Sebelum baca, Jangan lupa Vote dan Komentar sebanyak banyaknya. Terimakasih.
─── ❝ Selamat Membaca❞ ───
Langit perlahan mulai berwarna jingga sedangkan Saka masih menatap indahnya langit sore dari atas jembatan penyebarangan. Ia lalu mengeluarkan lembaran berisi form pendaftaran seleksi yang akan diadakan minggu depan.
Bolehkah sekali saja Saka egois ? Tapi ia tak bisa meninggalkan Kanaya sendiri, Saka benar benar khawatir dengan gadis itu. Ia benar benar tak bisa meninggalkan gadis itu, walaupun Kanaya tak pernah menaruh hatinya padanya.
"Kapan lo bisa peka sama perasaan gue Nay, " gumam Saka. Ia dapat dengan jelas melihat raut wajah bahagia pada Kanaya dari atas jembatan penyeberangan. Gadis itu tak hentinya tersenyum manis kearah Arkana.
"Lo pasti siap kalau gue tinggal kan," gumam Saka dari atas penyebrangan sembari melihat Kanaya yang terlihat begitu bahagia bersama Arkana.
Sedangkan Kanaya tak hentinya berlari seperti anak kecil menghampiri penjual gelembung sabun di area trotoar. "Ar, makan yuk," ajak Kanaya.
Arkana hanya mengangguk walaupun sebenarnya ia telah lelah sehari sehabis pulang sekolah menemani Kanaya jalan jalan.
Tapi karna janji Arkana jadi mau tak mau ia harus mengajak Kanaya berjalan jalan. Hari ini soal Matematika milik Arkana yang dikerjakan oleh Kanaya mendapatkan nilai seratus dari bu Romlah dan sesuai Janji Arkana, ia akan mengajak Kanaya berjalan jalan dan ingat, ini akan jadi kali terakhir Arkana berjalan jalan bersama Kanaya.
Belum lagi sedari tadi Aira menelponnya hanya gara gara sehari kemaren dirinya mencueki gadis itu. Arkana tau kalau Aira berselingkuh dibelakangnya tapi ia sama sekali tak marah dan memilih membiarkan gadis itu bermain sesukanya dengan Xander.
Ingin rasanya Arkana menghabisi Xander saat tau kalau pria sialan itu satu kamar dengan Aira.
"Ar, lo tau nggak kalau ketoprak disini enak banget tau. Gue sama Saka sering kesini dan gue bisa—"
"Lo bisa nggak sih kalau lagi sama gue nggak usah bawa nama Saka," potong Arkana. Entahlah Arkana hanya tak suka saja kalau Kanaya selalu saja membawa bawa nama Saka padahal sekarang didepannya ada Arkana dan buka Saka.
"Maaf," ucap Kanaya sembari menunduk takut. Aura Arkana memang kurang mengenakan saat marah dan sejujurnya Kanaya takut.
"Habis makan langsung pulang!! Gue mau kencan bareng Aira sebentar lagi," ujar Arkana ketus. Ia bahkan tak hentinya menggulirkan layar ponselnya.
Sebenarnya Kanaya sangat ingin mengobrol banyak hal dengan Arkana, hanya sekedar mengulik kisah masa kecil mereka. Tapi sepertinya Arkana tidak tertarik sama sekali.
Tak berselang ketoprak pesana Kanaya datang. "Coba lo cobain, gue yakin lo pasti bakalan ketagiah."
Arkana mencoba ketoprak itu sedikit. Tak begitu buruk. Pikir Arkana.
Kanaya hanya tersenyum melihat Arkana terlihat begitu lahap memakan ketoprak didepannya. "Enak kan?" Tanya Kanaya.
"Biasa aja," jawab Arkana ketus, ia masih saja fokus pada layar ponselnya, "Gue balik duluan, Aira nyariin soalnya," Pamit Arkana terlihat terburu buru.
Tak lupa ia membayar makanan dan langsung menaiki motornya meninggalkan Kanaya yang terlihat kebingungan.
Brummm~
Kanaya menundukkan Kepalanya menatap sepiring ketoprak yang masih sangat banyak padahal biasanya ia mampu menghabiskan sepiring penuh ketoprak itu.
"Ada gue disini. lo nggak bakalan sendirian Nay. ayok dimakan," suruh Saka yang terlihat sudah duduk manis disamping Kanaya.
Kanaya lalu menoleh dan betapa terkejutnya ia saat melihat Saka sudah duduk disampingnya sembari tersenyum simpul.
Benar kata Ona, Saka paket lengkap sekaligus idaman semua gadis di SMA Rajawali. Pria itu bahkan tak kalah tampan dari Arkana, ia juga pintar dan hanya gadis bodoh seperti Kanaya saja yang tak menyukai Saka.
Bukan tanpa alasan, Kanaya hanya tak mau kejadian yang sama bersama Arkana terulang kembali.
Kanaya lebih nyaman menjadi sahabat daripada harus menjadi sepasang kekasih bersama Saka. Mau menjadi kekasih atau sahabat Bukannya sama saja? Kanaya juga sering jalan, makan, nonton bareng Saka dan bahkan mereka juga saling menyayangi satu sama lain.
Jadi kesimpulannya mereka juga seperti sepasang kekasih bukan? Hanya status saja yang berbeda.
Saka lalu mengambil piring milik Kanaya dan berniat menyuapkan pada Kanaya.
"Ingat nggak dulu abah Enal selalu bilang apa kalau makan nggak habis?" Tanya Saka sembari mengaduk ketoprak di piring Kanaya dan mengarahkan sesendok ketoprak ke mulut Kanaya.
"Abah Enal bilang kalau makan nggak habis nanti nasinya dimakan setan," jawab Kanaya dengan bibir ditekuk sebal karna Arkana meninggalkannya barusan.
Kanaya lalu menerima suapan itu dan mengunyah nya dengan perlahan. "Tapi kata Papah Naya, kalau makan nggak habis nanti ayam punya Naya bakalan mati," kata Kanaya sembari terkekeh saat mengingat perkataan mitos dari Romo, Ayah Kanaya.
Kanaya kembali menerima suapan kedua dari Saka, terkadang kalau Kanaya ngambek ia paling sering disuapin oleh pria itu sampai perasaannya membaik.
Entah sejak kapan Kanaya menjadi sosok yang manja saat bersama Saka, yang pasti itu semua karna Saka seperti menuanputrikannya.
Sebelumnya tak pernah terbesit dipikirkan Kanaya kalau Saka sampai suka padanya. Tapi semenjak Rowen mengatakan kalau Saka diam diam menyimpan Rasa pada Kanaya membuat Kanaya jadi ingin menjaga jarak dengan Saka.
Tapi Kanaya tak bisa, ia tak bisa menjauhi Saka karna bagaimanapun juga Saka, Enal dan bahkan Arkana adalah sahabat baik Kanaya. Jadi mana mungkin Kanaya meninggal mereka bertiga.
"Habis ini mau pulang atau jalan dulu?" Tanya Saka penasaran.
"Naya mau beli novel baru, nanti temanin yah."
Saka hanya mengangguk dan kembali menyiapkan ketoprak kemulut Kanaya. Sesekali Kanaya juga tak hentinya bercerita tentang bagaimana ia bisa berjalan jalan bersama Arkana semenjak pulang sekolah tadi.
Saka sama sekali tak pernah bosan atau marah saat Kanaya menceriakan segala hal mengenai Arkana. Pria itu hanya tersenyum simpul sembari menatap kedua mata Kanaya dengan tatapan antusias. Ia hanya ingin Kanya bahagia apapun yang terjadi, walaupun tidak bersama dengan nya. Pikir Saka.
[BERSAMBUNG]
Kalau ada saran, kritik atau kesalahan tulisan bisa langsung berkomentar. Sampai jumpai di chapter selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTRA CINTA KANAYA [TAMAT] [15+]
Roman pour AdolescentsIni kisah tentang Kanaya yang menyukai sahabatnya sendiri bernama Arkana. Mereka berdua lalu memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih. Namun siapa sangka, Arkana malah memutuskan Kanaya secara sepihak dan meninggalkan gadis itu begitu saja. Kanaya...