Sebelum baca, Jangan lupa Vote dan Komentar sebanyak banyaknya. Terimakasih.
─── ❝ Selamat Membaca❞ ───
⛔ Untuk yang masih di bawah 15 tahun, tolong bijak membaca yah. Ada beberapa adegan yang 'begitulah' pada chapter ini. 🚫
******
Kanaya masih menatap langit langit kamarnya tak mengerti. Mengapa perasaannya begitu biasa saja saat bersama Arkana tadi. Bukan kah seharusnya berdebar ? Tapi mengapa Kanaya begitu biasa saja sekarang.
"Setidaknya gue harus bawa lo kembali jadi Arkana yang dulu," gumam Kanaya lalu segera menutup seluruh wajahnya dengan salimut tebal miliknya.
*****
Arkana masih menatap lampu merah didepannya yang masih belum berganti warna menjadi hijau. Netra pria itu lalu mengarah ke trotoar jalan yang sepi, disana ada seorang wanita paruh baya sedang menyapu sekitaran trotoar padahal ini sudah larut malam.
Arkana terus saja memperhatikan wanita paruh baya itu yang ternyata tengah memegang perutnya sembari duduk di trotoar. Apakah wanita itu kelaparan ? Tanya Arkana dalam hati.
Saat lampu mulai berubah warna menjadi hijau, Arkana langsung menancapkan gas motornya meninggal tempat itu. Ia berencana mampir terlebih dahulu ke warung terdekat untuk membelikan wanita itu makanan karna Arkana pikir sepertinya wanita itu kelaparan.
*****
"Ibu tinggal dimana? Mau saya antar pulang?" tanya Arkana ramah sembari tersenyum simpul.
"Nggak perlu nak, rumah ibu deket sini. Sekali lagi terimakasih sudah kasih makanan sebanyak ini," ucap Ibu.
"Uda selarut ini ibu yakin nggak mau diantar?" Tanya Arkana sekali lagi.
Wanita separuh baya itu hanya menggelengkan kepalang menolak ajakan Arkana barusan. "Lebih baik kamu pulang nak, sudah larut malam juga."
Arkana memilih mengalah dan mengangguk lalu pergi kearah motornya yang ada dipinggir jalan.
Sedangkan ditempat lain Aira terlihat bersembunyi dibalik semak semak sedari tadi menunggu Arkana pergi dari tempat itu. Setelah situasi aman Aira langsung menghampiri ibunya dengan arogan.
"Lain kali nggak usah ketemu sama cowo barusan!! soalnya dia temen satu kelas Aira dan kalau dia sampai tau Aira anak ibu. Muka Aira mau ditaruh dimana. bu," jelas Aira pada ibunya yang terlihat sudah gemetar karna kelaparan.
Aira lalu merebut kotak berisi bungkusan yang ternyata terdapat beberapa lembar uang seratus ribu. "Ibu ambil nasi kotaknya aja!!! biar uangnya buat Aira jajan."
Aira lalu melemparkan bungkus berisi nasi didepan ibunya dan langsung melenggang pergi dari tempat itu.
Seorang pria terlihat tersenyum miring melihat kejadian barusan. Ia lalu memanggil sopirnya yang sedari tadi masih asik melahap sate taichan disampingnya.
"Dasar anak durhaka, kenapa nggak langsung kutuk aja jadi batu," sindir Mang Asep Sopir Angkasa yang terlihat melahap sate taichan dengan begitu lahapnya.
"Untungnya Angkasa nggak begitu sama bunda." Angakasa lalu mengeluarkan beberapa lembar uang miliknya dan memberikan pada Mang Asep yang merupakan sopir Angkasa, "Nanti kasih ke ibu itu," suruh Angkasa lalu pergi meninggal Tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTRA CINTA KANAYA [TAMAT] [15+]
Teen FictionIni kisah tentang Kanaya yang menyukai sahabatnya sendiri bernama Arkana. Mereka berdua lalu memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih. Namun siapa sangka, Arkana malah memutuskan Kanaya secara sepihak dan meninggalkan gadis itu begitu saja. Kanaya...