6. MBAK DEBORA

1.6K 70 13
                                    

Annyeong 👋

Masih pada nungguin cerita absurd ini gak ya?

Semoga masih ya

Btw, yang belum Follow Miawww, follow dulu yuk. Biar selalu dapat notifikasi update dari Miawww

And please, jangan jadi Secret Readers dong. Tolong tinggal kan jejak kalian dengan Vote dan spam komen.

Miawww tunggu ya

Terimakasih

Happy reading

•••

Joyi mengangguk-anggukkan kepala mengerti dengan semua cerita Debora tentang kejadian dia bertemu dengan keluarga Bina untuk pertama kalinya.

"Jadi gue harus gimana Jo?" tanya Debora frustasi.

"Gak harus gimana-gimana lah," Joyi kembali duduk setelah mengambil segelas air karena haus mendengar cerita Debora yang sangat panjang bahkan tidak ada koma dan titip dalam setiap perkataannya sampai Joyi tidak bisa menyela atau bahkan memotong. "Tinggal lo ikutin aja apa kata Oma, bereskan?"

"Kepala lo beres!" Debora melempar tissue basah bekas dia melap tangannya yang berkeringat pada Joyi kesal. "Lo tau, gue jelas gak bisa."

"Why? You're not a virgin anymore?"

"Ya masih lah anjir!" seru Debora.

"Terus kenapa lo gak bisa? tinggal test doang, udah kelar tuh masalah."

"It's not that easy Jo. tu nenek-nenek rendahin gue seolah gue bukan perempuan baik-baik dan gue gak pantas untuk cucunya."

Joyi memandang Debora dari atas sampai bawah, penampilan Debora sudah cukup menjawab semuanya. Dress satin ketat cokelat tanpa lengan dan hanya setengah paha yang sangat amat membentuk tubuh, jadi wajar Oma Bina beranggapan demikian tentang Debora. Jika Joyi yang berada di posisi Oma dia pasti akan beranggapan sama.

"Ya mau gimana lagi Bor? udah resiko lo, lagian lo ngapain datang ke rumah calon suami lo dengan pakaian gak sopan? Jadi ya lo jangan marah dong."

Debora menggeram. "Lo sebenarnya teman siapa sih Jo? Teman gue atau teman Oma Bina? Nyalahin gue mulu lo"

"Gue gak nyalahin, tapi emang kenyataannya gitu," kata Joyi tidak peduli Debora akan merasa tersinggung atau bahkan marah. "Lagian yaudah sih, tinggal test doang juga ribet banget sih lo pake acara gak mau."

"Gue ribet?" Debora menunjuk dirinya sendiri sedang Joyi mengangguk. "Bukan gue yang ribet tapi si nenek tua itu."

"Semua gak akan ribet Bor kalau lo ngikut apa yang Oma Bina minta."

"Jo, yang gue permasalahkan itu bukan tentang test keperawanan atau bahkan test kesuburannya aja. Lo paham gak sih sama cerita gue Jo?" tanya Debora ulang. Lama-lama dia muak dengan Joyi yang hanya fokus pada test.

"understand.  I really understand Debora Johanna," tekan Joyi. "Lo syok dengan latar belakang keluarga Bina belum lagi ipar nya yang nyebelin dan keponakannya juga memusingkan. Tapi kalau lo emang cinta sama Bina itu semua bukan suatu alasan Bor. But if you really can't do it, you have to withdraw from now on"

"Gue cinta sama Bina mana mungkin gue mundur," gumam Debora. "Tapi untuk berada dalam lingkungan keluarganya berat untuk gue."

"Kalau berat ngapain lo Nikah Bor? Menikah itu untuk membentuk dan menyatukan dua keluarga, bukan hanya bercinta tiap malam seperti yang lo pikirkan."

DEBORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang