[29]. BOS RAYEN

13.3K 938 19
                                    

"Senyumanmu tak bermaksud menggoda siapapun, namun siapa sangka dirikulah yang duluan terlena"

-Aqeela-

🌟🌟🌟

***

~HAPPY READING~

"NJAASSSSS! ANJAAAASS!"

"Astaghfirullahalazim." Kaget Anjas.

Anjas menghampiri suara itu dan menatap orang itu datar. Orang tersebut adalah Avero, si suara toa. Semua inti Galaksi geng juga ada, kecuali Arinda dan Aqeela.

"Ada apa? Ini pesantren. Semua santri bisa terganggu." Datar Anjas.

"Bukan masalah itunya Njass, ini masalah Aqeelaaa." Resah Avero membuat wajah Anjas yang tadinya datar berubah cemas.

"Aqeela kenapa?"

"Dia sama Arinda tadi pamit keluar pesantren beli buah, tapi katanya bakalan ada geng motor kumpul di sana di jam pagi begini kan. Tadi gue izinin karena gue lupa, Njas. Njass, istri lo gimana nanti nasibnya." Cerocos Keysha.

"Astaghfirullahalazim." Gumam Anjas cemas.

"Njas, rumah Nenek gue deket sini. Jadi gue tau tentang geng motor itu. Dia bener-bener berbahaya, Njas. Gue bahkan pernah hampir dilecehin. Njas, Aqeela tuh kan cantik banget, gue kawatir."

Tanpa aba-aba, Anjas dan para inti geng Galaksi pergi begitu saja. Anjas tau dan pernah mendengar tentang geng motor yang dibicarakan Keysha tadi. Sebab, ia pernah memegorki geng motor itu selalu mencari mangsa untuk kepuasan mereka, apalagi jumlah mereka yang tidak sedikit juga.

"Halo, seperempat pasukan ke gerbang pesantren sekarang juga, tidak ada waktu." Datar Anjas, lalu mematikan telepon secara sepihak.

Terlihat dari sorot matanya bahwa ia sedang kawatir dan marah, seakan tak rela jika istrinya harus dijadikan mangsa geng itu. Galaksi geng melihat tatapan hunus Anjas itu bergidik ngeri, terlihat sekali antara kawatir dan marah tersirat dimata Anjas.

"I-itu bukan si Gus Anjas kan?" Tanya Avero bergidik.

"Dia Bos Rayen, miliknya sedang diganggu sekarang. Inilah yang akan terjadi." Ujar Reyhan, dianguki yang lain.

***

"Sepi bener kek hidup gw dulu." Ucap Aqeela menengok kanan kiri mencari taksi.

"Iya juga. Perasaan Kakak jadi ga enak deh, Dek. Jangan-jangan emang sepi karena sesuatu lagi." Ucapan Arinda membuat Aqeela melotot kawatir.

"Jangan ngadi-ngadi. Nakutin aja sih!" Kesal Aqeela.

"Eh tapi bener Qeel, perasaan Kakak nggak enak nih. Mana kita cuma berdua lagi." Resah Arinda membuat Aqeela semakin takut.

"Ini azab kali yah, Kak?" Arinda melotot.

"Azab apaan?!" Pekik Arinda.

"Karena Aqeela tadi nggak pamit Kak Anjas."

"Bener juga yah. Parah kamu Qeel."

"Kakak yang nyuruh, kenapa Aqeela yang disalahin?!" Sewot Aqeela, Arinda hanya nyengir.

Namun tak lama kemudian, datang suara motor yang seakan membuat gendang telinga Aqeela mau pecah. Saat menoleh ke sumber suara itu, mereka berdua melotot melihat puluhan anggota geng motor. Mereka hanya diam, karena mereka pikir geng motor itu hanya lewat, ternyata malah berhenti di depan mereka dan turun satu turun semua.

SUAMIABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang