33. IKUT CAMPUR

866 74 11
                                    

Annyeong 👋

Huaaa😭 satu part lagi End

Kira-kira apa yang bakal terjadi sama rumah tangga Bina dan Debora?

Jangan lupa vote + komen + follow ya🥰

Happy reading 🥰

•••

"Emm mas, Debora,,," panggil Danis di tengah obrolan Debora dan papa. "Ada tamu."

"Siapa?" tanya Papa

Tanpa perlu di jawab Debora dan papa langsung tau siapa tamu yang datang dari mata Danis yang menatap Debora.

Papa kemudian berdiri. "Ayo Nak," ajak papa karena Debora tidak bangkit dari duduknya.

"Aku gak mau ketemu mereka Pa," tolak Debora.

"Papa tau, tapi kita harus selesaikan semuanya." Papa mengusap puncak kepala anaknya penuh sayang. "Kamu dan Bina memulai hubungan secara baik-baik, jadi kamu juga harus selesaikan hubungan kalian secara baik-baik Nak."

Debora diam sesaat, kembali menimbang untuk kembali bertemu dengan Bina dan keluarganya. Tapi yang di katakan papa ada benarnya, jika Debora ingin menyelesaikan semua ini maka harus di selesaikan secepat dan sebaik mungkin agar nanti tidak akan menimbulkan masalah atau meninggalkan jejak.

Dengan perasaan berat Debora pun berdiri, di rangkulannya lengan papa untuk menuju ruang tamu bersama.

Saat sampai di ruang tamu, Bina dan keluarganya yang sudah duduk kemudian berdiri bersamaan. Tanpa menatap mata Bina yang menatapnya, Debora justru memutar bola matanya malas. Lagi dan lagi Bina datang bersama keluarga besarnya, tanpa terkecuali. Termasuk kedua istri Abangnya itu.

"Silahkan duduk," suruh papa yang kemudian juga ikut duduk dengan Debora berada di tengah papa dan Danis

Sebelum membuka percakapan papa Seno tampak menghela napas sebentar. Dari wajahnya terlihat jelas rasa kecewa dan juga malu.

"Sebelumnya saya dan keluarga besar minta maaf karena sudah gagal menjaga dan membahagiakan putri pak Johan."

Papa tersenyum sambil menggeleng. "Mas dan keluarga tidak perlu minta maaf pada saya. Kita semua sama-sama taukan bagaimana kedua anak kita ini. Lagi pula semua juga sudah terjadi, dan mungkin keduanya memang tidak cocok itu sebabnya hal ini bisa terjadi."

"Enggak pak, ini memang kesalahan kami. Bahkan saya rasa minta maaf pun tidak akan bisa menyembuhkan rasa sakit Debora."

Mendengar perkataan mama Salma, Debora tersenyum miring.

"Kita sama-sama orang tua mbak, kita jelas mau yang terbaik untuk anak kita kan? Jadi jangan terlalu menyalahkan diri sendiri mbak, tidak ada orang tua yang mau rumah tangga anaknya seperti ini," tambah Danis yang ikut menyayangkan. "Emm dan sebenarnya mungkin akan lebih baik jika kita tidak terlalu ikut campur dalam rumah tangga Bina dan Debora. Mereka bukan anak kecil lagi, mereka tau apa yang harus mereka pilih dalam hidup dan juga rumah tangga mereka."

Debora menatap Oma yang seperti nya tersindir atas perkataan Danis. Sedangkan dalam hati Debora sangat senang.

"Ya kamu benar, sepertinya saya terlalu ikut campur dalam urusan mereka." Kata Oma kemudian. "Tapi saya tidak ada maksud lain, saya hanya ingin yang terbaik untuk cucu dan menantu saya."

Lagi, Debora tersenyum kecut mendengar penuturan Oma yang tetap tak ingin kalah dan di salahkan. Padahal semua ini terjadi bermula dari Oma.

"Setelah terlalu ikut campur, apa rumah tangga cucu dan menantu ibuk baik-baik saja? Enggak kan Buk?" tanya Danis yang mulai tersulut emosi. "Saya pribadi gak ngelarang ibuk untuk ikut campur, karena saya pun terkadang suka mengatur anak saya, karena itu adalah naluri semua orang tua. Tapi semua ada batasannya kan buk, apa lagi keduanya sudah menikah, mereka pasti punya privasi yang gak boleh kita tau."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEBORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang