🌼 Mantra Cinta Kanaya | 33

46 9 3
                                    

Sebelum baca, Jangan lupa Vote dan Komentar sebanyak banyaknya. Terimakasih.

─── ❝ Selamat Membaca❞ ───

Kanaya terlihat sibuk menarik ulur tali layangan yang baru saja ia beli bersama tiga sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Saka, Arkana dan Enal.

Sementara Kanaya masih asik bermain layangan siang bolong. Tiga pria itu terlihat masih asih mengunyah bakpao isi ayam buatan Umi Enal yang menjadi favorit mereka bertiga.

"Uda insap lo?" tanya Enal ke Arkana yang begitu lahap mengunyah Bakpao buatan uminya Enal.

"Mau tobat aja gue," ungkap Arkana. Sebenarnya ia terkejut bukan main saat tau Aira mengatakan dirinya hamil padahal ia sama sekali tak bermain sejauh itu.

"Gue bahkan nggak pernah celup tuh cewe tapi bisa bisanya dia hamil anak gue !!! Ngaco !! Untung otak gue nggak goblok goblok amat !!"

Saka tak hentinya menatap Kanaya dari kejauhan, sebenarnya Saka ingin mengatakan pada teman temannya kalau sebenarnya ia mengikuti seleksi beasiswa kedokteran diluar negeri. Walaupun kesempatan berhasilnya kecil tapi kalau Saka sampai lolos, ia maj tak mau akan meninggalkan Kanaya.

"NAY!! PAKAI SUNBLOCK DULU BIAR NGGAK MERAH KULIT LO !!" teriak Enal.

Kanaya tak menggubris dan memilih tetap menerbangkan layangan berwarna merah yang sama persis seperti layangan yang dulu pernah mereka mainkan sampai putus.

"Gue ikut seleksi beasiswa kedokteran di jerman," ucap Saka sambil terus menatap Kanaya yang berlari kesana kemarin seperti anak kecil.

"What the fu-"

Enal dengan cepat membuka mulut Arkana dengan bakpao sebelum kata kata kasar itu terlontar keluar.

"bukan what the fuck!! Tapi Astagfirullah," ujar Enal lalu lanjut mengunyah bekal yang tadi uminya bawakan khusus untuk mereka berempat makan siang.

Lauknya tak banyak. hanya perkedel jagung, Semur ayam, tumis kangkung dan yang ngggak boleh ketinggalan adalah semur jengkol kesukaan Kanaya.

"Katanya kesempatan buat lolos kecil. Apalagi buat anak SMA Rajawali," Ungkap Saka.

"Tapi tetap aja otak lo itu setara Albert Einstein dan uda jelas bakalan lolos!!" seru Arkana lalu menaruh semur jengkol di atas piring nasinya.

"Kalau sampai gue lolos. Lo jagain Kanaya buat gue yah," pinta Saka yang masih saja menatap Kanaya dari jauh.

"Ogah, tuh bocil setan Cuma mau diem kalau sama lo doang. Gue nggak sanggup nangkar dia."

Cetookk ~

Satu pukulan entong nasi mendarat di kelapa Arkana. "Lo pikir Kanaya hewan!!pakai di tangkarin segala," omel Enal.

Arkana hanya cengegesan dan melanjutkan makannya.

"Iya iya bakalan gue jagain," ujar Arkana pasrah.

"Gue belum bilang sama Kanaya kalau gue ambil beasiswanya. jadi Jangan kasih tau dia dulu," pinta Saka lalu membuka botol air mineral dan meneguk nya hingga tinggal setengah.

Kanaya terlihat berlari kearah tiga sahabatnya dengan wajah dan kulit yang sudah memerah karna sinar matahari yang begitu terik. "Arkana geseran dikit dong!!!" seru Kanaya yang duduk diantara Saka dan Arakana.

"Kok jengkolnya sisa dua?" tanya Kanaya lalu melihat kearah piring Arkana dan benar saja pria itu memakan lima jengkol kesukaan Kanaya.

"Dasar serakah!! Nih yah, kata Abah
Enal—"

Hap~

Sebuah perkedel jagung mendarat sempurna dimulut Kanaya. "Daripada lo ngomel mulu mending lo makan perkedel jagung aja," Ujar Arkana.

"Saka!! Arkana jahat!!"

"Dasar cepu!! Tukang ngadu," sindir Arkana yang masih begitu lahap makanannya.

"Ribut teross!!! Makan aja bisa sampai berantem. Mau ku kawin aja sudah kalian ini bah," ujar Enal kesal.

"Nggak mau!! Naya maunya nikah sama Saka bukan Arkana!!"

Deg ~

Saka terdiam dan berhenti mengunyah bakpao ditanganya bahkan Arkana dan Enal tak hentinya melongo saat mendengar perkataan Kanaya barusan.

"Mending lo makan jengkol gue, buruan makan," suruh Arkana memberikan beberapa jengkol miliknya pada Kanaya.

"Emangnya Kanaya nggak boleh nikah sama—"

Hap~

Mulut Kanaya lagi lagi dibungkam tapi kali ini di bungkam oleh Enal dengan semur ayam. "Buruan makan," suruh Enal.

Pipi Saka sudah memerah bahkan jantungnya sudah berdebar saat Kanaya mengatakan ingin menikah dengannya.

*****

Aira terlihat masih duduk di tepi kasur hotel sembari mengacak rambutnya frustasi. "Tapi gue hamil Xan!!! Kenapa waktu itu nggak pakai pengaman," ujar Aira lalu memberikan testpack pada Xander.

Xander hanya menyunggingkan bibirnya saat melihat testpack itu. "Lo yakin itu anak gue!? Bisa aja itu anaknya Arkana," ujar Xander sembari meneguk red wine ditangannya.

"Arkana nggak pernah penetrasi setiap main sama gue. Tapi lo berulang kali penetrasi Xan," jawab Aira lalu berdiri didepan Xander.

Xander masih menatap gemerlap jalan raya dari atas gedung sembari tersenyum miring. "Gugurin aja karna gue nggak mau tanggung jawab." Xander lalu menoleh menatap Aira.

"Lo bilang waktu itu mau tanggung jawab kan? Lo uda jan—"

Xander melemparkan sebuah sebotol berisi puluhan pil kepada Aira. "Lebih baik lo pulang sekarang. Kalau uda bersih baru balik lagi," Suruh Xander.

Tok Tok ~

Ceklek

Seorang gadis yang terlihat lebih muda dari Aira masuk dan langsung berlari ke Xander dan memeluk pria itu dari belakang. Gadis itu hanya menggunakan gaun tidur yang terlihat sangat pendek.

"Gue uda siap Xan, kita jadi main kan?" tanya gadis itu manja.

"Jadi dong sayang," jawab Xander sembari mengelus rambut gadis manis itu.

"O, shit," umpat Aira.

"Gue pikir hubungan kita serius Xan."

"Serius? Nggak ada yang serius Ra. Lo cuman Jalang dihidup gue," ujar Xander yang terlihat menutup matanya saat gadis di pangkuannya menciumu leher Xander.

"Pelan pelan sayang," suruh Xander lembut. Xander bahkan tak hentinya medesah nikmat saat gadis pesanannya sangat pandai memuaskan nya.

Aira mengepalkan tangannya kuat bahkan matanya mulai berkaca kaca saat mendengar suara lenguhan Xander dan gadis di pangkuannya.

Aira lalu memecahkan vas bunga didepannya dan mengarahkan potongan vas itu kearah Xander. "Tanggung jawab Xan!! Gue hamil gara gara lo bego!!" Teriak Aira.

Xander yang terkejut lalu menghentikan aktivitasnya dan berusaha menahan Aira agar tak berbuat lebih jauh. "Sampai kapanpun gue nggak mau tanggung jawab," ujar Xander dengan santai.

Xander lalu mendekat kearah Aira dengan santai, tangan gadis itu bahkan sudah berdarah gara gara pecahan kaca yang ia todongkan ke Xander.

Dibelakang Aira terlihat tiga orang pria tegap tengah berdiri seperti siap menangkap Aira.

"Bawa cewe gila ini keluar!!" Dengan cepat, tiga pengawal Xander langsung menggerer Aira keluar dari dalam room Xander.

"XANDER BAJINGAN SIALAN LO!!!"

Xander hanya menyunggingkan bibirnya saat mendengar sumpah serapah yang keluar dari bibir Aira. Siapa peduli dengan itu, Xander punya segalanya dan melenyapkan Aira bukan hal sulit.

[BERSAMBUNG]

Kalau ada saran, kritik atau kesalahan tulisan bisa langsung berkomentar. Sampai jumpai di chapter selanjutnya.

MANTRA CINTA KANAYA [TAMAT] [15+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang