Happy Reading !!!
***
Tok … tok … tok.
“Princess, kamu sudah tidur?” menekan tuas pintu kamar putrinya, Xyan mendesah lega saat mendapati kamar putrinya tak terkunci. Dua hari Trika mengurung diri di kamar, dan itu membuat Xyan khawatir.
“Are you oke, honey?” masuk dengan perlahan, Xyan cukup terkejut mendapati sang putri yang terlihat kacau dengan wajah sembab dan air mata yang menetes deras.
“Daddy,” Trika merentangkan kedua tangannya, meminta sang ayah datang dan memeluknya. Membuat Xyan yang masih di landa kebingungan menuruti saja yang anaknya inginkan sambil menanyakan apa gerangan yang terjadi pada putri tersayangnya. Namun nyatanya Trika tidak bisa di tanya begitu saja. Tangis yang semula tak memiliki isakan kini terdengar begitu menyedihkan, dan Xyan tak sabar.
“Kamu kenapa?” ulang Xyan seraya mengurai pelukannya demi melihat seberapa kacau wajah putrinya. “Siapa yang membuatmu menangis, heum?” menyeka air mata di pipi putrinya, Xyan menunggu dengan sabar sang putri menceritakan alasan dibalik tangisannya, dan Xyan terkejut begitu dengan lemahnya Trika meminta agar Xyan mencarikan Rhea untuk gadis itu.
“Aku salah, Dadd. Aku minta Rhea untuk jauhin Daddy. Aku minta Rhea untuk buang jauh-jauh perasaannya untuk Daddy. Aku minta Rhea mengakhiri hubungannya dengan Daddy. Aku jahat, Dadd. Aku udah buat Rhea pergi,”
“Tunggu, maksud kamu apa? Rhea … pergi? Ke mana?” tanya Xyan dengan bingung.
“Aku gak tahu,” Trika menggelangkan kepala, sebab memang begitulah pada kenyataannya. Trika tidak tahu ke mana sahabatnya pergi. Berulang kali mendatangi kediaman atau restoran ibu Rhea, Trika tidak juga mendapati keberadaan Rhea. Diana tidak memberi tahu ke mana perginya gadis itu. Dan Diana tak juga mengetahui kapan Rhea akan kembali. Namun Diana mengatakan bahwa kemungkinan Rhea tidak akan kembali.
Bukan hanya Trika yang sulit menghubungi, karena pasalnya Diana dan Ryan pun tidak selalu mendapatkan kabar. Jika pun ada, Rhea tidak pernah menggunakan nomor pribadinya. Selalu nomor ayahnya yang gadis itu gunakan, dan Diana tidak berani untuk menghubungi langsung anaknya. Ia tidak ingin ada kesalahpahaman dengan istri muda mantan suaminya.
“Sejak kapan?” Xyan cukup terkejut dengan kabar ini. Selama ini, ia hanya menganggap bahwa Rhea masih membutuhkan waktu untuk kembali menemuinya. Meski sadar Rhea menghindar, Xyan tidak pernah mengira bahwa gadisnya akan pergi tanpa mengabarinya.
“Satu bulan yang lalu,” pada akhirnya Trika mengatakannya juga, lalu membuka laci nakasnya dan mengambil kotak berukuran tak terlalu besar yang sempat ibu Rhea berikan padanya. Trika serahkan benda itu kepada ayahnya, berikut surat yang tidak pernah berani dibukanya.
“Ini apa?” Xyan menatap bingung apa yang anaknya berikan. Namun ketika Trika mengatakan bahwa itu berang-barang yang dikembalikan Rhea, Xyan mulai paham. Namun tak lantas membuatnya membuka benda itu.
Xyan tatap anaknya dengan dalam, bertanya mengenai apa yang sekiranya sudah anaknya itu katakan hingga membuat Rhea memutuskan pergi meninggalkan mereka. Dan Xyan benar-benar tak menyangka dengan apa yang di ceritakan putrinya.
“Trika,” ucap Xyan terdengar menghela napas berat. “Daddy sama Tante Zavia tidak memiliki hubungan apa-apa,” ungkapnya menjelaskan, meluruskan apa yang menjadi anggapan anaknya selama ini.
“Daddy tidak sama sekali memiliki perasaan apa pun untuk Tante Zavia. Bertahun-tahun lalu dia memang menyelamatkan kita, tapi bukan berarti perasaan Daddy tumbuh begitu saja. Selama ini hanya Mommy kamu yang Daddy cintai. Dan hingga sekarang belum ada perempuan yang mampu menggantikannya,” menghela napas cukup panjang, Xyan alihkan pandangan dari anaknya, lalu menatap lurus jendela kaca yang menampilkan langit malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy
RomancePada dasarnya cinta adalah milik semua insan, tak peduli tua atau muda. Yang jelas mereka berhak memiliki rasa suka. Sama halnya dengan Rhea. Namun fakta bahwa pria yang dicintainya merupakan ayah dari sahabatnya membuat perasaan Rhea tak mudah berl...