Typo bertebaran!!!
"Kau ingin pergi..?"
"Yaaa.. pekerjaan ku sangat menumpuk" ucap Jimin sambil memakai celananya
"Biar ku antar ini sudah lewat tengah malam"
"Hahaha aku bukan seorang gadis dr.kim, lagi pula jarak ruangan kita tidak jauh"
"Tidak dr. Park" ucap namjoon.
Jimin pun diam sebentar lalu menatap namja itu.
"Dengan penampilan mu yang terlihat seperti ini, seseorang bisa memperkosa mu sebelum kau sampai" tegasnya
"Hahh baiklah, kenakan pakaian mu baru antar aku" si mungil hanya bisa pasrah
Setelah mendengar ucapan si mungil namjoon pun segera berjalan ke arah kamarnya, untuk memakai sebuah kaos yang sangat pas di tubuhnya.
Lalu ia pun menghampiri jimin yang sedang melepaskan kemeja besar milik Namjoon dari tubuhnya.
Dengan cepat Namja itu menahan tangan kurus si mungil "tak perlu di ganti !! biar kemeja mu aku yang cuci"
"Tidak perlu biar aku saja yang mencuci kedua nya"
"Aku tidak menerima penolakan dr.park"
"Hahh.. Aku benar² tidak bisa berkutik jika berhadapan dengan mu senior"
"Benarkah? Itu jauh lebih baik haha" namja itu pun membukakan pintunya untuk Jimin
~~~~•••~~~~
Lorong tersebut begitu sepi hingga suara kedua namja itu terdengar menggema di sana.
"Ku lihat di kamar mu ada sebuah pohon bongsai? Sepertinya kau sudah lama menanam pohon itu" tanya Jimin
"tidak terlalu lama hanya baru sekitar 1 tahun"
"hemm kau sepertinya sangat terampil merawat pohon itu, maksudku dengan dirimu yang cukup ceroboh membuat ku sedikit kaget hehe.. " ucap jimin dengan senyuman nya
"Haha benarkah aku seceroboh itu? Sebenernya itu salah satu caraku untuk tidak menjadi gila di tempat ini"
"Ahh.. aku mengerti!! betapa sulitnya tetap warasan di tempat yang hampir setiap hari terjadi perang"
(Perang di sini tuh maksudnya ngadepin para pasien yang kelakuannya bisa membunuh kapan aja)
Mereka pun terus berjalan sambil bercerita banyak hal hingga saat mereka hampir sampai di depan ruangan jimin.
Namja mungil itu melihat sesosok namja berbahu lebar sedang menatap nya begitu tajam, yang sontak membuat Jimin menghentikan langkahnya.
Namjoon yang melihat keterdiaman namja mungil itu pun sedikit bingung.
"Ada apa dr.park"
Jimin tak menjawabnya sama sekali, mata namja mungil itu seolah terkunci melihat ke arah depan. Namjoon yang merasa penasaran pun.
Mengikuti kemana arah mata Jimin tertuju, ia pun sedikit kaget melihat sesosok namja yang memakai pakaian santai di depannya itu.
"Hy bro.. apa yang sedang kau lakukan di sini?" Ucap Namjoon melambaikan tangannya kepada seokjin
"Harusnya aku yang bertanya, apa yang sedang kalian berdua lakukan sepagi ini" ucapnya
"Apa pun itu bukan urusan anda pak" Namjoon sangat kaget mendengar ucapan dingin yang keluar dari mulut Jimin.
"Kenapa itu bukan menjadi urusanku?! Sedangkan kalian berada di tempatku" ucap seokjin tak kalah dingin
(Sepertinya ada sesuatu di antara mereka berdua) -batin Namjoon
Jimin pun menutup matanya lalu menghela nafas "benar ini tempat anda kalau begitu saya minta maaf" namja mungil itu pun membungkuk ke arah seokjin
"Kalau begitu saya permisi pamit" ucapnya kepada namja berbahu lebar itu
"Selamat malam dr.kim terimakasih untuk malam ini"
Cupp
Tanpa di duga namja mungil itu mencium pipi Namjoon tepat di depan seokjin.
Sontak hal tersebut membuat kedua namja dominan itu kaget. Terutama seokjin yang sudah meremas tangannya seolah siap meninju wajah Namjoon yang tersenyum nakal ke arah namja mungil itu.
Jimin yang melihat raut kesal seokjin bersmirik dan langsung memilih masuk meninggalkan mereka berdua.
"Kalau begitu aku pun pergi, selamat malam Kim" ucap Namjoon. Saat namja itu sudah membalikkan tubuhnya seokjin tiba² berkata.
"Jimin bukan dia Joon" sontak perkataan seokjin membuat Namjoon terdiam di tempatnya
"Apa maksudmu Kim?" Ucap Namjoon sedikit marah
"Kau pikir aku bodoh? Sadar lah dia sudah mati"
"Dan berhentilah mencari sosok dia pada diri orang lain, lama² kau akan berakhir menjadi pasien di tempat ini" seokjin pun menunjukan smirik kepada namjoon
"HAHAHAHA" tawa Namjoon yang begitu nyaring memenuhi lorong itu
"Bukan kah kau yang sudah menjadi gila bung? Jangan kau pikir aku tidak tau bahwa setiap malam kau menyelinap masuk kedalam ruangan Jimin" secara terang²an Namjoon mengejek seokjin
"KAUU..." Geram namja itu
"Dari pada kau mengurusi hidup ku, lebih baik kau urusi keluarga kecil mu, aku dengar istri tercinta mu sedikit lagi melahirkan?"
"Bukan kah ayah mertua mu sudah menelepon beberapa kali, hahahaha aku pergi Kim" dan pemenang dari perdebatan ini Namjoon lah orangnya. Dengan perasaan senang namja itu mengingglkan seokjin yang tidak berkutik di tempatnya
"BRENGSEK.." teriak namja berbahu lebar itu.
TBC
~~~•~~~
Guys kalo aku perhatiin di tulisan ku kali ini lumayan banyak yang baca tapi males vote gitu ! Apa cerita ini kurang menarik ya ?
~~~•~~~Makasih ya yang udah sempetin baca cerita aku🐤🐤🐣
Sampai jumpa di chapter selanjutnya uhuyyy🐙
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperately to leaves
FanfictionButuh waktu beberapa tahun untuk Namja berwajah tampan ralat berwajah cantik dan imut itu sampai di posisinya sekarang !!! Park Jimin seorang dokter pesikolog di militer berpangkat Letnan Kolonel !! Namun tanpa di duga sebuah misi yang datang lan...