[27]. APA?

13.8K 944 3
                                    

"Jika dulu alasan saya hidup adalah mengingat Allah dan Mama, maka sekarang saya punya alasan hidup yang baru dan istimewa bagi saya"

-ANJAS-

🌟🌟🌟

***

~HAPPY READING~

"Saya juga bingung, bagaimana cara mengatakan pada anak-anak bahwa saya harus menikahi kamu Novi"

Deg!

Bagai diterjang badai, hati Anjas sungguh campur aduk sekarang. Bingung, kaget, sedih, kecewa kembali, tidak menyangka, semua jadi satu.

Tak hanya Anjas, Galaksi geng yang mendengar itu juga tak kalah kaget nya. Apalagi Aqeela dan Diandra.

BRAK!

Semua menjingkat kaget sebab Anjas menggebrak pintu itu dengan kasar. Pak Imam dan Bu Novi langsung menatap Anjas kaget dan panik.

"Anjas." Gumam Pak Imam.

"Katakan sekali lagi, apa yang anda katakan tadi?" Ucap Anjas dengan nada yang tak bersahabat.

"Anjas ini nggak seperti yang kamu pikirkan, nak. Kamu belum tau yang sebenarnya." Jelas Pak Imam.

"Memang apa yang saya pikirkan? Apa menurut anda, anda ada ruang dipikiran saya?" Ucap Anjas datar.

"Nak dengarkan Papa-"

"Saya sudah membuka hati untuk memaafkan anda, tapi lagi-lagi anda menyakiti saya. Apa yang anda inginkan sebenarnya?!" Sentak Anjas.

"Kamu salah paham Anjas." Lirih Bu Novi.

"Ada apa ini? Kenapa berisik sekali?" Tanya Kakek Anjas kawatir diikuti Nenek Anjas, Bu Elsa dan yang lain, sebab mendengar suara-suara lantang.

"Anjas, ada apa ini nak? Dan kenapa kamu terlihat sangat marah?" Tanya Nenek Anjas lembut.

"Kenapa tidak Nenek tanyakan pada anak Nenek ini?" Jawan Anjas menatap Pak Imam tajam.

"Nak, kamu salah paham!" Sentak Pak Imam.

"Apa? Mau bilang saya tidak tau apa-apa? Apa itu salah saya? Bukankah anda yang tidak pernah memberi tahu saya tentang semua yang akan anda lakukan?" Tanya Anjas datar.

"Bukan begitu, nak." Lirih Bu Novi.

"Saya kira saya salah selama ini telah mendiamkan anda dan bahkan merasa durhaka. Saya kira anda mencintai Mama saya dengan tulus." Lirih Anjas kecewa.

"Apa maksud kamu, nak? Dia Papa kamu, kenapa kamu seperti ini?" Tanya Kakek Anjas bingung.

"DIA INGIN MENIKAHI BU NOVI KEK!" Ucap Anjas penuh emosi, Kakek Anjas mematung, bukan karena sentakan Anjas tapi karena apa yang diucapkan Anjas.

"Apa? Menikahi Novi?" Tanya Kakek menatap Pak Imam dan Bu Novi bergantian.

"Abi, ini semua salah paham. Ini bukan seperti yang kalian semua pikirkan" Jelas Pak Imam.

"Saya tanya sekarang, apa anda mencintai mama saya?"

"Tentu saja nak! Papa sangat mencintai Mama kamu! Bahkan kalo papa harus milih Mama atau semua yang ada di dunia ini, Papa lebih pilih Mama! Kepergian Mama kamu selalu menjadi luka besar dalam hati Papa, Njas! Bukan hanya kamu yang kehilangan, tapi Papa juga!" Ucap Pak Imam dengan nada tinggi.

"Papa suaminya, Njas, dia istri Papa." Lirih Pak Imam membuat Anjas ntah mengapa sesak.

"Benarkah? Lalu kenapa anda tega ingin menikahi wanita lain bahkan teman Mama? Apa yang anda inginkan? Apakah cinta itu telah memudar seiring berjalannya waktu? Apakah cinta itu telah hilang hingga anda bisa mencintai wanita lain lagi selain mama?" Tanya Anjas beruntun namun lirih dengan air mata yang selalu mengalir di pipinya membuat Pak Imam bungkam dan berkaca-kaca.

SUAMIABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang