Typo bertebaran!!
Setelah namja mungil itu mengganti pakaiannya, ia segera datang untuk menemani jungkook yang masih belum sadarkan diri.
(Sepertinya suster sudah mengganti pakaiannya) - batin Jimin
Ia terus duduk di samping namja itu menatap wajah jungkook tanpa berpikir untuk pergi kemanapun.
"Kau mengingat kan ku dengan dia Jungkook-ah" ucap Jimin sambil menutup matanya
"Mengingatkan kan mu pada siapa" tiba² suara jungkook mengagetkan dirinya.
"Jungkook, apa sudah lebih baik" namja mungil itu tanpa sadar mengelus dengan pelan kening jungkook yang tertutup perban
"Iya, terimakasih untuk menepati janjimu Jimin"
"Tak maslah"
"Lalu siapa orang itu?" Tanya jungkook sekali lagi.
"Ahh. Sahabat ku"
"Apa yang membuat mu berpikir aku sama dengan dia?"
"Dia orang yang tak pernah jujur akan perasaanya, ia selalu saja memendam semuanya sendiri. Meski saat marah, sedih, takut atau pun sakit" Jimin terus berbicara sambil menatap mata jungkook
"Dia selalu menahan semuanya, dia tidak menangis tidak marah, terkadang aku berpikir"
''apa kau tidak percaya padaku? Apa waktu yang kita habiskan tidak cukup untuk kau jujur padaku, aku sangat sedih woon-ah ketika kau meninggalkanku" tanpa sadar namja mungil itu berbicara dengan membayangkan Jungkook sebagai Sung Woon sahabatnya dulu
"Meninggalkan dunia ini, kenapa kau lebih mendengar suara² itu? Kau jahat" Setitik air mata perlahan jatuh dari kedua mata indah Jimin.
Dengan cepat Jungkook memeluk namja cantik itu lalu mengusap punggung sempit si mungil dengan perlahan.
"Maafkan aku jimin-ah, terimakasih untuk selalu berada di sisiku. kau orang yang baik, mianhae" ucap Jungkook lalu menghapus air mata jimin, lalu menyatukan keningnya kepada namja mungil itu
"Jungkook-ah"
"Aku yakin dia akan mengatakan hal itu Jimin, kau baik, lembut dan sangat perhatian ! Dia pasti sangat bersyukur punya teman sebaik dirimu"
"Terimakasih kooke-ah" ucap Jimin dengan senyuman
Jungkook hanya diam tertegun melihat betapa cantiknya Jimin saat tersenyum.
~~~~•••~~~~
"Karna aku sudah menepati janjiku, sekarang giliran mu kooke"
Namja kekar itu pun menghela nafasnya.
Sebenernya saat jungkook mengucapkan hal tadi, dirinya hanya tak ingin Jimin bersama dengan dokter itu.
Ada perasaan tidak rela melihat namja mungil itu berbicara dan menatap orang lain. Perasaan itu kembali setelah ia lupakan sekian tahun lalu.
Sedikit berat bagi Jungkook untuk menceritakan masa lalunya. namun ia tak mau membuat lelaki mungil di depannya ini, menatap nya dengan kecewa karena ingin mengingkari janji yang ia ucapkan tadi.
"Dulu saat aku kecil ibuku sering berkata bahwa aku anak yang tidak berguna dalam keluarga"
"Kenapa dia berbicara seperti itu padamu?" Tanya Jimin dengan lembut
"Saat kecil aku sangat bodoh, hanya aku yang paling bodoh dari pada kakak ku. Hahh dia sangat baik pintar juga ramah "
"Wanita itu(nyonya jeon) selalu saja membanding² kan aku dengan saudaraku. terkadang aku di pukuli saat nilai ku tidak naik, di kurung di dalam kamar mandi jika membuat masalah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperately to leaves
FanfictionButuh waktu beberapa tahun untuk Namja berwajah tampan ralat berwajah cantik dan imut itu sampai di posisinya sekarang !!! Park Jimin seorang dokter pesikolog di militer berpangkat Letnan Kolonel !! Namun tanpa di duga sebuah misi yang datang lan...