9

2.1K 268 4
                                    

Typo bertebaran!

"park"

Sayup sayup jimin mendengar seseorang memanggilnya nya.

"Dr.park"

Suara itu semakin jelas

"Dr.park"

Jimin pun akhirnya sedikit membuka matanya, terlihat bayangan seseorang berada tepat di depan wajahnya

"Dr.park kau sudah sadar?"

"Lucas?"

"Ya ini aku dr.park"

"Aahh ternyata kau" ucap Jimin sambil mengusap dahinya

"Maaf kira kira aku pingsan berapa lama?"

"Sekitar 2 jam"

"APA.."

"Ya tuhan.. ini sangat memalukan" Jimin menutup wajahnya malu

"Apa yang memalukan dr. Park? Kau hanya pingsan"

Jimin pun menatap Lucas dengan tajam "aku seorang lelaki dan lebih parahnya aku mantan tentara hanya karna kehilangan sedikit darah aku pingsan.. aghhhhh mau ditaruh dimana mukaku" Jimin berucap dengan frustasi.

"Tak perlu malu dr. Park, wajar jika seseorang kehilangan banyak darah lalu pingsan"

"Tapi.. " Tanpa sadar jimin mengerucut kan bibir nya

lucas pun mengusap wajahnya kasar "astaga.. kau seorang lelaki dr.park tapi kenapa wajahmu semanis ini" ingin sekali ia menggigit bibir berisi si manis di depannya ini.

"Jangan mengejek ku lucas" ucap jimin dengan raut wajah yang dibuat marah.

Apa lucas takut? Tentu saja tidak, di mata lelaki itu wajah jimin tidak terlihat menakutkan sama sekali. Malah terlihat sangat imut.

"hahaha.. baiklah maafkan aku"

Belum sempat jimin membalas perkataan lelaki itu tiba-tiba HT jimin berbunyi dengan keras.

Dr.park/ganti

Dr.park/ganti

Jimin pun dengan cepat mengangkat panggilan itu.

"Ya ini dengan dr.park ada apa?"

"Maaf saat ini kau ada jadwal control dengan pasien 345, beberapa perawat sudah menunggu sedari tadi"

"Aku akan segera kesana" Jimin pun segera berlari meninggalkan kan Lucas begitu saja.

"Dia bahkan langsung meninggalkan aku begitu saja" gumam Lucas,

Belum lama Jimin pergi dari ruangan itu, tiba² seseorang membuka pintu ruangan yang membuat lelaki di dalamnya sempat kaget.

"Ada sesuatu..yang ku lupakan hah hah, terimakasih untuk bantuan mu hari ini dan kemarin Lucas" ucap Jimin terengah-engah, setelah mengatakan itu ia pun kembali meninggalkan Lukas yang diam terpaku.

"Dengan tubuh kelelahan kau bahkan berlari kembali hanya untuk berterima kasih padaku, kau benar-benar bodoh dr.park" ucap Lucas bernada dingin namun berbeda dengan ekspresi wajahnya yang memperlihatkan senyuman hangat.

~~~•~~~~

Di tengah perjalanan seseorang menghubungi jimin kembali.

Dr.park/ganti

Terdengar suara kepanikan disana

"Yaa ada apa? Aku sedang menuju kesana"

"Pasien 345 sudah terbangun, sekarang dia sedang mengamuk di ruangannya. Apa kau bisa lebih cepat?"

"Astaga.. kalian bersiap lah aku sebentar lagi sampai"

"Baik"

Jimin semakin mempercepat larinya.

Sesampainya di sana namja itu begitu kaget melihat pemandangan di depannya saat ini.

Ia melihat pintu baja yang sudah di jebol, lalu beberapa orang yang sudah terkapar bersimbah darah.

Dan jangan lupa kan tokoh utama yang sedang mencekik seorang suster hingga wanita itu terangkat cukup tinggi.

"Akhhh" terdengar suara yang begitu putus asa dari perawat tersebut, matanya bahkan melirik tempat ke arah Jimin seolah meminta pertolongan.

"Jungkooke" panggilan jimin

Suara lembut itu dengan cepat menyapa telinga Jungkook. Ia pun segera mencari dari mana asal suara tersebut.

Kedua mata sang dominan pun akhirnya berhasil menemukan sosok namja bertubuh mungil yang sedang menatapnya dengan takut dari kejauhan.

Perlahan ia melepaskan cengkraman dari leher perawat itu.

Setelah lepas dari cekikan Jungkook perawat tersebut segera berlari ketakutan menjauhi namja bertubuh besar nan berotot itu.

Jungkook yang sempat terpaku, segera mendekati jimin dengan perlahan ia mulai mengingat siapa namja mungil  yang sedang berdiri di depannya saat ini.

Saat dirinya telah sampai di depan namja cantik tersebut, dengan cepat Jungkook tersenyum lebar menampilkan gigi kelinci miliknya.

"Jimin-ah"

"Kenapa kau berada di sini?" Jungkook memperlihatkan Jimin dari atas sampai bawah, ini seperti mimpi menutunya.

"Ahhh ternyata kau salah satu dokter disini"

Jimin hanya mengangguk kan kepalanya.

"Apa kau sama seperti mereka? Menganggap ku gila?" Sambil menunjuk beberapa orang yang berdiri ketakutan di belakang Jimin.

"Aku tidak berpikir seperti it-"

"Yah... benar apa yang di pikirkan mereka itu benar, aku memang gila jimin-ah?"

"Apa kau ingin seperti mereka!! Mencoba merawat ku? berharap agar aku sembuh?"

"Apa kau percaya.. bahwa kau bisa mengobati ku jimin?" Bentak Jungkook

"Kau tidak gila jungkook-ah tapi.." Jimin memegang lengan namja bertubuh bongsor itu.

"jiwa mu hanya sedang merasa kesakitan" Jimin berkata selembut mungkin

"Jika kau hanya mengakui bahwa kau kesakitan, aku baru bisa diobatimu"

"Maukah kau melakukan hal itu?"

Setelah mendengar hal tersebut jungkook segera memeluk tubuh jimin dengan erat.

"Kumohon bantu aku Jimin, aku sangat muak mendengar suara² yang terus mengiang di telinga ku" ucap Jungkook sedikit berbisik, ia pun lalu menenggelamkan wajahnya di bahu sempit namja mungil itu.

Jimin pun perlshan membalas pelukan Jungkook lalu menepuk² punggung namja itu dengan lembut. Walau dirinya sedikit kesulitan

"Aku akan berusaha kooke-ah"






TBC





~~~~~~•~~~~~

Aku balik lagi nih hehehe 😘😘

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA !!!🐤🐤🐥

BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT BIKIN CERITANYA🐣🐣🐣

Desperately to leavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang