Typo Bertebaran!!!!
Dor..
Dor..
Dor..
Beberapa tembakan terdengar nyaring disana, setelah tembakan itu berhenti terdengar kembali suara tepuk tangan yang begitu nyaring. Dari seseorang Namja berwajah tampan nan kekar.
"Apa kau memilih yang itu jiminie?" Ucap seokjin sambil mengelus rambut Jimin.
Jimin pun mengangguk. " Ya dengan 10 magazen serta sudah di lengkapi peluru di dalamnya"
"Ah mungkin 20 kotak peluru cukup untuk tambahan"
"Permintaan mu terdengar seperti seseorang yang ingin menghabisi satu wilayah, kau tidak ada niat menembaki pasien secara membabi buta kan?"
"Hyung... belajar dari kejadian waktu itu, aku berfikir ada baiknya aku berjaga."
"Tapi sejak kejadian itu aku sudah memerintahkan untuk menjaga tempat para tenaga medis 3X lipat dari sebelumnya, kau tak perlu cemas lagi Jimin. Atau haruskah aku memindahkan mu agar satu ruangan dengan ku?"
Namja mungil itu hanya tertawa mengejek lelaki itu "yang benar saja Hyung ? Seharusnya kamu tau orang yang pertama yang harus ku hindari adalah kamu ! Ah sudah lah, yang terpenting aku merasa akan terjadi sesuatu di sana"
"Maksud mu?"
"Entah lah tapi firasat ku berkata demikian".
Tak terasa sudah hampir 20 menit mereka berada di sana, setelah pembayaran telah berhasil (tentu saja dengan uang seokjin sebab ketika Jimin ingin membayar Namja itu itu langsung melarangnya dengan keras) mereka pun segera berangkat menuju tempat milik keluarga Arthur. Namun keluarga Arthur sedang tidak berada di sana mereka mendapat kabar bahwa istri Arthur dibawa kerumah sakit yang berada di Kanada di untuk melahirkan.
Seokjin sempat ingin menyusul Arthur namun para petinggi rumah sakit tempat Namja itu bekerja sudah mengancam nya untuk segera kembali ke sana.
Mau tidak mau ia menuruti mereka, karena dalam beberapa bulan lagi ia akan di gantikan dengan kepala rumah sakit yang baru. itu sebabnya tugas yang harus ia selesaikan menjadi lebih banyak dari sebelumnya.
(Setelah melewati pegunungan ini masih 70 mil jauhnya untuk sampai di sana, jika terjadi sesuatu kemungkinan tak ada tempat untuk berlindung atau melarikan diri dari tempat bagai neraka itu. Tuhan tolong jaga aku selalu -batin Jimin)(Hanya tunggu sebentar lagi Jimin, jika saat itu tiba kita akan pergi meninggalkan tempat sialan itu, aku akan membawa mu ke tempat yang kau impikan selama ini - batin seokjin)
Mereka berdua diam namun tangan yang tergenggam dengan erat sejak tadi mengisyaratkan ketegangan dan ketakuan akan ketidak pastian hidup dan mati mereka selama di dalam rumah sakit itu.
Sepertinya halnya manusia biasa walau seokjin sudah hampir 10 tahun berada di sana, Namja itu masih merasa waspada dan kadang terbangun di tengah malam karna mimpi buruk ketika ia harus membayangkan kembali beberapa orang tak bersalah yang harus mati begitu saja di tangan pasa pasien sakit jiwa itu.
~~~~~~••••~~~~~~
"Selamat pagi" ucap jimin sambil membuka pintu ruangan para staf medis bagin barat.
Melihat wajah kaget beberapa suster juga dokter disana membuatnya sedikit tersenyum.
"Ya tuhan dr. Park "
"Dr. Park"
"Huaaa dr.park" tangis suster Kim sambil memeluk tubuh Jimin dengan erat.
"Apa sudah lebih baik? Ya tuhan saya sangat menghawatirkan anda. Kami pun turut berdua cita atas kepergian ibu anda dr.park" ucap salah seorang dokter disana
"Bagaimana kalian...?" Ucap Jimin sambil melepaskan pelukan suster kim
"Sebenernya berita ini di sampaikan saat sehari setelah kau pergi dok, kau tau beberapa Pasien mengamuk mencari dirimu. Aku masih merinding mengingat hal tersebut" -lusy
"Karna itu mau tak mau para petinggi rumah sakit sepakat untuk menyampaikan kabar tersebut kepada para dokter agar disampaikan kembali kepada para Pasien"
"Hah.. aku tau ini akan terjadi" Namja mungil itu hanya bisa memijat pelipisnya
"suster Kim bisa kau berikan aku jadwal praktek hari ini, dan ada apa dengan wajahmu itu" dilihat dengan teliti wajah yeoja itu terlihat beberapa luka yang hampir sembuh di bagian pelipis kiri dan memar biru dibagiin dagu wanita itu.
"Ahhh... Ini hanya luka saat menangani Pasein dr.park"
"Bagaimana bisa?" Cecar Jimin
Sambil berjalan menuju sel para pasien suster Kim menceritakan kejadian saat dirinya tidak ada di rumah sakit ini, suasana memanas ketika berita tentang dirinya(Jimin) ditemukan telanjang dengan tubuh bersimbah darah. Dan berita ketika Jimin dibawa langsung oleh jenderal Kim menuju ruangannya membuat semua orang membicarakan dirinya. Yang lebih parah ketika kabar tersebut di dengar oleh beberapa pasien dan mulailah terjadi kekacauan.
Seperti pasien 211 (Jung hoseok) yang mencoba melarikan diri dari sel miliknya hingga pasien 345 (jeon Jungkook) yang hampir menghancurkan pintu sel berbahan baja setebal 2 meter. Membuat para petinggi harus merundingkan masalah ini dengan cepat.
Suster dan beberapa dokter lainnya sangat amat kualahan selama hampir seminggu tanpa Jimin. Hingga beberapa berita lagi salah satunya suster bale, yang di kurung di dalam sel bagian Utara. karna meninggalnya tunangan bel.(Ed Walker) salah satu korban di hari Taehyung melarikan diri dari selnya.
Cerita itu pun berlanjut hingga mereka berdua bertemu dengan beberapa penjaga di depan pintu sel milik pasien bernomor
211.
JUNG HOSEOK.TBC
~~~~•••~~~~
(Magazen adalah alat penyimpanan dan pengisian amunisi yang menyatu atau dipasang pada senjata api.)
~~~~•••~~~~
Makasih ya yang udah sempetin baca cerita aku🐤🐤🐣
Tapi jangan biasain baca doang.. vote kee elah -_-
Sampai jumpa di chapter selanjutnya uhuyyy🐙
JANGAN LUPA VOTE !!😈
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperately to leaves
FanfictionButuh waktu beberapa tahun untuk Namja berwajah tampan ralat berwajah cantik dan imut itu sampai di posisinya sekarang !!! Park Jimin seorang dokter pesikolog di militer berpangkat Letnan Kolonel !! Namun tanpa di duga sebuah misi yang datang lan...