11

2K 268 2
                                    

Typo bertebaran!!

Tak berselang lama tiba tiba pintu baja di ruangan sebelah pun terbuka lalu memunculkan beberapa penjaga yang membawa seorang laki² yang sedang tertidur di atas kursi roda.

Para penjaga itu mulai memindahkan namja itu ke atas sebuah sofa yang berada di dalam ruangan tersebut.

Setelah selesai mereka semua segera meninggalkan hoseok lalu menggunci pintu baja itu berkali2 memastikan agar semua tetap aman terkendali.

Drett drett

Dr. Para/ganti

"Yaa dr.park disini/ganti"

"Persiapan sudah selesai, kemungkinan pasien sadar 10 menit lagi"

"Baik, terima kasih atas kerja samanya"

Jimin pun mematikan sambungan itu.

"Suster Kim.. jika nanti pasien sudah terbangun, ku harap kau pergi dan tidak masuk secara tiba² kedalam sini" perintah jimin

"Ndee.. Saya mengerti" ucap suster itu.

Jimin terus memperhatikan namja itu di balik kaca besar yang memisahkan antara mereka berdua, sambil menunggu J-Hope terbangun Jimin kembali membaca biodata namja itu.

Jimin terus memperhatikan namja itu di balik kaca besar yang memisahkan antara mereka berdua, sambil menunggu J-Hope terbangun Jimin kembali membaca biodata namja itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jung hoseok
(J-Hope)
~~~•••~~~
Pasien
No.211

Seorang CEO yang Memiliki gangguan Borderline personality disorder (BPD) adalah gangguan mental serius yang memengaruhi perasaan dan cara berpikir penderitanya. Kondisi ini ditandai dengan suasana hati yang sering berubah-ubah dan sulit dikontrol, serta perilaku yang impulsif.

(Impulsif sendiri adalah sikap ketika seseorang melakukan suatu tindakan, tanpa memikirkan akibat dari apa yang dilakukannya. Contohnya membahayakan diri sendiri atau orang lain.)

J-Hope tidak memiliki orang tua saat dirinya masih bayi namja itu di tinggal didepan panti asuhan saat malam musim dingin.

Setelah berumur 7 tahun J-Hope di adopsi oleh kedua pasangan yang sudah lama menikah namun belum juga dikaruniai seorang anak, tetapi tepat saat J-Hope berumur 15 tahun dirinya di pulang kan kembali ke panti asuhan.

Di duga ia dengan sengaja mendorong ibunya saat sedang hamil, yang membuat ibunya harus mengalami keguguran.

"Hey apa yang sedang kau lakukan?" Tiba tiba terdengar suara dari arah samping yang membuat namja mungil itu pun langsung menengok untuk melihat nya

"Uaa Kamjagiya" sontak namja itu kaget hingga menjatuhkan berkasnya ke lantai.

Jimin benar² kaget melihat hoseok sudah terbangun dan berdiri di tepat dekatnya dengan tatapan tajam. Walau namja dominan itu berada di sebrang kaca namun tetap saja membuat jimin kaget.

"Apa kau takut padaku?"

"Tidak.. tentu saja tidak aku hanya kaget saja" setelah Jimin mengambil berkas² yang ia jatuhkan. Ia segera merapihkan duduknya dan menghadap namja yang sedang menatapnya sedari tadi.

"Hallo hoseok-sii, selamat pagi perkenalkan saya dr. Park Taemin"

"Tidak usah banyak basa basi, apa kau yang memindahkan ku kesini? Dimana dokter Kim?" Bentak J-Hope

"Saya mengerti hoseok-sii pasti bingung akan situasi ini"

"Saya harap hoseok-sii mau duduk sebentar nanti saya akan sedikit menjelaskan kenapa anda bisa berada disini" ucap jimin sehalus mungkin

Tanpa membalas perkataan Jimin Jhope pun langsung duduk di sofa itu.

"Jadi begini.. dr. Kim meminta saya untuk melakukan sesi konseling kepada hoseok-sii untuk sementara waktu"

"Jadi maksud mu dr.kim menyerahkan ku padamu?" Bentak J-Hope lalu ia berdiri dari duduknya. Lalu ia berjalan bolak balik seperti memikirkan sesuatu.

"DIA SUDAH PASTI MEMBUANG KU" tiba tiba Jhope berteriak ke arah Jimin

"Ternyata dia sama saja dengan dokter lainnya sialan" gumam J-hope

"Aniyo hoseok-sii"

"BOHONG.." teriaknya dengan cepat menghampiri Jimin lalu meninju kaca itu berkali² hingga mengeluarkan darah.

"Hoseok-sii.. kumohon berhenti lah"

"Aku harus membunuhnya.." gumam J-hope

"hoseok-sii.."

"Bunuh.bunuh" J-hope terus menerus bergumam akan membunuh dr. Kim

"HOSEOK-SII dengarkan aku" teriak Jimin yang membuat namja itu menatapnya dengan tajam

"HAHH..HAHH KENAPA?"

"sekarang tarik nafas mu lalu hembuskan.."

"Ikuti aku haaahhhh fuuuhhh"

J-hope pun mulai mengikuti apa yang di lakukan Jimin.

"HAHHHH.. FUUUHHHHH.. HAAHHHH.. FUUUHHHHH.. hahhh.. fuuuhhhh" perlahan ritmen pernafasan J-hope mulai stabil

"lalu mulai lah berhitung"

"Satu"

"Satu" gumam hoseok sambil memejamkan matanya

"Dua"

"Dua" ucap J-hope

"Tiga"

"Tiga" ia merasakan perlahan debaran jantungnya tidak secepat tadi

"Empat"

"Empat" hoseok terus mengikuti Jimin
Hingga hitungan itu berakhir di angka 6.

"Bagaimana hoseok-sii? Apa sekarang merasa jauh lebih baik?" Jimin bertanya dengan lembut

"Entahlah... Tapi aku merasa seolah batu besar yang mengganjal di dalam dadaku tiba² terangkat."

"Biasanya saat aku sedang marah aku membunuh seseorang namun aku tetap merasa batu itu terus mengganjal di dadaku membuatku sangat sesak"

"Tak apa hoseok-sii terkadang saat seseorang marah maka tubuh akan melepas suatu hormon yang disebut dengan adrenalin"

"Dengan pelepasan dari hormon ini maka tubuh akan merespon dengan meningkatkan denyut jantung, frekuensi napas yang terpicu serta keringat yang berlebih"

"Maksudmu?" Wajah J-hope terlihat bingung

" Hemm lebih jelasnya Pada kasus hoseok-sii dimana kondisi marah yang cukup berat dan terasa adanya desakan pada dada dapat disebabkan karena adanya pengaruh dari kondisi cemas yang berlebih " ucap jimin

"Jadi saya sarankan sebelum anda merasa marah lebih baik hoseok-sii menghitung dari 1 sampai 6, biasanya cara itu lumayan efektif untuk seseorang yang mengalami gangguan emosi berlebih seperti hoseok-sii"

"Aku akan mencoba" gumam hoseok yang masih terdengar di telinga namja mungil itu.

"Terima kasih sudah mendengar kan saran saya" ucap jimin dengan senyuman

Tanpa sadar senyuman yang di perlihatkan oleh Jimin membuat namja itu terus menerus menatapnya.

TBC



Makasih ya yang udah sempetin baca cerita aku🐥🐤

Uhuyyy🐙







Desperately to leavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang