca ⚠️🔞

Happy reading

__________________________________________

•••
Kelab, tempat yang selalu di penuhi dengan berbagai macam jenis kebisingan terutama kebisingan dari musik DJ yang nyaring, bau minuman beralkohol yang menusuk indra penciuman dan para manusia yang biasanya di cap tidak benar karena berada di tempat bebas yang belum bisa di terima oleh masyarakat. Namun, untuk seorang Debora Johanna kelab merupakan rumah kedua setelah apartemen tempat dia hanya untuk menumpang tidur dan mandi saja. Kelab bukan hanya tempat Debora untuk rehat sejenak dari rutinitas yang membosankan tapi juga tempat bersenang-senang untuk melupakan sejenak kenyataan hidup yang tidak sesuai dengan yang dia inginkan.

Dengan dress hitam mininya, perempuan berambut tebal hitam legam itu mulai mengikuti alunan musik, turut memanaskan Dance floor dengan gerakan seksinya yang menarik banyak mata pria. Musik DJ yang semakin keras membuat para pengunjung semakin bersemangat hingga meloncat-loncat mengikuti alunan musik yang terasa membakar.

Setelah puas menari Debora kembali ke meja bar menikmati Cognac untuk menghilangkan dahaganya yang kering akibat terus berteriak kegirangan selama menari.

Di tengah Debora yang sudah hampir menghabiskan setengah botol minumannya seorang pria bertubuh sedikit atletis serta garis wajah yang tegas menghampirinya dengan senyum manis yang cukup memikat. Keduanya hanya menyapa lewat gerakan mata, kemudian pria itu menuangkan minuman ke sloki Debora yang sudah kosong setelah mendapatkan ijin tentunya.

Debora dan pria itu saling melempar tatap yang hanya mereka berdua mengerti, kemudian dalam satu tegukan menghabiskan minuman secara bersamaan. Debora kembali mengisi sloki mereka lantas kembali meneguk dengan rasa puas yang di sertai dengan rasa bahagia.

"Gue Bina." Pria bernama Bina itu menjabat tangan Debora lalu mencium punggung tangan Debora dengan berani seolah sudah saling mengenal satu sama lain.

"A sexy way to introduce yourself," puji Debora jujur.

Jika biasanya orang-orang memperkenalkan diri terlebih dahulu saat menghampiri nya, setelahnya baru menuangkan minuman, maka tidak dengan pria bernama Bina itu. Walaupun dia bukan pria pertama yang berani mencium tangan putih dan halus Debora.

"Debora. Debora Johanna," balas Debora dengan senyum tipis yang mampu membuat para kaum hawa menggila melihatnya.

"A beautiful smile." Tatapan Beni yang awalnya tertuju pada mata bulat Debora lantas turun pada bibir Debora yang manis di tambah lagi ada tahi lalat di atas bibir sebelah kanan perempuan itu.

Bina berdiri lalu menjulurkan tangan kanannya pada Debora dengan tubuh sedikit membukuk untuk mengajak perempuan itu menari bersama.

"Dengan senang hati." Debora menerima uluran tangan Bina lantas kembali menari di atas Dance floor yang semakin padat hingga membuat semua orang menari berdekatan karena tidak ada lagi ruang untuk memberi jarak. Seolah sudah saling mengenal lama dua orang itu menari dengan mesranya bahkan sampai tidak peduli dengan sekitar yang sesekali menyenggol tubuh mereka karena ramainya yang sedang menari.

DEBORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang