Typo bertebaran!!
Namjoon pun mengantar jimin ke ruangan miliknya, Selama di perjalanan namjoon menjelaskan bahwa rumah sakit ini di bagi menjadi 4 bagian. Yang pertama bagian selatan tempat istirahat bagi para tenaga medis, sedangkan para sipir berada di timur. Lalu kantin berada ditengah tengah yaitu bagian tenggara.
Untuk utara di huni para pasien kelas menengah, sedangkan barat dihuni pasien kelas atas.
Setiap lorong yang di lalui jimin begitu terasa mencengkam, mungkin Dikarnakan dulunya tempat ini bekas penjara.
Tepat setelah melewati satu belokan mereka pun sampai tepat di depan ruangan dengan pintu baja yang sangat kokoh.
"Tempelkan tanda pengenal mu di sini" Ucap Namjoon
Jimin pun mengikuti perkataan namjoon, setelah menempelkan tanda pengenal itu, di sebuah layar kecil. secara otomatis pintu baja itu pun terbuka
Tepat setelah nya menampilkan ruangan dengan beberapa rak buku dan meja yang di tasnya sudah tersusun beberpa berkas, jimin pun segera memasukan barang² nya ke dalam.
"Jimin-sii tugas mengantar ku sampai di sini , aku harus segera kembali ke ruangan ku, jika kau butuh apa apa ruangan ku ada di ujung sana"
Jimin hanya menggunakan kepalanya seperti anak kecil.
Baru beberpa langkah namjoon pergi ia kembali lagi " dan Pastikan tanda pengenal mu tidak hilang jimin, itu sangat berbahaya"
"Terimakasih Namjoon-sii" jimin tersenyum hingga kedua matanya membentuk bulan sabit.
Namjoon terdiam sebentar lalu berjalan kembali "Cantik" Gumamnya.
HT namjoon tiba-tiba Berbunyi.
Dertt
Dokter kim
Dret
Dokter kim siaga 1
Namjoon pun segera menjawab panggilan itu.
"Ada apa"
BANG
BANG"Suara apa itu"
"Pasien nomor 211 mengamuk beberapa dokter tewas di dalam, sekarang ia mencoba keluar dari bangsal nya"
"Shit" Namja bertubuh tinggi itu segera berlari menuju lorong bagian barat
~~~•~~~
"Larii cepat lari" Teriak seseorang berjas putih sedang berlari dengan wajah panik menuju pintu besi dari pos 1
Disusul teriakan itu segerombol orang orang berjas sama dengan pria tadi ikut berlarian mengikuti dirinya.
"Siaga satu pasien nomor 211 keluar dari bangsal nya" Ucap sesorng penjaga
"Tutup semua pintu cepat"
Tetttttt
Pintu baja itu pun perlahan tertutup dengan rapat
Namun dari kejauhan seorang penjaga tertinggal di belakang, ia mencoba berlari dengan sebelah kaki yang sudah pincang dan berlumur darah.
"Buka sialan, selamat kan aku. Aku belum ingin mati" Dengan panik penjaga tersebut terus menggedor pintu baja itu
Semua orang yang melihat nya dari balik layar CCTV yang terletak di samping pos penjaga. hanya bisa bergidik ngeri ketika pasien bernama jung hoseok itu mencengkram kuat kepala penjaga tersebut.
"Akhhhh lepasss sakit"
Hoseok pun menghempaskan kepala si penjaga ke sampung dinding hingga sebelah wajahnya hancur. Tepat saat ia ingin menginjak kepala sipir itu.
Dokter kim namjoon pun datang.
Dr. Kim segera masuk kedalam pos tersebut lalu dengan cepat meraih sebuah mikrofon di atas meja.
"Jhope-sii berhenti disana"
Hoseok sedikit mendongak melihat speaker di atas
"Ohh kau itu dokter kim?"
"Nde.. Bisa kau turun kan kaki mu dari kepala penjaga itu"
"Oh ayolah dokter aku hanya sedikit bermain!! Aku sangat bosan kau tau?"
"Baiklah..baiklah..sekarang apa yang kau inginkan"
"Aku ingin keluar seperti pasien yang lain!!"
"Tidak..terakhir kali kau keluar!! kau membunuh 10 pasien dan 4 perawat"
"Mereka jahat, mereka tidak mau bermain dengan ku"
" Tapi kali ini aku berjanji tidak akan melakukan itu lagi!! boleh kan? Boleh ya?!"
"Tidak bisa kau pasti mengingkari"
"Apa kau bilang? Aku tidak pernah mengingkari janji ku!!''
Hoseok berteriak marah lalu menginjak dengan keras kepala sipir itu hingga bagian dalam nya berceceran kemana².
BANG
BANG
hoseok memukul pintu itu dengan keras sehingga terdapat penyok di beberapa bagian.
"Dokter kim kalau seperti ini terus, pintu itu akan hancur" Ucap para penjaga
"Sialan"
"Jhope-sii heyy dengarkan aku"
"Apa brengsek!!"
"Tolong dengar, aku akan mengabulkannya jika kau mau mengikuti beberapa persyaratan"
Hoseok pun berhenti memukuli pintu itu, lalu menatap CCTV di atas.
"Oky apa itu?"
"Pertama kau tidak boleh melukai perawat dan para pasien, kedua kau hanya di perbolehkan keluar 1 minggu sekali, setiap hari kau akan menerima obat tanpa melukai para dokter, bagaimana?"
Hoseok menimang sebentar perkataan dokter kim
"Aku ingin seminggu 3 atau 4 kali keluar, jangan mengurung ku seperti babi dokter kim" Teriak hoseok
"Jika kau seperti ini terus kami terpaksa memasukan mu ke ruangan isolasi jhope-sii"
Hoseok terdiam "Oke oke aku akan menurut, tempat itu sangat memuakan"
"5 menit lagi aku akan membuka pintu ini persiapkan senjata kalian" Perintah namjoon kepada semua sipir
Namjoon pun mengeluarkan suntikan serta obat bius dari kantong jas nya. Tak lama seorang penjaga memencet tombol untuk membuka pintu baja itu
Tetttttt
Pintu itu pun perlahan terbuka, beberapa penjaga sudah bersiap dengan senjatanya.
Perlahan terlihat sosok seorang namja bertubuh tegap sedang menata mereka dengan tatapan tajam dan jangan lupakan seringai tercetak jelas di wajah tampan itu.
Namjoon perlahan mendekat dan menyuntikan obat itu tepat di lengan hoseok, Seketika tubuh namja itu terjatuh dengan keras di lantai.
"Bawa dia ke bangsal yang baru, perketat penjagaan di sana"
Beberapa dokter dan penjaga pun memindahkan tubuh hoseok ke atas bangkar lalu membawanya pergi.
"Hahhhh.. Semakin lama ini semakin memuakan" Ucap namjoon lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Tbc
~~~~~~•~~~~~
Jangan lupa vote dan komen cerita ini ya.💜💜🐥🐥🐥🐥
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperately to leaves
FanfictionButuh waktu beberapa tahun untuk Namja berwajah tampan ralat berwajah cantik dan imut itu sampai di posisinya sekarang !!! Park Jimin seorang dokter pesikolog di militer berpangkat Letnan Kolonel !! Namun tanpa di duga sebuah misi yang datang lan...