Sebelum baca, Jangan lupa Vote dan Komentar sebanyak banyaknya. Terimakasih.
─── ❝ Selamat Membaca❞ ───
Sinar matahari pagi ini memaksa Kanaya
membuka matanya. "Mah, Naya masih ngantuk !!! Lagian ini hari minggu, Kanaya mau tidur sampai siang," lantur Kanaya.Ia kembali menutup sebagian kepalanya dengan selimut tebal di depannya. Entah sejak kapan Kamar gadis itu terasa begitu nyaman, kasur ini bahkan sungguh empuk dan jangan lupakan juga selimut tebal yang sangat hangat membuat Kanaya enggan beranjak dari tempat tidurnya.
Sedangkan Arkana hanya tersenyum kecil menatap wajah Kanaya dari samping, gadis itu sungguh menggemaskan. Pikir Arkana.
Kanaya lalu membuka matanya menatap Arkana sembari tersenyum kecil. "Arkana bahkan sampai ada didalam mimpi," ujar Kanaya yang masih menatap Arkana dalam diam.
Tunggu dulu, sejak kapan selimut gue warna putih? Perasaan selimut gue gambarnya kelinci. Pikir Kanaya yang masih belum sadar kalau ia berada dikamar Arkana.
Mata Kanaya lalu beredar melihat kondisi kamar yang ia tiduri. Sejak kapan kamarnya sebesar ini ? Dan lagi, sejak kapan kamarnya memiliki kasur sebesar ini. Pikir Kanaya lagi.
Matanya lalu mengarah kearah Arkana yang masih diam ditempat.
"AAAAAA...." Teriak Kanaya lalu terbangun dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Dengan perasaan berdebar ia membuka selimutnya dan ia bersyukur bajunya masih utuh.
"Gue nggak ada macam macam sama lo," kata Arkana lalu turun dari ranjangnya dan membuka gorden pada jendela didepannya.
"Uda jam sepuluh pagi, lo nggak mau pulang." Arkana lalu duduk sambil terus menatap Kanaya intens.
Kanaya masih berusaha mengingat seluruh kejadian semalam. Ia datang ke party lalu bertemu Xander dan setelahnya Kanaya tak ingat.
"Lo mabok semalam," ujar Arkana.
"Mabok? Mana mungkin gue mabok, kata Abah Enal minum Alkohol itu haram tau!!!" Seru Kanaya masih tak percayakan dengan ucapan Arkana.
Arkana hanya mendengus dan berjalan kearah lemari pakaiannya. Ia lalu membuka baju Kimononya dan memilih pakai yang pas untuk weekend hari ini.
Sedangkan Kanaya hanya bisa meneguk air liurnya saat melihat tubuh atletis milik Arkana.
Arkana lalu melemparkan baju miliknya kearah Kanaya. "Berhenti ngeliatin gue, lo bahkan uda dapatin semuanya semalam. Masih kurang?"
Blusshh~
Pipi Kanaya langsung memerah saat mendengar perkataan Arkana barusan.
"Ma-maksud lo apa?" Tanya Kanaya gugup.
Arkana lalu memajukan wajahnya menatap Kanaya dan menunjukan lehernya yang sudah terdapat beberapa bercak merah seperti digigit serangga.
"Itu apa? Lo digigit siapa?" Tanya Kanaya polos, ia benar benar tak tau bagaimana mungkin bercak merah itu bisa ada dileher Arkana.
"Lo yang gigit gue semalam, nggak ingat?" Tanya Arkana sembari tersenyum miring menatap Kanaya.
"Gue bukan anjing liar yang suka gigit sampai merah begitu," elak Kanaya. Mustahil ia menggigit Arkana, pria itu bahkan akan menendang Kanaya menjauh darinya kalau ia terlalu dekat dengan pria itu.
Arkana masih menatap Kanaya diam, memandang Kanaya sedekat ini benar benar membuat Arkana nyaman. Arkana sudah lama tak menatap Kanaya sedekat ini.
Mata Arkana lalu turun menatap bibir Kanaya. Bibir manis itu menciumnya semalam dan berhasil membuat Arkana mabuk kepayang dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTRA CINTA KANAYA [TAMAT] [15+]
Teen FictionIni kisah tentang Kanaya yang menyukai sahabatnya sendiri bernama Arkana. Mereka berdua lalu memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih. Namun siapa sangka, Arkana malah memutuskan Kanaya secara sepihak dan meninggalkan gadis itu begitu saja. Kanaya...