1. PELAKOR

3.2K 77 2
                                    

Annyeong 👋

Please guys, budidayakan Follow dulu sebelum baca setelah itu Vote dan komen. Karena semakin banyak Vote dan komen maka semakin cepat Miawww update.

Jadi jangan biasakan diri jadi Secret Readers!

Happy reading

•••

"AKHHH..."

Debora yang baru saja bangun dari tidur siangnya langsung berteriak seperti baru saja bermimpi melihat hantu tanpa kepala yang sangat menyeramkan sedang menatapnya dengan tajam. Sangking kerasnya perempuan itu berteriak rasanya bangunan apartemen dua puluh lima lantai yang dia tinggali itu seperti mengalami guncangan sesaat. Bahkan sepertinya tetangga yang berada di sebelah kiri, kanan, atas dan bawa bisa mendengar teriakkan nyaring Debora.

Perempuan itu kembali berteriak ketika wajahnya mendapatkan sebuah lemparan boneka dari seorang perempuan yang tengah duduk lesehan menikmati makan siang sembari menonton film romantis di Netflix.

"AKHHH ... JOYI ... SAKIT ..."

"Berisik!"

"Lo kenapa nimpuk muka gue?"

"Karena lo berisik."

"Wow," gumam Debora ketika tidak sengaja melihat adegan dewasa di depannya, di mana toko dalam film tersebut sedang berciuman mesra. Debora bahkan sampai lupa akan rasa kesalnya pada Joyi yang telah melempar wajah cantiknya dengan boneka.

Joyi lantas berdecak melihat tingkah Debora yang menatap layar televisi tanpa berkedip.

Mata Debora membulat bersamaan dengan dia menutup mulutnya ketika adegan dalam film itu semakin berani. "Anjir gue jadi pengen nikah."

"Lo pengen nikah atau pengen bercinta kayak yang di film itu?" tanya Joyi sarkas.

"Ya dua-duanya lah," balas Debora jujur di sertai cengiran menjijikan. "Lagian lo ngapain nonton film begituan sendirian? Siang-siang pula."

"Mana gue tau kalau itu film ada adegan begituan gue cuman asal nonton aja tadi."

Debora kemudian duduk setelah adegan dalam film berubah, dia lantas langsung melempar boneka pisang itu ke sembarang arah. Di pijatnya pelipisnya yang berdenyut sakit karena efek minuman alkohol semalam yang belum hilang di tambah lagi dia malah berteriak. Debora lalu merenggangkan tubuhnya yang terasa begitu pegal, tidur di sofa membuat dia jadi tidak bisa bergerak bebas ketika tidur. Namun, karena kebodohannya sendiri yang memaksa dia harus tidur di atas sofa.

Tanpa ijin dan tanpa bertanya perempuan yang sepenuhnya belum sadar dari tidurnya itu langsung mengambil kopi Joyi yang masih utuh untuk mengembalikan kesadarannya.

Joyi menatap Debora tidak habis pikir, entah kemana perginya kesopanan temannya itu ketika sedang bersama orang luar. Joyi kemudian beranjak pergi ke dapur untuk mengambil sup yang dia buat lalu meletakkan sup itu di atas meja.

"Lo sadar gak sih lo lagi ada dimana?" tanya Joyi setelah Debora berhenti meneguk kopinya.

Debora melihat sekelilingnya dengan mata yang sudah terbuka lebar berkat kopi enak buatan Joyi. Apartemen yang tertata rapi, wangi dan juga bersih, saking bersihnya sangat susah untuk menemukan sebutir debu. Belum lagi setiap sudut ruangan yang di tata sedemikian rupa membuat mata jadi tidak bosan memandang.

Debora jelas tau sedang berada dimana. Dia jelas berada di apartemen Joyi tetangga sebelahnya sekaligus sahabat terbaiknya yang selalu menjadi tempat dia berkeluh kesah terutama ketika stress dengan keadaan apartemen nya yang sangat jauh dari kata rapi apa lagi bersih.

DEBORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang