Annyeong 👋
Miawww is back
Buat kalian yang baca, please tinggalkan jejak. Vote and spam komen.
Happy reading
•••
Empat bulan kemudianDi mana ada Kelab maka di situ ada Debora. Seolah Debora di ciptakan memang untuk menghabiskan setiap malamnya di tempat berisik yang di penuhi dengan manusia yang sama dengannya. Dan hidup Debora akan mati tanpa adanya musik DJ, lampu warna-warni, menari dan minuman beralkohol.
Hidup Debora yang sepi dan membosankan hanya akan menyenangkan ketika berada di kelab, karena Debora menemukan jati dirinya di kelab. Itu sebabnya Debora memiliki impian menemukan pujaan hati di kelab juga, seseorang yang sama seperti dirinya dan juga mengerti dirinya.
Karena menurutnya jika dia memiliki pasangan yang juga suka kelab, pasangannya itu tidak mungkin melarang dia untuk tidak pergi ke kelab.
Pencahayaan lampu warna-warni mengikuti alunan musik DJ yang semakin memeriahkan suasana kelab yang semakin larut bukannya sepi justru malah semakin ramai dan menyesakkan. Semua insan yang ada di atas dance floor menari dengan gaya mereka masing-masing.
"IT'S TIME FOR THE PARTY!" teriakan Debora semakin membuat para pengunjung yang ikut menari bersamanya bersemangat.
Berpesta lah seolah besok kamu tidak bisa lagi berpesta, pepatah itulah yang Debora terapkan pada dirinya. Maka dia harus bersenang-senang sepuasnya karena tidak ada yang tau apa yang akan terjadi besok. Bisa saja kan besok Debora harus meringkuk di atas brankar rumah sakit.
Pria berkemeja yang tiga kancing teratasnya terbuka mendekat dan langsung memeluk pinggang Debora dengan mesra dari belakang.
Debora berbalik sambil tersenyum kemudian melingkarkan tangannya di leher pria itu dengan mesra.
"Aku kira kamu gak datang."
"This is your night honey," bisik Bina tepat di telinga Debora.
Alunan musik DJ tiba-tiba perlahan mulai mengecil. Kening Debora berkerut melihat gerakan serentak pengunjung yang perlahan ikut mundur dari dance floor seiring dengan musik, hanya tinggal dia dan Bina yang berada di tengah-tengah.
Dan setelahnya suasana menjadi hening karena musik benar-benar sudah berhenti dan para pengunjung diam tanpa suara. Selanjutnya lampu langsung menyorot ke arah mereka hal itu membuat Debora semakin bingung.
Bina kemudian berlutut di depan Debora dengan sebuah Cinta indah di tangan pria itu.
"Will you marry me?" Pertanyaan Bina seakan membuat waktu sejenak berhenti berputar. Tidak ada yang bersuara ataupun bergerak termasuk Debora yang mendadak beku di tempat, masih berusaha mencerna.
"Debora Johanna. Will you marry me?" ulang Bina lagi.
Debora mengangguk kemudian langsung memeluk Bina ketika pria itu sudah memasangkan cincin di jari manisnya. Suasana kembali ramai karena tepuk tangan riuh dari pengunjung yang ikut bahagia dengan lamaran Bina. Musik DJ kembali di putar lalu semuanya kembali menari penuh gairah.
Bina menakup pipi Debora dengan kedua tangan nya. "I love you, I hope we will forever love each other"
"of course, I will love you forever," balas Debora.
Debora lalu mencium ujung hidung Bina yang kemudian di balas Bina dengan mencium bibir ranum Debora dengan sangat lembut. merasakan dan menikmati setiap inci bibir manis Debora.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEBORA
Romance"Gue benci kehangatan keluarga, tapi gue pengen punya pasangan untuk berbagi cerita." "Perkenalkan ini calon istri saya" Bagi Debora Johanna, Kelab adalah rumah keduanya setelah apartemen, tempat dia untuk menumpang mandi dan tidur saja. Menurut Deb...