[77]. DUNIA GUS ANJAS

9K 809 37
                                    

"Jangan pernah membandingkan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain. Karena tidak pernah ada perbandingan antara matahari dan bulan. Semua memiliki waktunya masing-masing. Sakit, kecewa, amarah, rasa lelah. Semua yang kamu alami sudah diatur dan memiliki porsinya masing-masing."

-Anjas-

🌟🌟🌟

***

~HAPPY READING~

Anjas dan Aqeela sedang berada di ruang OSIS. Jujur sebenarnya Aqeela benar-benar mager. Tapi karena keputusan deal tanpa ia pikirkan terlebih dahulu kemarin, membuatnya berada di sini bersama sang suami yang sedaritadi tak beranjak sama sekali darinya.

"Kalo saya yang menang, istri saya ini harus memaafkan saya. Tapi kalo kamu yang menang, kamu harus terus berada di samping saya, kamu nggak boleh melepaskan tangan saya, dan kamu juga nggak boleh marah. Gimana? Deal?"

"Oke! Deal!" Putus Aqeela, kemudian ia tampak memikirkan apa yang dikatakan Anjas. Sepertinya ada yang aneh.

Yaaa ini memang salah Aqeela. Ia lupa bahwa Anjas sangat cerdik, dan otak yang ia miliki lemot. Ekhem.

Anjas sedang berkutat dengan data-data rapatnya tadi, sedangkan Aqeela sedang fokus dengan game perang-perangan yang berada di HP Anjas. Aqeela tidak diperbolehkan oleh Anjas untuk mendownload game dalam HP nya, karena berpengaruh pada kesehatan. Apalagi Aqeela sedang mengandung dan itu membuat Anjas harus ekstra menjaga istri kecilnya ini.

"Udah, Aqeela. Jangan main game terus, istirahat in tangannya!" Tegur Anjas melihat Aqeela terus fokus pada game.

"Bentar lagi, Gus." Jawab Aqeela masih fokus pada game nya.

Ya, itulah salah satu alasan mengapa Anjas tidak mengizinkan Aqeela untuk mendownload game, karena Aqeela bisa kecanduan. Dan melupakan kesehatan nya sendiri.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam" Jawab Anjas dan Aqeela bersamaan.

Dan masuklah mak Lampir.. Eh salah.

Dan masuklah Azizah dkk yang membawa segepok kertas putih ditangannya membuat Aqeela langsung menggeser tempat duduknya untuk sedikit menjauh dari Anjas. Azizah pun tampak bingung sekaligus tidak suka saat melihat Aqeela bersama dengan Anjas sedaritadi.

"Njas, ini data-data dari Pak Zaki tadi." Ucap Azizah dengan suara lembut nya membuat Aqeela seakan ingin muntah saat mendengarnya.

"Hm."

"Kamu ngapain di sini?" Tanya Azizah sinis pada Aqeela.

"Anu. Gw.." Aqeela tidak tau harus menjawab apa, ia pun melirik Anjas.

"Saya yang nyuruh dia ke sini buat bantu dan nemenin saya." Jawab Anjas cepat.

"Harusnya kamu bilang sama aku. Aku pasti bakalan temenin kamu, aku kan asisten sementara kamu sekarang, kenapa harus Aqeela?" Ujar Azizah.

"Saya mau nya Aqeela." Jawab Anjas singkat lalu kembali dengan aktivitasnya tadi. Mengabaikan wajah cengo Azizah dan Aqeela.

"Ngapain kamu masih di sini? Aku udah kembali, berarti tugas kamu selesai. Mending kamu pergi." Perintah Azizah pada Aqeela malah membuat Aqeela tersenyum. Akhirnya ia bebas dari jeratan Anjas. Haruskah ia berterima kasih pada Azizah sekarang?

"Oke, gw pergi dulu." Ucap Aqeela riang dan hendak beranjak dari duduknya, namun malah dicekal oleh Anjas.

"Siapa yang izinin kamu pergi?" Tanya Anjas datar pada Aqeela. Aqeela dengan polosnya menunjuk Azizah.

SUAMIABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang