Part 32

9.3K 509 7
                                    


Rio memijat pangkal hidungnya saat mengingat apa yang dilakukan Ratih tadi. Ia tidak habis pikir mamanya itu kembali melakukan hal yang sama seperti dulu mesti berulang kali ia menolak tapi Ratih terus saja berusaha menjodohkannya dengan wanita yang berbeda dan yang pasti pilihan Ratih sendiri. Meski kini Ratih sudah tau tentang Ify dan Gio tapi mamanya itu tetap saja ingin memisahkan mereka.

Rio mengambil bingkai foto Ify yang terletak di atas meja kerjanya. Tadi ia langsung pergi ke kantor. Tidak mungkin ia pulang ke rumah Ify dalam keadaan pikiran yang kacau, pasti nanti akan membuat ibu dari anaknya itu berpikir yang bukan-bukan.

"Only you Fy, only you in my heart."

Rio mengusap gambaran wajah Ify dari atas permukaan kaca bingkai yang kini tengah ia pegang. Melihat senyum wanita itu secara naluriah membuat hatinya perlahan tenang, rasa berkecamuk di dadanya perlahan menghilang.

Hanya dengan melihat seulas senyum Ify, mendadak hatinya merindukan wanita itu. Apa yang sedang istrinya itu lakukan sekarang. Rio meletakkan kembali foto itu pada tempatnya dan beralih mengambil smartphone dari saku celananya. Ia pikir ada baiknya menelpon Ify saja, siapa tau perasaannya bisa kembali normal setelah mendengar suara memenangkan wanita yang amat ia cintai itu.

"Halo."

Rio tersenyum simpul mendengar suara lembut di seberang sana. Rasa ingin segera pulang tiba-tiba hadir begitu saja. Oh Rio merasa dirinya kembali seperti abg yang sedang jatuh cinta dan baru mengenal cinta pada lawan jenis.

"Hem,"

Jawabnya,

"Kok hem sih. Kamu kenapa Yo? bukannya lagi kerja ya?"

"Iya ini lagi kerja sayang tapi gak bisa fokus."

Rio berbicara setenang mungkin agar Ify tidak curiga pada nada bicaranya yang terasa lelah, hanya memikirkan omongan mamanya saja membuat ia lelah.

"Lah, kok gak bisa fokus? kamu butuh aqua kali,"

Entah Ify berusaha membuat lelucon atau tidak yang jelas ucapan wanita itu berhasil menciptakan kekehan dari mulut Rio.

"Kamu mau ngelucu?"

"Hehehe habis kamu aneh, kenapa bisa jadi gak fokus coba?"

"Mau tau kenapa?"

"Hem. Kenapa?"

"Gimana mau fokus Fy. Kamu tuh muter - muter terus di pikiran aku."

"Alahh gombal. Inget umur Yo. Udah punya anak juga."

"Kok gombal sih? ini aku serius loh."

" Iya deh, terserah kamu aja."

"Hahaa. Sayang aku gak bisa pulang ya siang ini, ada meeting jadi aku makan di kantor aja."

"Iya gak apa-apa, asal jangan gak makan aja."

"Ok siap cantik. Eh Gio mana sayang? kok gak ada suaranya."

"Gio ada. Lagi main sama anak tetangga di halaman belakang, sama bibik juga kok."

"Hem. Terus bundanya lagi di mana? jangan aneh - aneh loh kerjanya katanya tadi pagi lemes kan?"

"Iya. Ini lagi di kamar kok, tiduran sambil mainin hp terus kamu telpon."

" Aduh pengen pulang aku yang."

"Hah ngapain?"

"Ngerjain kamulah apalagi kalo udah di kamar."

"RIO!"

"hahahaha."

Tawa Rio tergelak mendengar teriakan istrinya. Sudah bisa ia bayangkan bagaimana ekspresi wanita itu saat ia godai seperti ini. Ah kan, lelahnya otak dan pikirannya menjadi hilang.

Masih Ada Cinta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang