🌼 Mantra Cinta Kanaya | 2

125 61 59
                                    

Sebelum baca, Jangan lupa Vote dan Komentar sebanyak banyaknya. Terimakasih.

─── ❝ Selamat Membaca❞ ───

⛔ Untuk yang masih di bawah 15 tahun, tolong bijak membaca yah. Ada beberapa adegan yang 'begitulah' pada chapter ini. 🚫

******

Kanaya terlihat berjalan mengendap endapan agar tak ketahuan kalau ia sedang menguntit Arkana.

Menguntit ? Kanaya tak berniat menguntit kok, ia hanya ingin memberikan nasi goreng yang tadi pagi ia masak dengan susah payah untuk Arkana.

Kanaya terlihat mengintip Arkana yang terlihat berjalan kearah terbelakang sekolah. Tempat ini sangat jarang didatangi oleh siapapun termasuk siswa siswi SMA Rajawali.

Mata Kanaya terlihat terbelalak saat ia melihat dengan santainya Arkana mencium bibir Aira.

bukan ciuman biasa, Kanaya dapat dengan jelas melihat kalau Arkana melumat habis bibir Aira bahkan tangan pria itu juga sudah berani berkelana di dalam seragam Aira.

Kanaya mencengkram kotak bekal yang ia bawa kuat, ia benar benar tak menyangka kalau Arkana berani melakukan hal itu.

Perlahan langkah kakinya mulai mundur dan tanpa ia sadari sebuah tangan sudah menutup matanya seolah olah tak mengizinkan ia untuk melihat adegan itu.

"Awan, gue mohon kali ini jangan mendung dulu karna gue benci liat hujan," ucap seorang pria yang sama sekali tidak Kanaya ketahui.

Kanaya masih terdiam saat suara itu masuk kedalam pendengarannya, pria itu lalu membalikkan tubuh Kanaya agar menghadap kearahnya dan segera memeluk Kanaya erat.

"Gue kangen sama lo awan," ucap pria itu pelan.

Kanaya terlihat masih terdiam bingung saat pria itu memanggilnya Awan ? Siapa awan ?

******

Flashback 🌼

Seorang gadis kecil berumur tujuh tahun terlihat berbaring di atas kasur rumah sakit dengan selang infus yang tertusuk dipunggung tangannya.

"Ayo Naya buka mulut kamu. Kalau kamu nggak makan, nanti nggak dibolehin pulang sama dokter loh," ancam seorang wanita yang merupakan ibu dari gadis kecil itu.

"Biarin aja. pokoknya Naya mau main keluar baru mau makan !! Titik nggak pakai koma loh mah," balas Kanaya kecil dengan nada penuh ancaman.

Nirmala yang nota bene merupakan ibu Kanaya hanya bisa menghela napasnya pasrah, ia lebih memilih mengalah pada putri kecilnya itu ketimbang harus berdebat seharian dengan putri semata wayangnya itu.

"Yaudah sekarang kita jalan jalan keluar dan ingat loh yah, cuman jalan jalan dan kamu nggak boleh main bola. Paham!!"

"Paham Mamah cantik," jawab Kanaya senang. Ia lalu menuruni kasur rumah sakit dengan digendong oleh Nirmala.

Tangan kanan Nirmala terlihat membawa tiang inpus keluar dari ruangan sembari menggendong putrinya yang tak terasa semakin bertambah besar saja.

"Kamu tunggu disini dan jangan kelayapan kemana mana. paham Naya!!"

Kanaya kecil hanya mengangguk paham dengan perkataan mamahnya barusan, ia lalu duduk di kursi taman sembari menatap anak anak yang terlihat tengah asik bermain bola di sebrang taman.

MANTRA CINTA KANAYA [TAMAT] [15+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang