Bagian Dua Puluh Sembilan

15.6K 631 14
                                    

Happy Reading !!!

***

“Bagaimana, Vendra baik ‘kan, Rhe?” Tama bertanya begitu Rhea memasuki rumah.

Mereka baru saja melangsungkan pertemuan di salah satu restoran. Dan Tama langsung menyukai calon menantunya itu. Davendra Praseja namanya. Sosok pria santun dengan ketampanan yang memikat. Memiliki tubuh proposional dengan senyum lembut menenangkan.

Vendra sosok pria yang terlihat begitu penyayang dan hangat. Membuat Tama yakin dengan perjodohan ini. Bahkan Tama sudah tak sabar ingin menikahkan putrinya dengan anak dari sahabatnya semasa sekolah dulu. Tama yakin bahwa Vendra pria yang cocok untuk mendampingi anaknya. Selain itu Tama juga bahagia karena perusahaannya sudah kembali stabil, bahkan lebih kokoh dari sebelumnya dengan suntikan dana yang sahabatnya berikan.

Rhea hanya menanggapi ucapan ayahnya dengan seulas senyum tipis. Belum benar-benar bisa menilai sosok yang akan menjadi suaminya, karena ini adalah pertemuan pertama mereka. Rhea tidak bisa menilai secepat itu.

Vendra memang memberi kesan baik selama pertemuan berlangsung. Tapi baik tidak bisa hanya dilihat dari sikap, sebab ada kepribadian yang juga harus dipahami. Namun apa pun itu, nyatanya Rhea belum bisa sepenuhnya menerima perjodohan ini.

Ada satu sisi yang berteriak meminta semua ini tidak di lanjutkan, tapi melihat bagaimana para orang tua yang begitu antusias, membuat Rhea tak memiliki harapan untuk adanya pembatalan. Terlebih sosok Vendra terlihat tak sama sekali keberatan. Pada akhirnya Rhea hanya mampu menghela pasrah. Menjalani saja takdirnya yang tidak dirinya harapkan. Ya, sebab sampai sekarang masih Xyan yang Rhea inginkan.

Mengabaikan delikan istri muda ayahnya, Rhea pamit undur diri untuk ke kamarnya. Rhea ingin istirahat setelah menjalani harinya yang berat. Meskipun pada akhirnya ponsel yang Rhea raih begitu selesai membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Benda itu mati seharian ini, dan Rhea cukup bimbang untuk menyalakan. Ia takut kecewa saat tak mendapati satu pun pesan dari yang di tunggunya, atau justru takut tak bisa menahan diri. Rhea takut goyah pada keputusannya sendiri, meskipun sekarang ia sudah mulai sedikit menyesali.

Daddy lagi apa?” gumam Rhea pada benda pipih di tangannya yang belum menyala. Rhea masih menimbang untuk mengaktifkan atau justru membiarkan benda itu dalam keadaan mati.

Keinginan menghubungi Xyan sama besarnya dengan keinginan Rhea pergi dari rumah ayahnya. Rindu yang sudah sejak satu minggu lalu memburu, kini semakin tak bisa Rhea tahan lagi. Tapi sekali lagi, Rhea takut kecewa. Kenyataan dimana ia melihat Xyan bersama wanita lain membuat Rhea tak percaya diri. Belum lagi restu yang tidak Trika beri membuat Rhea semakin berkecil hati. Terlebih ingat bagaimana Trika berusaha menjauhkannya dengan sang daddy.

Rhea tahu Trika seserius itu tidak mengizinkannya menjadi pedamping Xyan di masa depan. Sakit memang, tapi Rhea tidak ingin memaksakan diri. Toh belum tentu Xyan pun ingin mempertahankannya di sisi.

Berakhir dengan bertahan pada pilihannya untuk membantu sang ayah, Rhea memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dengan orang-orang yang berada di masa lalunya. Baik Xyan maupun Trika. Rhea memilih menjauh dari keduanya. Karena nyatanya kedua orang itu saling berhubungan. Rhea tidak bisa mempertahankan persahabatan di saat cintanya ada di sana. Dan Rhea juga tidak bisa memilih Xyan di saat pria itu tidak mungkin mengkhianati anaknya. Kebahagiaan Trika adalah segalanya untuk Xyan. Jadi sudah benar tindakan Rhea untuk pergi dari keduanya. Biarlah ia kehilangan sahabat sebaik Trika, toh mereka juga tidak akan lagi jumpa. Rhea akan menetap di sini, karena anak dari sahabat ayahnya memang berdomisili di kota ini. Dan kini setelah satu bulan berlalu, obrolan perihal pernikahan sudah semakin matang mereka bicarakan.

Dua bulan dari sekarang pernikahan yang sama sekali tidak Rhea inginkan dan rencanakan akan di gelar besar-besaran. Sebuah keinginan dari keluarga mempelai pria yang memang hanya memiliki Vendra sebagai anak mereka.

Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang