Sebelum baca, Jangan lupa Vote dan Komentar sebanyak banyaknya. Terimakasih.
─── ❝ Selamat Membaca❞ ───
⛔ Untuk yang masih di bawah 15 tahun, tolong bijak membaca yah. Ada beberapa adegan yang 'begitulah' pada chapter ini. 🚫
******
Kanaya terlihat masih asik mengerjakan soal milik Arkana yang sedari semalam belum ia dapatkan jawabannya.
Sesekali ia melirik sekitarnya yang ternyata sudah sepi, Kanaya rasa sangat jarang ada siswa yang mampir ke perpustakaan jam jam seperti ini.
"Sumpah gue benci banget materi Limit," omel Kanaya, ia masih membolak balik lembaran halaman buku matematika didepannya.
"Bisa bisanya buku setebal ini nggak ada rumus limitnya." Kanaya lalu berjalan mencari buku yang khusus mempelajari tentang limit fungsi.
Kanaya mencari hingga masuk ke bagian terdalam perpustakaan. Dibagian ini hampir semuanya dipenuhi buku buku tua yang hampir berdebu dan pasti sangat jarang dijamah para siswa. Selain tempatnya yang terletak dipaling belakang ruangan, bagian ini juga sangat minim dengan cahaya.
Sebenarnya Kanaya sedikit merinding sekarang. Bagaimana jika ada hantu yang menerkam nya lalu menculik dan membunuhnya seperti film yang sering Ona ceritakan pada Kanaya.
Kanaya membulatkan matanya saat melihat Arkana tengah berciuman dengan Jasmine sedekat ini. Kanaya memundurkan langkah kakinya tak percaya dengan apa yang ia lihat barusan.
Sebuah tangan lalu menutup mata Kanaya dan memojokkan tubuh Kanaya kearah rak kokoh dibelakangnya.
"Sa—saka," ucap Kanaya gemetar.
Netra Saka masih menyorot mata Kanaya tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya.
"Kok udahan Ar, gue masih—"
"Gue uda bilang berapa kali. Gue nggak mau lebih dari ini," potong Arkana lalu melemparkan beberapa lembar uang kearah Jasmine.
Arkana lalu berniat keluar dari tempat itu akan tetapi netranya melihat sepasang sejoli lain tengah berduaan balik jejeran rak buku.
Arkana dapat melihat dengan jelas kalau itu—"Saka?" batin Arkana. Dan yang membuat Arkana terkejut gadis yang ada didepan Saka adalah Kanaya.
Arkana masih menyipitkan matanya untuk melihat apa yang akan Saka lakukan pada Kanaya di tempat seperti ini.
Saka masih menatap mata Kanaya lekat. Gadis itu benar benar tak bisa lari Kemana mana lagi sekarang. Bukan kah ini kesempatan Saka untuk mencium Kanaya dan membuktikan kalau ia cukup berani untuk mencium Kanaya.
"Sa-saka, Na-naya—"
Cup ~
Saka menempel kan bibirnya pada Kanaya, matanya terlihat terpejam karna ia benar benar takut Kanaya tak menyukai ciuman ini. Saka tak ingin melihat ekspresi penolakan dari Kanaya.
Saka sedikit melumat lembut bibir mungil Kanaya tapi ia tak memaksakan lidahnya untuk masuk lebih dalam. Mata Kanaya masih terbelalak tak percaya dengan perlakuan Saka padanya.
Jantung Kanaya berdetak tak karuan dan bahkan darah ditubuhnya sudah berdesir. Lututnya melemas seketika tapi tangan Saka menahan pinggang Kanaya agar tak merosot kelantai.
Perlahan Kanaya memejamkan matanya saat tangan Saka mulai mengelus rambut Kanaya lembut.
Kanaya hanya terbuai, ia tak menikmatinya tapi ia juga tak bisa menolaknya. Sialan!!! Batin Kinara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTRA CINTA KANAYA [TAMAT] [15+]
Novela JuvenilIni kisah tentang Kanaya yang menyukai sahabatnya sendiri bernama Arkana. Mereka berdua lalu memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih. Namun siapa sangka, Arkana malah memutuskan Kanaya secara sepihak dan meninggalkan gadis itu begitu saja. Kanaya...