[45]. KECIDUK BUCIN

15.2K 840 23
                                    

"Pengen jadi jahat, tapi wajah gw manis bangett. Astaghfirullah🌝"

-AQEELA-

🌟🌟🌟

***

~HAPPY READING~

"Kak?"

"Hm?"

"Kata bunda, setelah kita selesai sekolah, kita bakalan tinggal di pesantren terus?"

"Iya, namun hanya untuk sementara. Setelah anak dari paman saya pulang ke Indonesia, pesantren akan diurus oleh beliau." Aqeela menganguk-anguk paham.

"Trus kita tinggal dimana setelah di pesantren?"

"Tentu saja di rumah saya."

Aqeela berpikir sejenak, "Rumah mana? Rumah yang dulu kah?" Anjas menganguk sebagai jawaban.

"Itu mah bukan rumah. Mana ada rumah segede gaban gitu. Itu mansion aelah." Sewot Aqeela.

Anjas menoleh menatap Aqeela, "Bukankah kamu juga punya?"

"Mana ada? Aqeela nggak punya mansion."

Anjas mengernyit bingung, "Lalu kamu sama Bunda tinggal dimana selama ini?"

"Di mansion Bunda lah!"

Anjas menatap Aqeela datar, "Sama saja Aqeela. Kamu membuat saya kaget aja!" Gemas Anjas pada istrinya itu.

"Beda lah! Aqeela emang nggak punya mansion. Kak Anjas punya karena emang udah diwariskan, tapi mansion Bunda masih hak milik Bunda loh, Kak. Beda tau!" Jelas Aqeela semakin membuat Anjas gemas serta geram.

"Sesenangnya hati kamu saja." Ucapnya pasrah.

Geng Galaksi yang baru datang itu langsung senyum-senyum sendiri melihat kedua pasutri mereka. Apalagi saat mereka merasa bahwa Anjas dan Aqeela sudah 'naninuninu'.

Karena, beberapa Minggu yang lalu, Aqeela datang ke sekolah dengan pincang dan tertatih-tatih. Saat mereka tanya apakah ia jatuh, Aqeela menggeleng.

Mulai dari itu mereka merasa bahwa mereka sudah ehem-ehem. Tinggal menunggu keponakan deh, batin mereka.

"Ngapain kalian senyum-senyum seperti itu?" Tanya Anjas datar, geng Galaksi menggeleng cepat lalu ngacir menuju bangku mereka masing-masing.

Berbeda dengan Arinda yang pergi ke bangku lain, karena bangkunya itu di samping Aqeela, namun Anjas masih memakainya untuk mengobrol dengan Aqeela.

"Oh iya saya lupa, nanti setelah pulang sekolah, saya ada rapat OSIS dulu. Kamu pulang duluan saja."

Aqeela mengerutkan dahinya, "Aqeela nggak mau ya kalo harus pulang ke penginapan Kak Anjas. Sendirian dong, bi Surti kan lagi cuti 2 hari juga."

Anjas menghela nafas, "Lalu apakah saya harus naik lagi untuk menjemput kamu nanti? Atau saya menenteng tas untuk tidur di penginapan kamu?" Tanya Anjas datar.

Aqeela mencebik, "Siapa yang nyuruh Kakak tidur sama Aqeela? Kakak balik aja ke penginapan Kakak, gausah tidur sama Aqeela kalo nggak mau ke penginapan Aqeela!" Sewot Aqeela.

"Mana bisa seperti itu?" Aqeela diam tak menyahuti membuat Anjas menghela nafas panjang, "Aqeela?" Panggil Anjas lembut.

"Hm."

"Kamu marah?"

"Mana mungkin Aqeela marah sama Kakak." Ucap Aqeela, namun Anjas tau istrinya itu sedang kesal, "Ngapain natap Aqeela kek gitu? Udah deh, Kakak tuh-"

SUAMIABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang