🌼 Mantra Cinta Kanaya | 31

44 8 2
                                    

Sebelum baca, Jangan lupa Vote dan Komentar sebanyak banyaknya. Terimakasih.

─── ❝ Selamat Membaca❞ ───

Kanaya masih duduk didepan teras rumah Saka berharap pria itu akan segera pulang dari tempat lesnya.

Kata Mbok Ratmi, Saka sepertinya sedang ada di tempat les dan kemungkinan pulang jam lima sore tapi ini bahkan sudah hampir setengah enam kenapa ia belum juga pulang ?

"Yeeee!!! Sumpah gue kenyang banget Ka hari ini!!!" Seru Lena yang terlihat tersenyum senang di boncengan Arkana.

Senyum Kanaya luntur seketika saat melihat Saka yang pulang bersama Lena. Sialan, jantung Kanaya berdebar sekarang. Ia sedikit terkejut, mengapa Saka pulang dengan Lena? Bukannya mereka berbeda tempat les?

Saka juga terlihat terkejut saat melihat Kanaya yang sudah ada di depan teras rumahnya. "Lo ngapain kesini?" Tanya Saka heran.

Kanaya sedikit gelagapan, padahal biasanya ia tak segugup ini saat bertemu Saka. "Na-naya tadi cuman nggak sengaja lewat," jawab Kanaya asal.

"Nggak mau masuk—"

"Naya mau pulang aja uda sore, assalamu'alaikum." Kanaya langsung berlari sembari sesekali membenarkan kacamatanya. Ia benar benar tak menyangka kalau Saka akan pulang dengan Lena. Kalau tau begini Kanaya lebih baik tak datang berkunjung.

Kanaya tak menampik kalau ia memang cemburu. Puas lo Rowen!! sekarang gue beneran cemburu. Batin Kanaya kesal.

Kanaya bahkan berlari secepat mungkin sangking kesalnya saat melihat Lena begitu bahagia saat bersama Saka barusan.

"Loh, Kanaya mana?" tanya mbok Ratmi.

"Barusan pulang."

"Katanya mau belajar bareng. Kok malah pulang sih!!! Mbok uda masak banyak loh khusus buat kalian. Dia uda nungguin kamu dari jam 10 pagi tadi."

Saka terkejut mendengar perkataan Mbok Ratmi barusan. Jam 10 pagi ? Dan sekarang sudah setengah enam ?

"Gue ganggu yah Ka?" tanya Lena tak enak.

Saka dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Nggak ganggu kok. Lagian kita mau belajar buat UN besok kan? Yaudah ayo masuk."

Lena hanya tersenyum dan masuk kedalam rumah Saka sembari mengobrol dengan Mbok Ratmi sedangkan Saka masih diam mengecek ponselnya yang ternyata telah penuh dengan panggilan tak terjawab dari Kanaya.

Kanaya memang sering mengajak Saka belajar bersama saat mendekati Ujian. Apalagi kalau itu sudah berurusan dengan Matematika. Saka tau tadi Kanaya datang kerumahnya pasti karna ingin belajar bersama dengannya.

*****

Kanaya terlihat fokus mengerjakan beberapa soal matematika di depannya sambil sesekali mengacak rambutnya frustasi. "Naya nggak paham!!"

Ceklek~

"Anak papah lagi belajar sampai lupa makan, nih dimakan dulu nasi goreng spesial buatan papah Romo," ujar Romo lalu meletakan sepiring nasi goreng diatas meja Kanaya.

"Cantiknya papah kenapa cemberut aja nih!?"

"Besok Naya uda UN tapi Naya nggak paham sama matematika Pah, kepala Naya mulai sakit," keluh Naya menatap semua rumus yang sama sekali enggan masuk kedalam otaknya.

"Biasanya belajar bareng Saka kan?"

"Naya marahan sama Saka."

Romo sedikit terkejut saat putrinya mengatakan kalau ia sedang marah dengan Saka. Padahal setahu Romo, Kanaya sama sekali tak pernah marahan pada pria itu dan kalaupun marahan Saka akan lebih dahulu meminta maaf pada Kanaya walaupun putrinya lah yang salah.

"Beri papah alasannya."

"Saka suka sama Naya," gumam Kanaya.

Romo hanya tertawa mendengar Jawaban putrinya. Sebenarnya ia tidak begitu terkejut jika seandainya Saka menyukai Kanaya. Mereka telah bersahabat lama dan jika Romo lihat, Saka sangatlah sayang pada putrinya itu.

"Terus terus, kamu Terima cintanya Saka?" tanya Romo yang terlihat begitu kepo dengan kisah percintaan putrinya.

Kanaya hanya menggelengkan kepalanya pelan sembari menunduk menatap nasi goreng ditangannya.

"Yah!!! Penonton kecewa," sindir Romo sembari terkekeh melihat tingkah putrinya.

Bugh !

Kanaya memukul pelan lengan  papahnya pelan. "Pah, Naya nggak suka diledekin gitu," protes Kanaya.

"Kamu sih! uda dikasih yang sebaik Saka malah ditolak," ujar Romo, "Jadi sekarang nyesel uda nolak Saka?"

"Naya bukan nyesel, Naya cuman masih bingung sama perasaan Naya sendiri," ungkap Kanaya yang sama sekali belum memakan nasi goreng spesial itu.

"Saka bahkan sekarang lagi dekat sama cewe lain disekolah yang cantik banget !!!"

"Kamu juga cantik kok, kamu malah yang paling cantik diantara semua perempuan didunia ini, terkecuali mamah yah," ungkap Romo sembari terkekeh.

"Papah bucin banget sama mamah."

"Soalnya buat dapetin mamah kamu itu susah Nay. Papah musti mendaki gunung dulu terus turun gunung lagi, menyebrang sungai yang banyak buayanya dan bahkan kalau papah musti salto mungkin bakalan salto buat sampai kerumah mamah kamu."

Naya hanya tertawa mendengar perkataannya papahnya. "Serius?"

"Ya nggak lah Nay. Itu cuman perumpamaan aja," kata Romo.

"Ingat kata papah. Pria terbaik bukan yang tampan atau yang kaya raya. Tapi dia yang mau terima kamu apa adanya tanpa menyuruh kamu berubah sesuai keinginannya," kata Romo.

"Kalau masih nggak bisa kerjain soalnya. mending nyontek sama teman kamu aja Nay," suruh Romo lalu keluar dari kamar putrinya.

Sedangkan Kanaya masih menatap nasi gorengnya sembari tersenyum kecil.

"Kenapa penyesalan selalu datang di belakang sih," Keluh Kinara.

"kalau di awal namanya pendaftaran kak bukan penyesalan ! Masa gitu aja nggak tau," ledek Kia yang ternyata sudah berada di depan pintu kamar Kanaya.

"Apaan sih Kia!! Sana kamu anak kecil nggak boleh tau!!" usir Kanaya.

"Biarin aja, Kakak sih sok jualan mahal sama kak Saka. Kalau nggak mau sama kak Saka mending kak Saka nya buat Kia aja sini, mau Kia jadiin kakak baru pengganti Kak Naya!! Hahahah..."

"Pah!! Kia nakal, dia gangguin Naya belajar!!" teriak Kanaya kesal. Adik satu satunya itu memang menyebalkan.

"Dasara cepu!! Kak Naya tukang ngadu, kak Naya tukang ngadu, mweelll.."

"Kia sana dong!! Lo itu gangguin gue tau."

"Biarin, kak Naya emang cepu. Kak Naya tukang ngadu, mwelll..." ledek Kia.

Kanaya memilih sabar kali ini karna semakin diladenin bocil itu bakalan semakin menjadi jadi. Lebih baik diam sebelum sapu dikamar Kanaya melayang mengenai adik satu satunya itu.

[BERSAMBUNG]

Kalau ada saran, kritik atau kesalahan tulisan bisa langsung berkomentar. Sampai jumpai di chapter selanjutnya.

MANTRA CINTA KANAYA [TAMAT] [15+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang