🌼 Mantra Cinta Kanaya | 35

47 9 2
                                    

Sebelum baca, Jangan lupa Vote dan Komentar sebanyak banyaknya. Terimakasih.

─── ❝ Selamat Membaca❞ ───

Aira menatap pil penggugur kandung didepannya dengan bimbang. Rambut gadis itu terlihat berantakan sangking frustasinya. Malam ini, biarkan Aira menggugurkan bayi didalam kandungannya ini. Ia benar benar bingung harus bagaimana sekarang karna ia benar benar belum siap untuk menjadi ibu.

Dan parahnya Xander, pria yang selama ini ia percaya bahkan tak mau bertanggung jawab. Aira frustasi, menyesal ? Sepertinya sudah tak berguna.

Aira tak henti memukul perutnya berharap bayi sialan itu bisa menghilang dari sana. Mata Aira bahkan sudah sembab sangking lelahnya sudah ia mencoba berbagai cara untuk menggugurkan bayi siapa itu.

Hanya ada satu cara yang belum ia coba yaitu meminum obat dari Xander. "Gue harus coba, kalau tetap nggak berhasil lebih baik gue mati!!"

Aira langsung menelan bulat bulat lima pil sekaligus. Ia belum merasakan apapun hingga tak berselang lama perut gadis itu perlahan terasa nyeri seperti terlilit. Aira masih bisa menahan rasa sakit ini hingga erangan keluar dari mulut gadis itu.

Tok Tok ~

"Aira!! Kamu baik baik aja Nak?" tanya Ramah dari luar kamar Aira. Ia hanya terkejut saat putrinya mengerang nyaring seperti kesakitan.

"Sakit bu!!! Aira—arghhh"

Rahma semakin memaksa membuka kamar putrinya tapi sama sekali tak terbuka. Rahma lalu berusaha keras mendobrak sekuat tenaganya.

Aira tak hentinya mengerang kesakitan dan bersamaan dengan itu darah segar mulai mengalir pada kaki jenjang gadis itu.

Dbrakkk ~

"Astaghfirullah," ucap Rahma lalu mendatangi putrinya yang terlihat sudah terkapar di lantai dengan wajah yang sudah memucat. Sangking tak kuasanya ia menahan rasa sakit, gadis itu terlihat sudah pingsan di lantai dengan darah yang begitu banyak mengalir di lantai.

Rahma mau tak mau meminta tolong kepada tetangga disebelahnya sebelum putri semata wayangnya itu kehilangan nyawanya.

*****

Kanaya masih menatap langit malam jakarta senang. Mulutnya masih mengunyah ice cream coklat yang barusan Saka beli untuk dirinya.

Kembang api akan dimulai sebentar lagi dan Kanaya benar benar tak sabar sekarang. "Kata Arkana kembang apinya sebentar lagi mau muncul !! Naya nggak sabar !!" Ujar Kanaya senang.

"Gue juga nggak sabar," sahut Saka yang sedari tadi belum mengalihkan pandangannya dari Kanaya.

Tiba tiba Angkasa duduk diantara Saka dan Kanaya. "Nggak boleh terlalu dekat, nanti ada setannya di tengah tengah," Sindir Angkasa sembari mengunyah cimol pedas ditangannya.

"Arkana, Enal, Ona sama Udin mana?" tanya Kanaya penasaran.

"Si Ona sama Udin ngusir gue tadi. Kalau Arkana sama Enal masih asik main judi dibelakang," jawab Angkasa.

"Terus lo ngapain disini?" Tanya Saka.

"Gue mau duduk doang sambil makan cimol pedas maknyus," jawab Angkasa.

"Angkasa mending pergi deh. Lo itu gangguin gue sama Saka !!" sindir Kanaya tak suka.

Angkasa memilih mengalah. "Liat aja gue bakalan dapat gandengan bentar lagi!! Bakalan gue pamerin sampai lo cemburu," ancam Angkasa lalu pergi meninggalkan dua sejoli yang tengah dimabuk kasmaran itu.

Kanaya lalu menggeser duduknya untuk lebih dekat dengan Saka. "Saka mau?" Tanya Kanaya lalu menyodorkan ice cream miliknya pada Saka.

"Lo itu kenapa gemesin sih," puji Saka sembari mencubit pipi Kanaya. Bukanya kesal Kanaya hanya tersenyum simpul.

Saka lalu meraih tangan Kanaya dan menatapnya sebentar sebelum akhirnya menatap Kanaya lekat. "Gue nggak tau kapan lagi bisa ngeliat lo sedekat ini," kata Saka. Sorot mata pria itu kini hanya menatap netra Kanaya tulus.

"Gue cuman mau bilang. Lo cantik banget malam ini dan bukan cuman malam ini Nay. Setiap hari dan setiap saat lo selalu cantik di mata gue," puji Saka lagi.

Saka lalu mengusap ujung bibir Kanaya yang terlihat ada noda Ice cream.

"Gue emang bukan cowo romantis yang bisa ngerayu lo setiap waktu," kata Saka sembari terus menatap netra Kanaya lekat.

"Tapi satu hal yang perlu lo tau. Perasaan gue kali ini benar benar tulus sama lo Nay. Gue tau ini terlambat karna gue terlalu takut buat nyatain perasaan gue duluan," Saka menarik napas dan menghembuskannya perlahan sangking gugupnya.

"And now I just want to say—do you want to be my girlfriend? Gue nggak maksa lo harus terima—"

"I want, I want to be your girlfriend," potong Kanaya yakin.

"Are you serious?"

Kanaya hanya mengangguk sembari tersenyum lebar menatap Saka. Baru kali ini perasaan Kanaya berdebar berkali kali lipat saat menatap mata Saka.

Saka lalu memeluk Kanaya erat hingga semburan kembang api terlihat mulai menghiasi langit jakarta malam ini. Saka masih saja memeluk Kanaya seperti tak berniat melepaskan pelukan itu.

Walaupun ia tau sebentar lagi mungkin ia tak akan bisa memeluk gadis itu lagi.

"Saka, ice cream Naya habis. Ayok beli lagi," ajak Kanaya dengan bibir cemberut andalannya.

Saka lalu mencubit pipi Kanaya sangking gemesnya melihat raut cemberut gadis itu. Sedangkan Arkana hanya menggelengkan Kepalanya saat melihat dua sahabatnya sedang dimabuk asmara di ujung pandangannya.

Arkana ikut tersenyum melihat dua sahabatnya itu bisa bersama walaupun Arkana tak menampik kalau ia masih menyimpan rasa pada Kanaya. Tapi sepertinya Saka lah yang lebih pantas bersanding dengan Kanaya ketimbang dirinya.

Tak berselang lama Enal berteriak meminta bantuan Arkana untuk mengangkat TV yang barusan ia menangkan di acara taruhan dibelakang area festival. "Ka, bantu gue angkat TV di belakang!!" teriak Enal.

"Lo dapat TV? Bukan main anaknya pak Haji jago juga main judi," sindir Arkana lalu membantu Enal membawa Kipas angin merek cosmos wades des.

[BERSAMBUNG]

Kalau ada saran, kritik atau kesalahan tulisan bisa langsung berkomentar. Sampai jumpai di chapter selanjutnya.

MANTRA CINTA KANAYA [TAMAT] [15+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang