12

2.1K 274 4
                                    

Typo bertebaran!!!

Setelah J-hope sudah stabil namja itu mulai  bertanya begitu banyak hal kepada Jimin.

"Ku pikir dr. Kim membuang ku seperti dokter lainnya, kau tahu.. sesaat aku merasa seolah di tinggalkan tanpa sempat membawa apapun"

"Kenapa anda merasa seperti itu? Apa dulu hoseok-ssi pernah mengalami sesuatu yang membuat anda berpikir begitu?" Jimin tau sedikit masa lalu namja di depannya ini karena tadi ia sempat mempelajari data² pribadi J-hope.

Mendengar pertanyaan jimin hoseok tiba² menutup bibirnya dengan rapat.

"Tidak.. aku tidak pernah mengalami sesuatu seperti itu di masa lalu" sangkal nya

"Hemm bagaimana kita ganti topik ini, jadi makanan apa yang hoseok-ssi sukai?"

"Bungeoppang"

(Fyi: Bungeoppang waffle dengan bentuk ikan yang populer di negara Korea, mirip dengan Taiyaki khas Jepang. Adonan itu biasanya diisi dengan pasta kacang merah)

"Lalu makanan yang kau sukai dr.park ?"

"kimchi jjigae" tanpa sadar jimin menjawab dengan antusias, tak berapa lama namja mungil itu pun segera sadar "ahh mianhae.. saya terlalu bersemangat"

J-hope yang melihat itu hanya tersenyum tipis

"Tak apa dr. Park, apa makanan itu sangat enak?"

"itu sangat enak.. tapi apa anda tak pernah mencoba makanan itu? Yang saya tau bukannya hoseok-ssi orang Korea"

"Aku tak pernah merasakan makanan itu, bahkan saat aku tinggal dengan orang tua ku mereka jarang memberiku makanan enak.."

"Bahkan.. haha aku pernah dengan sengaja memakan kertas yang kusiram dengan air hahh, Karana mereka pergi liburan tanpa meninggalkan apapun yang bisa ku makan.. haha?"

Jimin hanya mendengarkan semua kelu kesah J-hope tanpa menyela sedikit pun.

"Hoseok-ssi boleh aku bertanya?"

"Silakan"

"apa yang membuat mu tertawa saat menceritakan itu semua?"

J-hope sedikit terdiam seolah memikirkan sesuatu "terkadang aku suka menertawakan nasib ku yang sial sejak lahir.."

Setelah mendengar perkataan J-hope Jimin hanya diam dan tersenyum. Dirasa ia sudah mendapatkan sedikit kepercayaan dari namja itu jimin pun mendapat kan sedikit ide.

"Hoseok-ssi apa kamu bisa memasukan lengan mu kedalam lubang ini" Jimin menunjuk sebuah lubang yang berada kaca itu.

J hope pun menatap Jimin dengan curiga, Jimin yang mengerti arti tatapan itu lalu tersenyum

"Tenang saja hoseok-ssi saya hanya ingin membalut luka di pergelangan lengan anda saja"

Tanpa menjawab J-hope pun bangun dari kursinya lalu pindah mendekati lubang yang terhubung dengan ruangan Jimin.

Jimin pun dengan telaten mulai membersihkan pergelangan tangan yang terliha banyak sekali luka memar dan sobek.

"Dr. Park.." ucap J-hope

"Yaa hoseok-sii?"

"Apa aku terlalu gila hingga dua dokter harus berkolaborasi untuk menanganiku?"

"Hoseok-ssi mungkin anda pernah mendengar kata ini, anda tidak gila hanya saja jiwa anda sedang merasa kesakitan"

"Yahh aku pernah mendengar kata itu dari dr. Kim"

"Cahh sudah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cahh sudah selesai.." jimin pun melepas pergelangan namja itu dan merapihkan kembali perban yang ia gunakan.

"Terimakasih.." ucap J-hope

sedikit kaget namja mungil itupun membalas dengan senyuman yang begitu manis

"Sama sama hoseok-ssi"

"Apa besok kita akan melakukan sesi konseling lagi?" Tanya J-hope yang begitu tiba²

Jimin sedikit kaget mendengarnya.

"Tentu saja.." ucap jimin terlihat, wajah J-hope yang mulai Sumringah 

"Tidak hoseok-ssi sesi konseling ini hanya di adakan 1 Minggu sekali"

wajah yang tadinya terlihat senang langsung berganti masam saat mendengar perkataan Jimin barusan.

"Tak bisa kah ini di lakukan setiap hari? Aku mulai merasa nyaman dengan mu dr. Park"

"Benarkah? Namun jika kita bertemu setiap hari.. dr.kim lah yang akan merasa dihianati oleh dirimu bukan?" ucap jimin sedikit terkekeh

"Kau cantik saat tertawa dr.park" secara tiba² hoseok berbicara seperti itu

"Waeee? Saya cantik?" Jimin menunjuk dirinya. Hoseok pun hanya mengangguk

"Ahahaha apa anda serius? tapi bagaimana pun juga saya ini seorang namja hoseok-ssi"

"Aku tak masalah dengan namja" gumam nya

"Ndee hoseok-ssi?"

"aniyo" ucap J-hope

Jimin pun mengecek jam di dinding ruang nya, tak terasa kegiatan ini sudah berlangsung sekitar 3 jam lamanya.

Melihat Jimin yang sedang mengecek jam di dinding membuatnya sedikit gusar, karena mungkin sesi konseling ini akan segera berakhir ia

"Dr. Park"

"Ya..?"

"Bisa kah kau tidak berbicara formal dengan ku?"

"hemm baiklah.." ucap jimin sambil tersenyum

Jhope pun ikut tersenyum "Dan Bisa kau ulurkan lengan mu"

"Apa..?" Tanya Jimin

"Cepat lah, apa kau takut dengan ku?"

"Tidak" Jimin menjawab nya dengan cepat, namja mungil itu pun dengan ragu memasukan lengannya kedalam lubang itu.

Deg

Astaga apa yang ingin ia lakukan

Deg

Deg

Deg

Jantung Jimin terus berdebar, karna ia tidak tau apa yang di lakukan namja itu kepada dirinya.

Disaat J-hope sudah meraih tangan namja cantik itu, tanpa sadar Jimin menutup kedua matanya. Tiba tiba..

Cup

Dengan cepat Jimin membuka kedua matanya dan yang pertama kali ia lihat, saat namja kekar itu mencium telapak tangannya.

"Hoseok-ssi..."

"Hanya sebentar saja aku ingin mengingatkan aroma mu"

Blushhh

Wajah Jimin merona seketika.

(kenapa tiba² wajahku mulai memanas? Astaga Jimin sadar dia pasien mu, tapii.. entah kenapa dia terlihat tampan di saat seperti ini . Tidakk Jimin sadarrrrrrr.)

Jimin yang terlihat diam tanpa ekspresi di depan jhope, sebenarnya isi kepala namja itu sangat ramai seolah sedang ada perang melawan batinnya sediri.


TBC

~~~~~•~~~~

Makasih ya yang udah sempetin baca cerita aku🐤🐤🐣


Sampai jumpa di chapter selanjutnya uhuyyy🐙

Desperately to leavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang