"Apa yang mau lo omongin tentang Addan?" tanya Sri kepada gadis yang berada di hadapannya.
"Sebelumnya kenalin dulu nama gue Maria. Gue teman masa kecil Addan, dan bisa dibilang gue juga teman curhat Addan. Gue deket banget sama Addan."
Ada rasa sesak saat Sri mendengar penjelasan dari Maria. Sri tak masalah jika Maria adalah teman masa kecil Addan. Tapi, ayolah, apakah hanya Maria teman curhatnya? Kenapa Addan tidak pernah mengeluarkan keluh kesahnya kepada Sri? Apa karena mereka tidak sedekat itu?
Apa cuman aku, ya, yang beranggapan kalau aku dan Addan itu dekat? Apa Addan enggak ngerasa sebaliknya?
Ini aneh. Aneh karena Sri membatin seperti itu. Aneh karena perasaan sesak sedikit menyelimuti hati Sri. Harusnya dia tak merasa seperti itu, 'kan? Mungkinkah dia cemburu? Tapi dia siapanya Addan?
"Oke. Kamu teman masa kecil Addan, dan kamu juga teman curhat Addan. Lalu?"
Maria menghela napasnya panjang. Ia sedang bersiap untuk sebuah cerita.
"Addan pergi dari sini, dan dia lebih memilih tinggal di pesantren tanpa harus kembali lagi ke sini itu karena ... Addan ngerasa percuma."
Sri menautkan kedua alisnya ke atas. "Percuma?"
"Addan ngerasa keberadaan dia di sini percuma, karena dia di sini sekali pun orang tuanya enggak peduli. Addan ngerasa enggak dapet kasih sayang dari orang tuanya."
Sri terkejut. Sanking terkejutnya, Sri bahkan sampai tidak sadar ada air mata yang jatuh bebas begitu saja membasahi pipinya.
"Tapi kenapa dia enggak cerita sama aku ...."
Tangan Maria meraih sebuah ponsel miliknya. Ia membuka chat-nya dengan Addan.
"Ini chat gue selepas kita ketemu di rumah sakit," kata Maria, sambil menunjukkan hasil chat itu.
From Maria
Gue udah jenguk ibunya Sri kemarin. Alhamdulillah, keadaan ibunya Sri udah membaik. Dan lo tau apa?Addan, My Friend
Apa?From Maria
Sri keliatan banget senengnya, karena keadaan ibunya yang mulai membaik. Ouh, iya, gue juga ngomong sesuatu ke Sri kemarin. Gue ngomong biar dia tambah semangat gitu.Addan, My Friend
Makasih banyak, Maria. Makasih karena lo udah mau bantuin gue. Asal lo tau, gue bener-bener kepikiran banget sama Sri. Gue khawatir sama dia. Dia banyak banget cobaannya, mulai dari dituduh sama semua orang kalau dia itu pencuri uang sumbangan, dan sekarang ibunya sakit, di tambah lagi kepergian gue ke pesantren ini juga ngebuat dia sedih. Gue takut setelah kepergian gue, dia jadi enggak punya lagi teman yang selalu percaya sama dia."Sri, Addan itu care banget sama lo. Sanking care-nya dia sama lo, dia sampe nyuruh gue buat jadi teman curhat lo selagi dia di pesantren."
"Dan sebenernya alasan Addan enggak mau kasih tau lo soal masalahnya, itu karena dia enggak mau lo tambah kepikiran. Lo udah cukup banyak masalah, dia enggak mau pikiran lo jadi bertambah."
Sri hanya diam. Diam sembari memikirkan sesuatu.
"Tapi pada akhirnya dia nyuruh gue buat ceritain soal masalahnya ke lo."
Sri kembali menautkan kedua alisnya ke atas. "Kenapa?"
Maria kembali menunjukkan chat-nya dengan Addan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rohis vs Gus Pesantren (Proses Penerbitan)
SpiritualMenceritakan tentang seorang lelaki bernama Addan Alzohri yang harus mendapatkan hukuman dari orang tuanya berupa pergi ke pesantren dengan harapan kelakuannya yang tengil itu dapat berubah. Alih-alih berubah, Addan justru menjadi beranggapan kalau...