Sebelum baca, Jangan lupa Vote dan Komentar sebanyak banyaknya. Terimakasih.
─── ❝ Selamat Membaca❞ ──
Kanaya masih terlihat asik menyapu perkarangan kelasnya dengan sapu lidi sembari sesekali bersenandung ria saat lagu kesukaannya keluar dari earphone yang ada di telinganya.
Matanya lalu berbinar senang saat ia melihat Arkana berjalan kearahnya sembari membawa beberapa buku.
"Kerjain semua PR gue. Kalau uda selesai antar ke lapangan futsal," suruh Arkana begitu saja tanpa sedikitpun melihat kearah Kanaya yang terlihat senang saat dirinya datang.
"Oke, nanti gue kerjain," jawab Kanaya senang. Akhirnya ada kesempatan untuk ketemu Arkana. Batin Kanaya.
Sebenarnya Arkana sudah sering menyuruh Kanaya mengerjakan beberapa tugas yang belum sempat ia kerjakan karna padatnya kegiatan eskul yang ia ikuti.
*****
Angkasa terlihat menopang dagunya dan menatap Kanaya yang sibuk dengan beberapa tumpukan buku berisi soal milik Arkana. "Nanti pulang sekolah ikut gue—"
"Nggak mau," potong Kanaya cepat. Ia masih sibuk mengerjakan beberapa soal didepannya.
"Yaudah, gue bakalan bongkar semua rahasia lo," ancam Angkasa sembari menyedekapkan tangannya didepan dadanya.
Kanaya lalu melirik tajam kearah Angkasa. "Emangnya lo tau rahasia gue?" tanya Kanaya penasaran.
"Lo cucunya Tuan Hartono kan? Kalau gue bongkar sekarang dan satu sekolah tau. lo bakalan jadi incaran anak jurnalistik yang kepo soal kasus korupsi yang beberapa tahun lalu ditutupi sama kakek—"
Kanaya dengan cepat membuka mulut Angkasa. Matanya bahkan sampai membelalak terkejut saat mendengar ancaman barusan.
"Jangan bilang kesiapa siapa kalau gue cucunya tuan Hartono," mohon Kanaya dengan wajah memelas. Sangat manis. Pikir Angkasa.
Akhirnya Angkasa menjauhkan wajahnya dari Kanaya. Akhirnya ia memegang kartu AS ditangannya.
"Pokoknya pulang sekolah langsung gue hadang lo didepan gerbang, bye bye Awan." Angkasa terlihat berjalan pergi meninggalkan Kanaya yang masih terlihat kesal saat rahasia balas dendam diketahui Angkasa.
Ia memilih lanjut mengerjakan tugas milik Arkana dan melupakan semua ancama Angkasa barusan.
*****
"Uda gue kerjain semuanya. lengkap dan gue jamin lo pasti dapat nilai—"
"Makasih," ucap Arkana ketus lalu berdiri dari tempat duduknya sembari memeganh dua buku yang barusan Kanaya berikan.
Kanaya hanya tersenyum senang saat Arkana mengucapkan kata terimakasih padanya.
Langkah kaki Arkana terhenti Sejenak Ia lalu menoleh menatap kotak bekal yang tadi diberikan oleh penggemarnya dan belum sempat ia makan. "Kotak bekal itu buat lo," ujar Arkana menunjuk sebuah kotak bekal yang ada diatas meja lalu kembali berjalan meninggal Kanaya yang terlihat bersorak senang.
Kanaya tak hentinya bersorak senang sembari memeluk erat kotak bekal yang barusan Arkana berikan padanya. Kanaya langsung berlari ke kelasnya untuk memakan bekal itu.
*****
"Gue nggak percaya kalau Arkana yang kasih." Ona masih menatap kotak bekal disampingnya yang sedari tadi tak hentinya membuat sahabatnya menjadi gila setengah mati.
"Tapi ini buktinya. Dia kasih gue bekalnya, pasti Arkana yang masak."
"Mustahil," sindir Ona lalu melahap kripik kentang didepannya sembari menggulirkan layar ponselnya.
Kanaya lalu membuka isi kotak bekal itu berapa terkejutnya ia melihat udang cumi asam manis yang terlihat menggoda.
"Jangan dimakan !! lo alergi makanan laut kan ?" tanya Ona yang langsung merebut kotak bekal itu.
"Kalo makan sedikit nggak masalah Ona. bawa sini kotak bekalnya," pinta Kanaya lalu segera merebut kotak bekalnya dari tangan Ona.
"Walaupun sedikit tapi tetap aja—"
"Jangan dimakan dodol !!!" Seru Ona yang terlihat kesal dengan sikap keras kepala Kanaya.
"Gue bakalan baik baik aja. asal nggak keseringan nggak masalah," jelas Kanaya yang terlihat masih mengunyah cumi dan udang asam manis didepannya.
Kanaya memang memiliki alergi terhadap makanan laut terkecuali ikan. Awalnya orang tua Kanaya tak tau menahu soal alergi itu, mereka baru tau saat Kanaya tiba tiba pingsan saat sedang makan sea food dirumah Ona.
Kanaya terlihat tersenyum senang menyantap makanan didepannya. Sedangkan Ona terlihat sedikit was was. Ia hanya takut sahabatnya itu tiba tiba pingsan atau sesak napas hingga bentol bentol sama seperti saat terakhir kali Kanaya memakan sea food dirumahnya dulu.
*****
Kanaya tak hentinya memuntahkan semua isi perutnya didalam lubang toilet duduk didepannya. Keringat dingin bahkan sudah bercucuran dari dahi gadis itu. Jangan lupakan juga wajah Kanaya terlihat sudah memucat seperti tak bisa lagi menahan rasa sakit pada perutnya.
Setelah dirasa baikan. Kanaya langsung membasuh wajah pucat nya di depan wastafel. Kepalanya benar benar pusing saat ini, sepertinya ini efek makan cumi dan udang tadi.
Kanaya mengelap wajahnya dengan tisu dan bergegas keluar dari dalam toilet untuk pulang kerumahnya. Untung saja ini sudah jam pulang sekolah jadi tak banyak anak anak yang berlalu lalang memperhatikan Kanaya.
"Kanaya!!" Panggil Saka dari kejauhan. Pria itu lalu berlari menghampiri Kanaya yang terlihat menggigit bibinya menahan rasa pusing yang tiba tiba menyerang kepalanya.
"Lo baik baik aja Nay?" tanya Saka khawatir. Bukan tanpa alasan, wajah Kanaya terlihat sangat pucat tak seperti biasanya.
Pandangan Kanaya perlahan mulai mengabur ia mencengkram erat seragam Saka agar tubuhnya tak merosot ke lantai karna kakinya benar benar lemas sekarang.
"Nay lo baik baik aja?" tanya Saka sekali lagi tapi mata Kanaya perlahan sudah menutup. Saka panik bukan main, ia langsung menggendong Kanaya dan membawanya ke UKS dengan terburu.
Angkasa yang sedari tadi juga menunggu Kanaya didepan gerbang terkejut bukan main saat melihat Saka menggendong Kanaya pergi berlari entah kemana.
Bahkan Arkana yang terlihat baru saja selesai latihan renang terkejut saat Saka lewat begitu saja sembari menggendong Kanaya memasuki UKS.
Arkana lalu berlari mengekor dibelakang Saka hanya untuk memastikan kalau gadis itu baik baik saja.
[BERSAMBUNG]
Kalau ada saran, kritik atau kesalahan tulisan bisa langsung berkomentar. Sampai jumpai di chapter selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTRA CINTA KANAYA [TAMAT] [15+]
Teen FictionIni kisah tentang Kanaya yang menyukai sahabatnya sendiri bernama Arkana. Mereka berdua lalu memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih. Namun siapa sangka, Arkana malah memutuskan Kanaya secara sepihak dan meninggalkan gadis itu begitu saja. Kanaya...