Happy Reading !!!
***
"Daddy, bisa jelaskan apa yang terjadi?” tuntut Trika pada sang ayah yang beberapa saat lalu menghubungi, dan memintanya untuk datang ke rumah sakit.
Awalnya Trika mengira laki-laki itu yang kenapa-kenapa, tapi ternyata dugaannya salah, dan Trika terkejut saat mengetahui bahwa Rhea lah yang tak baik-baik saja. Sahabatnya itu terlihat kacau dengan luka lebam dimana-mana.
Di tengah rasa khawatirnya pada Rhea ada bingung yang menyelusup jiwa melihat keberadaan sang ayah bersama sahabatnya, belum lagi wajah cemas Xyan yang tidak bisa Trika pahami. Ayahnya terlihat begitu terpukul, dan Trika butuh penjelasan untuk hal itu.
“Rhea nyaris di perkosa,” kalimat itu membuat Trika sontak menutup mulut saking terkejutnya.
“Ba—bagaimana bisa?”
Tak lantas menjawab, Xyan lebih dulu mengacak rambutnya frustrasi, lalu mengambil duduk di kursi samping ranjang Rhea yang masih belum sadarkan diri setelah mendapat pemeriksaan dokter.
Tiga jam lalu Xyan kembali ke apartemen karena berkas yang akan diberikan kepada temannya tertinggal. Awalnya Xyan akan meminta tolong pada Rhea karena dirinya hampir tiba di tempat tujuan. Tapi Rhea tak juga kunjung mengangkat panggilannya. Membuat Xyan akhirnya memutuskan untuk kembali sambil memastikan keadaan Rhea, karena jujur saja tiba-tiba perasaannya berubah tak enak. Xyan khawatir terjadi sesuatu pada Rhea. Dan ternyata ketakutannya benar.
Pintu apartemen yang tak tertutup sepenuhnya membuat Xyan semakin memacu langkah sampai akhirnya matanya melihat bagaimana seorang laki-laki yang membelakangi pintu memposisikan diri di atas tubuh polos Rhea. Hal yang membuatnya lebih terkejut adalah ketika Rhea membenturkan kepalanya dengan keras ke lantai hingga mengeluarkan darah dari mulut dan hidung perempuan itu. Xyan sampai memejamkan mata sesaat dengan mulut berteriak menyerukan nama Rhea.
Laki-laki yang tengah berusaha memasuki Rhea pun tak kalah terkejutnya. Belum sempat Tristan menyadari sepenuhnya mengenai apa yang terjadi sebuah tarikan kuat lebih dulu dirasakannya dan tinjuan serta tendangan membabi buta Tristan terima tanpa aba-aba. Dan Tristan tumbang hanya dengan beberapa kali pukulan. Setelahnya Xyan membawa Rhea ke rumah sakit dan menyerahkan sisa di apartemen pada temannya yang hendak Xyan temui. Tapi ketika di perjalanan tadi Xyan meminta temannya untuk datang ke apartemen saja. Dan mereka akan membicarakan urusan mereka di apartemen. Namun kejadian yang menimpa membuat niat itu gagal, beralih pada pelaporan Xyan atas tindak pemerkosaan juga penganiayaan Tristan terhadap Rhea. Sekarang laki-laki itu sudah berada di kantor polisi, dan Rhea belum juga sadarkan diri hingga saat ini. Dokter bilang bahwa benturan di kepala Rhea tidak begitu parah, tapi mereka belum bisa sepenuhnya memastikan. Mereka harus menunggu Rhea bangun agar bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Ada apa Daddy ajak Rhea ke apartemen Daddy?” meski jawabannya sudah dapat Trika tebak, namun ia butuh jawaban langsung dari ayahnya. Dan Trika benar-benar tidak menyangka dengan kenyataan bahwa Rhea adalah kekasih dari Xyan. Trika tidak menyangka bahwa selama ini Rhea dan Xyan ada main di belakangnya. Entah harus bahagia atau kecewa, karena Trika justru malah tak tahu harus merespons seperti apa mendengar pengakuan ayahnya tersebut.
Melirik Rhea di pembaringan rumah sakit, Trika kemudian kembali menoleh kepada ayahnya dengan kepala menggeleng juga sorot mata yang terlihat rumit. Setelahnya, tanpa ada kata yang bisa Trika ucapkan, Trika keluar dari kamar rawat Rhea. Tidak peduli kata maaf yang diucapkan ayahnya. Karena sekarang yang Trika inginkan adalah pergi. Ia butuh waktu sendiri untuk mencerna kenyataan yang baru saja di dengarnya. Kenyataan dimana ayah dan sahabatnya yang ternyata memiliki hubungan.
Sejujurnya Trika enggan mempercayai, tapi sulit untuk menganggap semua hanya omong kosong sebab bukan orang lain yang mengatakannya. Melainkan ayahnya sendiri yang mengakui. Di perkuat dengan keberadaan Rhea bersama Xyan saat ini.
Xyan memilih membiarkan anaknya menenangkan diri lebih dulu, karena ia yakin bahwa apa yang dikatakannya cukup membuat Trika terkejut. Ya, meskipun Xyan tidak mengatakan hubungannya dengan Rhea yang sebenarnya. Xyan tak bisa membuat putrinya semakin kecewa, tidak ingin pula sampai menganggap Rhea yang tidak-tidak. Biarlah ia beri nama hubungannya dengan Rhea pacaran meskipun sejujurnya itu amat tidak sesuai.
Kembali memfokuskan diri pada sosok Rhea yang kacau, Xyan menyesal telah meninggalkan perempuan itu seorang diri. Ia tahu apartemen itu memiliki tingkat keamanan yang tinggi, tapi Xyan tidak memikirkan orang-orang di sekitarnya yang memiliki potensi untuk menyakiti. Dan Xyan tahu dari sekuriti apartemen bahwa sosok berengsek yang nyaris memperkosa Rhea adalah salah satu penghuni baru di bangunan apartemen itu juga. Kabar buruknya, pria itu adalah mantan kekasih Rhea. Tanpa di jelaskan secara detail pun Xyan sudah dapat menebak bagaimana hal seperti ini bisa terjadi. Dan lagi bukan sesuatu yang sulit untuk Xyan mendapatkan informasi mengenai seseorang.
***
Di hari kedua, Rhea terbangun dari pingsannya. Dan dokter langsung melakukan pemeriksaan menyeluruh. Takut-takut ada cedera yang Rhea alami di bagian kepalanya. Namun beruntung karena hal itu tidak terjadi. Dokter mengatakan bahwa kondisi Rhea sejauh ini baik-baik saja. Membuat Xyan menghela lega, begitu pula dengan Trika dan ibu Rhea yang datang tak lama setelah diberi kabar mengenai keadaan anaknya oleh Trika.
Rhea memang tidak terbangun sambil histeris, tidak pula menangis sebagaimana yang sudah Xyan bayangkan. Hanya saja perempuan itu terlihat begitu rapuh dengan tatapan kosong yang membuat Xyan meringis. Benar-benar merasa bersalah atas apa yang menimpa gadisnya. Xyan sadar dirinya tak becus melindungi, dan sekarang, entah apa yang akan Xyan katakan pada sosok Rhea yang termenung di tempatnya.
Trika baru saja membawa ibu Rhea keluar untuk makan siang. Dan seharusnya kesempatan berdua ini Xyan gunakan untuk berbicara bersama Rhea. Tapi sayangnya Xyan tidak tau dari mana ia harus memulai. Sampai akhirnya suara Rhea terdengar, membuat kepala Xyan yang semula menunduk terangkat perlahan, dan netranya langsung bertemu dengan manik kecokelatan Rhea yang redup.
“Daddy yang bawa aku ke sini?”
Xyan mengangguk kecil. “Maaf baby. Maaf, terlambat datang untuk menyelamatkanmu,” sesal itu akhirnya Xyan utarakan seraya kembali menundukkan kepala. “Maaf membuatmu terluka.”
“No. Daddy gak salah,” Rhea menggeleng cepat. Karena nyatanya memang Xyan tidak bersalah. Rhea tidak pernah mengira bahwa Tristan akan mengikutinya. Begitu pula dengan Xyan yang tidak tau apa-apa. Semua bukan salah Xyan yang pergi meninggalkannya sendiri di apartemen. Biasanya Rhea akan sendiri di tempat itu sambil menunggu Xyan datang. Kemarin Rhea anggap sebagai hari sialnya, dan akibat dari itu, kini Rhea kekurangan percaya diri untuk terus bersama Xyan. Rhea merasa tak lagi memiliki muka. Terlebih mungkin saja Xyan melihat apa yang Tristan lakukan terhadapnya saat itu. Rhea penasaran, tapi ia enggan untuk bertanya dan mengetahui kelanjutannya.
Rhea sadar dirinya bukanlah perempuan suci setelah beberapa kali bersetubuh dengan Xyan. Namun mengingat Tristan menyentuhnya secara paksa membuat Rhea merasa dirinya begitu kotor. Rhea ingin menangis mengingat bagaimana Tristan mengoyak pakaiannya, menindihnya dan menyentuh setiap inci tubuhnya. Belum lagi kata-kata menyakitkan yang sukses membuat Rhea semakin sadar bahwa dirinya hanyalah perempuan murahan yang rela memberikan tubuhnya hanya untuk nominal uang. Tristan sukses membuat Rhea terhina walau apa yang dikatakan mantan kekasihnya itu bukan sesuatu tanpa bukti. Rhea seorang simpan. Hubungannya dengan Xyan bisa dikatakan seperti itu meski kenyataan Xyan tidak memiliki istri.
“Sejak di puncak hari itu, Tristan sudah mengikutiku. Dia tahu kalau aku nemuin Daddy,” cerita Rhea seraya menatap kosong langit mendung dari balik jendela yang sengaja di buka agar udara masuk. Namun angin yang berhembus cukup membuat Rhea menggigil. Sayangnya, bukan hanya dingin yang membuatnya seperti itu, melainkan campuran takut akan perlakuan Tristan, juga raut terpukul ibunya.
Sejujurnya Rhea tidak baik-baik saja setelah apa yang di alaminya. Hanya saja Rhea masih cukup kuat untuk menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya. Rhea tak ingin membuat orang terdekatnya khawatir.
Apa yang Tristan lakukan terhadapnya masih tak mampu Rhea hilangkan dari ingatan dan hal itu membuat Rhea enggan memejamkan mata sebab setiap kali dirinya terpejam, bayang Tristan yang melecehkannya hadir bagai mimpi buruk. Membuat Rhea ketakutan dan dilanda rasa tak nyaman. Dan ketidak nyamanan itu bertambah dengan satu lagi fakta dimana Trika sudah mengetahui hubungannya dengan Xyan.
***
See you next part!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy
Roman d'amourPada dasarnya cinta adalah milik semua insan, tak peduli tua atau muda. Yang jelas mereka berhak memiliki rasa suka. Sama halnya dengan Rhea. Namun fakta bahwa pria yang dicintainya merupakan ayah dari sahabatnya membuat perasaan Rhea tak mudah berl...