34

1.5K 159 7
                                    

Typo bertebaran !!

Perjalanan menuju Korea masih begitu lama, hampir sekitar 10 jam lagi pesawat itu akan mendarat di tanah.

Seokjin yang tidur sambil memeluk tubuh Jimin mulai merasa gelisah ketika nafsu yang tadinya sudah ia bendung, tiba² tergoyahkan oleh gesekan bokong padat berisi milik si mungil. Yang terus bergesekan dengan batang kemaluannya di karenakan adanya sedikit guncangan pada pesawat tersebut.

Belum lagi aroma manis yang keluar dari leher jenjang milik si manis.. Ughh dia bisa gila.

(Tidak.. tidak sabar Kim seokjin saat ini kau tidak membawa obat itu, shit kenapa aku bisa melupakan obat bius itu.. bisa bahaya kalau Jimin bangun dan melihat mu sedang melakukan yang iya iya kepada dirinya) -batin namja itu. nafsu nya tengah berperang dengan logikanya saat ini.

Seokjin pun memilih memejamkan matanya sambil memikirkan Suara ketukan  montak yang sering ia dengar di kuil².

Tuk
Tuk
Tuk
Tuk
Tuktukkkkk....

Amitaba.....

"Euuunghhhhhh..." Lenguhan si mungil di tengah² tidurnya

Pyarrrr

Okey konsentrasi seokjin buyar seketika, ia pun langsung bangun dari ranjang itu lalu segera pergi menuju toilet yang berada di dalam kabin pesawat tersebut.

Ingin sekali ia lebih egois dan langsung menerjang tubuh si mungil. namun ia tau Jimin masih merasakan sakit atau trauma setelah kejadian kemarin.

Jadilah ia menderita dalam kamar mandi sempit itu sendiri, sambil terus menyebut² nama Jimin di setiap desahan nya.

~~~~••••~~~~

Selama empat jam Jimin tertidur ia pun membuka matanya, yang pertama kali ia lihat jendela pesawat yang langsung menujukan hamparan awan putih.

Merasa ada sesuatu yang melingkari pinggang nya ia pun perlahan membalikan badannya. Jimin tersentak ketika melihat wajah seokjin begitu dekat dengan wajahnya, bahkan lima sentimeter lagi bibirnya akan menubruk hidung bengir milik si dominan.

Selama beberapa saat ia terpaku, meneliti wajah itu, kelopak mata yang sedang tertutup, bulu mata lentik dengan hidup bengir nya terlihat sangat kontras di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama beberapa saat ia terpaku, meneliti wajah itu, kelopak mata yang sedang tertutup, bulu mata lentik dengan hidup bengir nya terlihat sangat kontras di sana. Garis rahang nya pun terlihat apik menambah ketampanan sang dominan.

Dulu... Wajah tampan ini menjadi sumber kebahagiaan jimin namun sekarang wajah ini pula menjadi sumber rasa sakit yang selama ini ia pendam.

Bolehkan sekarang ia berkata kesengsaraan seokjin kini adalah buah hasil dirinya menghianati Jimin dulu.

Namun ia kembali mengingat pembicaraan seokjin dengan temannya tadi.

(Apa yang membuat mu menghianati ku dulu? Apa prasangka ku selama ini salah?! Bahwa hanya demi jabatan saja kau pergi? Atau ada hal lain.. ku harap prasangka ku selama ini benar Hyung.. aku belum siap jika pilihan mu itu ternyata untuk kebaikan ku semata) - batin jimin

Desperately to leavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang