🌼 Mantar Cinta Kanaya | 24

52 11 1
                                    

Sebelum baca, Jangan lupa Vote dan Komentar sebanyak banyaknya. Terimakasih.

─── ❝ Selamat Membaca❞ ───

Tidak seperti pagi keluarga lainnya. Ruang makan keluarga Adijaya terlihat sedikit menegangkan saat tuan Adijaya membaca surat peringatan dari sekolah milik putranya, Arkana.

"Ini surat apa lagi?" tanya seorang pria setengah baya sembari melempar sebuah amplop putih kearah meja makan.

Arkana masih diam menatap makanan di depannya tanpa semangat sama sekali.

"Udah yah, masih pagi. Nggak enak sama tetangga sebelah," ujar Miranda berusaha menenangkan suaminya yang terlihat susah lelah dengan kelakuan putra sulungnya.

"Aksa!! kamu berangkat sekolah sama pak Rusdi dulu hari ini," perintah adijaya yang merupakan ayah Arkana.

"Mau sampai kapan kamu begini terus? Mau jadi apa kamu kalau begini terus hah?"

Arkana masih diam menatap lurus kedepan seperti malas mendengar celoteh ayahnya. Ia lalu berdiri dan berniat pergi dari rumah itu.

"ARKANA!!!"

"Apalagi?" Tanya Arkana malas.

"Mau sampai kapan ayah harus datang kesekolah kamu cuman gara gara kelakukan kamu hah? Kamu seneng buat malu keluarga Adijaya!?"

"Yang suruh ayah datang siapa? Arkana nggak pernah nyuruh ayah datang kan? Lagian sejak kapan ayah peduli sama Arkana? Bunda juga, sejak kapan perhatian sama Arkana?"

"Kalau ayah nggak mau datang, yaudah nggak usah datang. Arkana juga malas masuk ruangan BK sama Ayah."

Arkana yang malas berdebat dengan Ayahnya lalu pergi meninggalkan rumahnya dengan mengendarai motor kesayangannya.

"Arkana itu kenapa sih bun, semenjak kematian ayah sama ibu, dia jadi berubah begitu. Seingat ayah, Arkana dulu nggak sebandel ini," ungkap Adijaya yang terlihat mulai frustasi dengan kelakuan putra sulungnya.

"Bunda juga nggak tau. Ayah berangkat kerja aja duluan, biar bunda aja yang datang kesekolah Arkana."

Miranda yang merupakan Bunda Arkana memang sedikit aneh dengan sikap putranya itu. Arkana bukan anak sebandel ini tapi mengapa ia menjadi anak pembangkang sekarang ? apa mungkin karna pergaulannya ? Tapi sepertinya tak mungkin. Batin Miranda

Miranda tau kalau sedari dulu Arkana paling sering bermain bersama Kanaya, Saka, dan Enal. Tapi entah mengapa tiga sahabat putranya itu sama sekali tak pernah lagi berkunjung kerumah.

Miranda tau kalau ia dan suaminya benar benar sibuk bekerja sampai sampai lupa kalau mereka mempunyai dua anak yang harus mereka rawat.

*****

"Ibu yakin kamu pasti bisa lulus seleksi beasiswa ini, bukannya kamu memang berniat mengambil kedokteran?" tanya seorang wanita yang diketahui merupakan wali kelas Saka.

Saka masih menatap lembar form seleksi beasiswa kedokteran di tangannya.

Sebelumnya Saka sama sekali tidak pernah kepikiran untuk mengambil kuliah di luar negri karna itu terlalu jauh. Belum lagi tidak mudah mengurus dan mempersiapkan segala keperluannya.

Kalaupun Saka berhasil study keluar negri, untuk praktek kerja di Indonesia tidaklah mudah karna ada beberapa prosedur yang cukup panjang yang harus ia lewati.

"Nanti saya pikiran lagi bu, kalau begitu saya permisi keluar." Saka lalu tersenyum kearah wali kelasnya dan keluar dari ruangan sambil terus menatap form itu.

MANTRA CINTA KANAYA [TAMAT] [15+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang