[74]. KENAPA?

7.7K 735 57
                                    

"Kata siapa kamu ga berprestasi?
Kamu juara umum di hati saya"

-Anjas-

🌟🌟🌟

***

~HAPPY READING~

Dengan wajah merah dan berkeringat, Aqeela duduk bangku dekat lapangan basket, kebetulan Anjas baru saja selesai latihan basket. Ia melihat Aqeela duduk di sana, ia pun menghampiri istrinya dan duduk di sebelahnya.

Anjas memperhatikan istrinya itu, dari ekspresi, wajah, dan semua. Bisa Anjas lihat pipi Aqeela bengkak dan memerah membuat Anjas langsung mendekat dan melihat dengan jelas.

Sejak tadi Aqeela hanya diam padanya, dan hal itu membuat Anjas frustasi. Aqeela yang biasanya ceria, periang kini jadi banyak diam.

"Aqeela, ini kenapa?" Tanya Anjas menyibak rambut Aqeela yang menutupi pipinya.

Aqeela hanya diam tak ingin membuka mulutnya. Ia menyingkirkan tangan Anjas yang menyentuh pipinya menjauh. Ia hanya menunduk dan memegang perutnya, ada kalanya ia mengelusnya pelan. Anjas benar-benar tertegun, Aqeela benar-benar memilih untuk mendiamkannya.

"Aqeela, kenapa?" Tanya Anjas lagi, dan Aqeela tetap diam.

Pandangan Anjas turun pada tangan Aqeela yang memegang perutnya. Anjas kembali dibuat terkejut dengan buku-buku dijari Aqeela terlihat berdarah. Ada apa ini? Mata Aqeela sembab, pipinya bengkak dan memerah, lalu tangannya terluka. Darimana istrinya itu?

"Aqeela, kamu-"

"Aku mau ke kelas." Anjas mencekal tangan Aqeela dan menariknya agar Aqeela duduk kembali.

"Saya tanya, kamu kenapa? Jawab!" Ujar Anjas tegas.

"Gapapa." Hanya itu yang keluar dari mulut istrinya.

"Kalo gapapa, ini kenapa sampe berdarah gini? Pipi kamu kenapa merah bengkak gini? Kenapa nggak diobatin?" Tanya Anjas.

"Apa peduli kamu?" Tanya Aqeela datar.

"Tentu saja saya peduli sama kamu. Siapa yang bilang kalo saya nggak peduli sama kamu?" Aqeela tersenyum datar dan miring.

"Baru sekarang kan kamu peduli? Kemarin-kemarin kemana aja? Peduli kamu?" Tanya Aqeela datar.

"Sekarang baru kamu peduli, karena aku kayak gini. Kemarin waktu aku butuh kamu, chat kamu, telpon kamu, ke penginapan kamu, kamu kaya gini sama aku?" Ujar Aqeela.

"Bukannya dipuji, aku malah dimarahin, dihina-hina. Dichat nggak dibales, telpon nggak diangkat, tanya ini nggak dijawab, tanya itu didiemin, trus aku harus gimana?"

"Sesibuk-sibuknya manusia, pasti ada waktunya istirahat kan. Dan waktu istirahat itu bisa digunain buat bales pesan, kamu nggak akan menderita kok kalo cuma bales pesan istri kamu." Ujar Aqeela pada Anjas.

"Jangan bahas itu dulu, saya tanya ini kenapa?" Desak Anjas.

"Emang kalo aku kasih tau kamu, kamu mau ngapain?" Tanya Aqeela lagi.

"Saya suami kamu, Aqeela!" Ucap Anjas dengan nada tak bersahabat. "Saya pengen tau kamu kenapa! Ini kenapa?!"

"Emangnya salah ya, kalo aku deket dan jadi pacar atau bahkan istri kamu? Emang cewek gak berguna kayak aku boleh berharap banyak sama kamu?" Tanya Aqeela.

"Kamu ngomong apasih?" Tanya Anjas benar-benar kesal.

"Memang cowok kayak kamu yang jenius, pinter, berprestasi, paham agama, disayang semua orang itu pantes dapetin cewek nggak pinter kayak aku?" Tanya Aqeela dengan suara memelan.

SUAMIABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang