Sebelum baca, Jangan lupa Vote dan Komentar sebanyak banyaknya. Terimakasih.
─── ❝ Selamat Membaca❞ ───
Sepeda milik Saka terlihat sudah berhenti didepan rumah Kanaya yang terlihat sepi. "Uda sampai tujuan," Ucap Saka.
Kanaya turun dari boncengan sepeda milik Saka dan menatap pria itu sejenak sebelum masuk kedalam rumahnya.
"Nay !" Panggil Saka. Kanaya yang berniat melangkah masuk kedalam rumah tiba tiba harus berhenti dan kembali menatap wajah Saka.
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo," ujar Saka sedikit ragu. Sebenarnya Kanaya tau apa yang akan Saka katakan padanya. Pasti soal studi di Jerman. Batin Kanaya.
"Gue minta maaf karena harusnya gue bisa jujur dari awal kalau gue nggak bisa masuk Universitas Reksa Jaya bareng lo," ujar Saka yang masih menatap Kanaya. Gadis itu belum menunjukan ekspresi apapun, ia masih diam menatap kedua mata Saka seperti berharap menemukan kebohongan disana.
Tapi Kanaya tak menemukan kebohongan sedikit pun dari sorot mata Saka. "Naya tau kok dan harusnya Saka bilang sama Naya dari awal biar Naya bisa lebih siap lagi," ucap Kanaya dengan raut wajah yang sebenarnya cukup kecewa.
"Lo udah tau?"
Kanaya hanya menganggukan
kepalanya. "Naya tau bahkan bukan dari Saka tapi dari Lena," jawab Kanaya.Kalau sudah berhubungan dengan Lena, entah mengapa membuat Kanaya sangat terbakar api cemburu. "Kenapa Saka baru bilang sekarang kalau mau ke Jerman? Harusnya Saka bilang dari awal biar Naya nggak kaget begini. Saka uda mau pergi besok, Naya bahkan nggak tau Saka bakalan kembali atau nggak !!"
"Dan parahnya Saka pergi sama Lena tanpa sepengetahuan Naya !! Kenapa harus sama Lena !! Kenapa nggak sendiri aja hah!?" tanya Kanaya yang terlihat mulai kesal.
"Lena memang mau lanjut studi disana mana mungkin gue bisa larang dia."
"Maksud Naya kenapa harus satu negara juga, kenapa Saka nggak ambil di London atau California aja? Naya liat disana juga kampusnya bagus kok !!" balas Kanaya.
Saka lalu meraih tangan Kanaya berusaha meyakinkan gadis itu. Saka tau Kanaya terlihat kesal kalau harus membicarakan tentang Lena.
"Beasiswanya cuman ada di Jerman Nay. Kampus kedokteran terbaik cuman ada di sana. Gue nggak bisa lepas kesempatan ini Nay. lo tau kan dari dulu gue pengen banget ambil kedokteran dan kali ini gue dikasih kesempatan buat lanjut di Jerman dan gue nggak bisa tolak itu Nay."
"Gue sama Lena cuman Temenan dan nggak akan lebih dari itu. Lo nggak perlu khawatir," ujar Saka yang masih berusaha keras meyakinkan Kanaya.
"Kita dulu juga begitu ka? Berawal dari sahabatan dan berakhir jadian. Naya cuman takut kalau Saka nyaman sama dia. Kenapa harus ke Jerman sih !! Saka kan bisa ke London atau Negara mana aja yang penting nggak sama lena," kata Kanaya lalu menarik tangannya dari genggam Saka.
"Naya nggak boleh egois—"
"Naya egois? Saka yang egois, kenapa dari awal nggak bilang kalo mau ke Jerman kenapa tiba tiba gini sih !! Naya juga nggak tau kapan Saka bisa balik lagi ke Indonesia atau bahkan nggak pernah balik lagi."
Dari dalam rumah Kanaya, Kedua orang tua gadis itu melihat percekcokan antara putrinya dan Saka. Bukanya melerai Romo yang merupakan Ayah Kanaya hanya bisa tersenyum simpul.
"Anak mu berantem bukanya di lerai malah cengengesan disini," sindir Nirmala.
"Biarin aja mah. Namanya juga anak muda, kaya mamah nggak pernah marah aja sama papah dulu waktu masih muda," balas sindir Romo.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTRA CINTA KANAYA [TAMAT] [15+]
Teen FictionIni kisah tentang Kanaya yang menyukai sahabatnya sendiri bernama Arkana. Mereka berdua lalu memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih. Namun siapa sangka, Arkana malah memutuskan Kanaya secara sepihak dan meninggalkan gadis itu begitu saja. Kanaya...