🌼 Mantra Cinta Kanaya | 34

49 11 3
                                    

Sebelum baca, Jangan lupa Vote dan Komentar sebanyak banyaknya. Terimakasih.

─── ❝ Selamat Membaca❞ ───

Pagi ini seperti biasa Kanaya berada di kantin, tapi kali ini ia terlihat masih menunggu reaksi Saka saat mencicipi nasi goreng spesial buatannya yang ia racik menggunakan resep rahasia papahnya.

"Enak nggak? Harusnya sih enak karena Papah Naya yang ajarin masak tadi pagi," ujar Kanaya sembari membuka bekal keduanya yaitu foto bakar selai srikaya.

"Enak kok," jawab Saka lalu lanjut mengunyah nasi goreng itu.

Angkasa yang sedari tadi ada didepan Kanaya tak hentinya menatap Saka tajam. "Nay, pulang sekolah ke rumah gue yuk,"Ajak Angkasa, "Gue punya buku dongeng baru," tambah Angkasa.

Entah karna posesif atau apa, Saka langsung meraih tangan Kanaya seperti memberi kode pada Kanaya agar menolak ajakan Angkasa barusan.

"Posesif banget lo jadi cowo," sindir Angkasa lalu lanjut mengunyah tempe mendoan favoritnya.

"Pulang sekolah Naya mau jalan bareng Saka, sorry yah Angkasa."

"Lo berdua pacaran?" tanya Ona penasaran.

"Nggak boleh pacaran tau!! Kata abah Enal, Pacaran itu—"

Hap~

Satu buah bakpao terlihat membungkam mulut Kanaya. Pelakunya tak lain dan tak bukan adalah Arkana. Pria itu duduk disamping Kanaya bersama Enal sembari membawa satu kotak bekal jajanan pasar buatan Umi Enal. "Lo semua wajib cobain jajanan buatan Umi gue," Suruh Enal.

"Saka, Si Arkana Jahil banget sama Naya," adu Kanaya.

"Cepu!!" ejek Arkana.

"Biarin cepu. Dari pada lo cupu!! Main adu layangan aja kalah," ledek Kanaya tak mau kalah.

Arkana hanya memutar bola matanya malas saat mengingat kejadian kemaren sore dimana dirinya kalah saat main adu layangan dengan Kanaya. "Coba lanjutin perkataan lo tadi soal pacaran," suruh Arkana.

"Kata abah Enal, pacaran itu nggak boleh!! karna yang di tengah tengahnya biasanya setan!!!"

"Tapi lo pernah pacaran sama gue kan?"
tanya Arkana sembari tersenyum miring.

Kanaya buru buru menutup telinga Saka yang ada disampingnya. "Saka nggak boleh denger perkataan Arkana!! soalnya Naya cuman iseng pacaran sama dia," ujar Kanaya.

"Gue emang pernah pacaran sama lo dan ditengah tengahnya emang ada setan." Bela Kanaya yang membuat dahi Arkana mengernyit bingung. Bahkan Angkasa dan Ona benar benar tak mengerti maksud Kanaya barusan.

Kanaya lalu mengambil lumpia goreng dari kotak bekal milik Enal. "Setannya Aira!!! Hahahaha..." jawab Kanaya sembari tertawa nyaring tapi seluruh teman temannya hanya diam menatapnya aneh.

"Nggak lucu yah?" tanya Kanaya.

"Dasar bocah prikk!!" ledek Enal.

Saka yang masih tersenyum simpul mendengar perdebatan antara Kanaya dan Enal hingga tak. Berselang lama ponselnya berdering dan sebuah notifikasi masuk. Sebuah Email yang membuat Saka penasaran.

Indonesiaeducationcenter.com

Selamat pagi kepada Ananda Saka Zaidan Ksatria atas partisipasi anda dalam seleksi beasiswa yang di laksanakan pada 24 Febuari 2022 di gedung dinas pendidikan jakarta utara.

Saya selaku penyelenggaraan ingin mengucapkan selamat kepada Ananda Saka Zaidan Ksatria bahwa anda dinyatakan lulus seleksi tahap pertama dan untuk tahap penyaringan selanjutnya masih sedang berlangsung sesuai universitas pilihan anda yaitu Ludwig-Maximilians-Universität Munchen.

Beriku form tanda Terima kelulusan dimohon untuk segera melengkapi berkas pada form tersebut dan segera mengirimkannya kembali kepada kami.

Terimakasih atas perhatiannya. Sekian dan terimakasih.

Indonesiaeducationcenter.com

Saka terlihat masih membaca pesan email itu detail. ia lalu berdiri dan berniat menemui wali kelasnya untuk membicarakan perihal ini. "Gue mau ketemu bu wati dulu," ujar Saka pada Kanaya, gadis itu hanya mengangguk dan melanjutkan perdebatannya dengan Arkana.

*****

Para guru terlihat sibuk mengisi beberapa nilai ujian pada siswa, ujian telah berakhir sejak tugas hari lalu dan sekarang adalah masa masa sibuknya mereka untuk mengakulasikan nilai nilai murid dari kelas 10 sampai 12.

Bu wati masih menatap Saka dengan kegembiraan. Bagaiamana tidak gembira, dalam sejarah SMA Rajawali hanya Saka lah yang berhasil tembus seleksi kuliah di luar negri. "Ibu bangga sama kamu sekarang, ibu bakalan langsung siapkan semua kebutuhan administrasi kamu secepatnya."

Saka hanya mengangguk sembari tersenyum simpul. Lagi lagi ia kepikiran tentang Kanaya, kira kira kapan waktu yang tepat untuk bilang pada gadis itu kalau Saka sebenarnya akan lanjut study ke luar negri.

"Lena sebenarnya bisa saja lolos kalau seandainya dia milih universitas lain dengan jurusan Sastra karna dia jago loh Satranya," ujar Bu wati yang masih sibuk mengeprint beberapa nilai anak muridnya.

Saka hanya diam dan seperti enggan membahas tentang Lena. Ia hanya begitu bingung bagaimana mengatakan pada Kanaya kalau ia hendak lanjut studi ke luar negri.

"Kalau begitu Saka ijin keluar dulu bu," Pamit Saka.

Bu wati mengangguk. "Sekali lagi selamat yah Nak, Nanti ibu minta tolong TU buat langsung kirim berkas kamu siang siang ini."

Saka hanya mengangguk dan keluar dari ruangan bu Wati.

Saka masih memikirkan bagaimana cara supaya ia bisa memberitahu Kanaya kalau ia akan lanjut study di Luar negri. Ia hanya takut gadis itu kecewa karna Saka tidak jadi mendaftar di Universitas Reksa Jaya.

Grep ~

Kanaya tiba tiba merangkul lengan Saka erat. "Uda isi form pendaftaran universitas Reksa Jaya belum?" tanya Kanaya penasaran.

Deg~

"Be-belum, nanti gue isi secepatnya," jawab Saka sedikit grogi.

"Malam ini Enal, Arkana, Angkasa, Ona sama Udin ngajak kita ke festival kembang api di alun-alun kota. Lo bisa kan?"

"Bisa kok, nanti gue jemput dirumah lo," Ujar Saka sembari mengelus rambut Kanaya gemas. Ia tak tau bagaimana reaksi Kanaya saat gadis itu tau kalau ternyata Saka harus pergi meninggalkannya.

Mengambil kedokteran diluar negri bukan waktu yang sebentar dan kemungkinan Saka bisa kembali ke indonesia sangatlah kecil, apalagi kalau ia sudah terlalu nyaman disana.

Tapi Saka selalu ingat kata Abah Enal sewaktu itu. "Apa yang menjadi milikmu akan kamu temukan dengan sendirinya. Yang harus kamu tahu, semua hal yang memang sudah ditakdirkan menjadi milikmu pada akhirnya akan menjadi milikmu suatu saat nanti."

Saka selalu tersenyum setiap mengingat perkataan Abah Enal. Bahkan bukan hanya perkataan itu saja, semua nasehat dari pria separuh baya itu akan selalu Saka ingat sampai ia di negri orang nanti.

[BERSAMBUNG]

Kalau ada saran, kritik atau kesalahan tulisan bisa langsung berkomentar. Sampai jumpai di chapter selanjutnya.

MANTRA CINTA KANAYA [TAMAT] [15+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang