15. CHILDFREE?

1K 45 1
                                    

Annyeong 👋

Sebelum baca jangan lupa di vote + Follow biar dapat notifikasi update dari Miawww

Jangan lupa spam komen nya juga😉

Happy reading 🥰

•••

"WHAT?!__" Joyi langsung merapatkan bibirnya saat sadar jika beberapa pasang mata melihat kearahnya dengan kaget. Joyi lantas memajukan kepalanya lebih dekat dan berbisik pada Debora yang duduk di depannya. "Lo serius minum pil KB?"

Debora hanya mengangguk lemah. Bukan karena menyesal tapi dia takut jika bina suaminya dan keluarga tau.

"Lo gila ya Bor?!" tanya Joyi tidak habis pikir.

"Jelas enggak Joyi," bantah Debora cepat.

"Ya terus kenapa lo memutuskan untuk childfree tanpa sepengetahuan Bina dan keluarga lo?"

Joyi tau sejak awal Debora memutuskan untuk menikah agar dia memiliki teman, pasangan hidup yang akan menjadi tempat dia untuk pulang dan berbagi. Debora sama sekali tidak pernah memikirkan perihal anak. Namun yang membuat Joyi kaget adalah karena Debora yang mengambil keputusan tersebut secara sepihak tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan suaminya, Bina.

Dari luar Debora memang terlihat begitu ceria, bahagia, bebas akan hidupnya layaknya tidak memiliki masalah. Tapi yang sebenarnya adalah Debora sangat kesepian setelah kepergian mamanya dan kemudian papa nya menikah lagi. Dunia Debora yang ceria itu sudah hilang sejak lama.

Dan kelab serta minuman ber-alkohol lah yang menjadi tempat Debora mengadu ketika dia merasa tidak di inginkan dan tidak punya tempat untuk berbagi cerita. Namun setidaknya masih ada Joyi, orang yang selalu mengerti Debora serta mau mendengarkan Debora.

"Jo, Lo tau kan kalau sampai kapanpun gue gak mau punya anak." Ungkap Debora pada Joyi untuk kesekian kalinya sampai Joyi muak mendengar itu. "Ralat, gue gak bisa memiliki anak."

Ulang Debora yang membuat Joyi kembali teringat akan masa kecil Debora yang kurang menyenangkan bersama ibu tirinya.

"Lo bukan gak mau atau gak bisa. Tapi lo takut kan Bor?" Tebak Joyi yang sudah tau alasan jelas Debora tidak mau memiliki anak. "Bor, come on. Buang pikiran buruk dan lupain masa lalu lo itu."

Joyi tau dia sendiri pun bahkan tidak memiliki hak untuk berkata demikian, tapi ini semua demi kebaikan rumah tangga sahabat nya.

"Gue tau Lo masih ada trauma akan perihal tentang seorang anak yang hanya merepotkan." Joyi menggerakkan dua jari nya yang artinya sebuah kutipan. "Gue gak bakal minta lo untuk punya anak, karena gue sendiri pun gak mau punya anak. Tapi setidaknya lo diskusikan dulu sama Bina, karena ini rumah tangga kalian berdua. Lo gak bisa ambil keputusan sendiri kayak gini Bor, lo udah punya suami. Gue yakin Bina bakal paham dan ngertiin lo kok."

Debora menggeleng seraya tersenyum hambar.

"Bina gak bakal paham Jo apa yang gue mau, dia gak bakal dengerin gue karena Bina cuman mau dengerin kata keluarganya." Debora tidak ada maksud menjelekkan suaminya di depan sahabat nya, tapi itulah kenyataannya. Bina memang mendengar apa yang Debora katakan tapi ketika keluarga sudah mulai ikut suara apa lagi Oma, maka Bina lebih mendahulukan omongan keluarga.

Seperti pergi ke kelab contoh nya. Bina tidak pernah melarang Debora untuk pergi ke kelab atau mengomentari cara dia berpakaian. Tapi setelah Oma dan yang lain ikut memberikan suara maka Bina akan mendengarkan itu semua. Dan sekarang Bina telah melarang keras Debora ke kelab.

"Dan lagi pun, Bina sangat ingin punya anak, Jo. Gue gak mungkin ngomong hal ini ke dia. Yang ada dia bakal marah sama gue." Lanjut Debora.

"Dia bakal lebih marah lagi kalau tau selama ini lo minum pil KB Bor," tekan Joyi.

DEBORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang