Annyeong 👋
Bisa yuk sebelum baca Follow Miawww dulu. Abis itu vote dan spam komen
Please jangan jadi Secret Readers
Kalian tau gak sih, selain nulis bikin penulis senang. Dapat timbal balik dari pembaca juga hal yang paling buat penulis senang dan semangat🥰
Maaf ya kalau penulisan nya berantakan, nanti Miawww perbaiki. Sekarang update aja dulu😁
Jika ada typo tolong bantu tandai ya guys. Terimakasih🥰
Happy reading
•••
Debora menggigit bibir dalamnya kuat sedangkan kedua tangan nya saling mencengkram dengan erat. Kepala Debora sangat tertunduk, dia benar-benar tidak berani menatap wajah semua orang yang berada di depannya, terutama wajah Bina. Pria yang hari ini benar-benar kecewa padanya.
Semuanya diam, suasana terasa begitu canggung dan dingin. Tidak ada yang bersuara, benar-benar hening seperti tidak ada orang. Dan hal itu membuat Debora merasa tidak nyaman dan takut.
Debora mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat raut wajah semua orang. Seketika dia langsung meringis karena melihat semua raut wajah mereka sama tidak ada ekspresi, kecuali Deril yang malah menatap dirinya tajam seperti ingin di habisi.
"Emm ..." Debora berdehem, berusaha memecahkan keheningan yang mencekiknya. Lalu dia kembali melirik Bina yang duduk depannya tepatnya di samping papa Seno.
"Aku ... aku minta maaf ..." kalimat yang sejak tadi ingin Debora ucapkan akhirnya keluar dengan terbata. "Aku, aku gak ada maksud untuk kabur dari pernikahan ini. Aku minta maaf."
Debora kembali melirik Bina yang menunduk dengan wajah yang tampaknya sedang berpikir keras.
"Bina ... Aku minta maaf ... Aku benar-benar gak ada niatan untuk kabur__"
"Gak usah di bahas," Bina yang sejak tadi diam pun akhirnya bersuara dengan wajah kecewa nya. "Aku capek, mau istirahat." Bina kemudian berdiri dan pergi tanpa pamit pada yang lainnya.
Debora hanya bisa menatap punggung Bina dengan mata berkaca-kaca, Bina pasti kecewa dan marah padanya sekarang. Debora tau apa yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan besar, tapi dia tidak ada niatan seperti itu sejak awal, hati Debora hanya sedang dilema, dia pergi karena ingin menenangkan pikiran dan meyakinkan hatinya.
"Papi benar-benar udah gak ngerti lagi sama jalan pikiran kamu Bor," Johan menghela napas seraya memijat pelipisnya yang mendadak pusing karena kecewa dengan putrinya, Debora. "Kamu yang pengen nikah tapi kamu malah kabur dari pernikahan kamu sendiri."
"Aku Minta maaf tapi aku benar-benar gak ada niatan kaya gitu sejak awal Pi. Aku cuman__"
"Cuman apa?" Sela Nining, terlihat jelas di wajah perempuan itu jika dia sangat marah pada Debora. Dina yang berdiri di samping Nining menyenggol lengan perempuan itu agar tidak perlu ikut campur. "Kamu teh cuman mau mempermalukan keluarga besar kita aja gitu?"
"Enggak gitu mbak," balas Debora tak terima atas perkataan Nining.
"Kamu teh enggak merasa bersalah ya?" Tambah Nining yang semakin membuat Debora emosi di buatnya.
"Nining diam," suruh Oma. "Mending kamu urus anak-anak kamu."
Selanjutnya Dina lalu menarik tangan Nining agar pergi dari sana dan di ikuti oleh Robi.
"Masalahnya sudah selesa jadi tidak perlu kalian bahas lagi." Oma menatap Debora yang kembali tertunduk. "Dan kamu, lebih baik sekarang kamu pergi istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEBORA
Romance"Gue benci kehangatan keluarga, tapi gue pengen punya pasangan untuk berbagi cerita." "Perkenalkan ini calon istri saya" Bagi Debora Johanna, Kelab adalah rumah keduanya setelah apartemen, tempat dia untuk menumpang mandi dan tidur saja. Menurut Deb...