Part 48

10.7K 526 8
                                        

Rio menyunggingkan senyum sambil manatap pada Ify yang saat ini ada di pelukannya. Bulu mata lentik nan panjang wanita itu tampak jelas terlihat dari jarak yang sangat dekat seperti ini dan ketika kelopak matanya masih tertutup. Rio membawa tangannya ke arah wajah sang istri, menyusuri setiap jengkal dari bagian wajah cantik itu dengan jari jemarinya. Sebelum akhirnya jemari itu menari nari diatas poni Ify. Mengelusnya dengan lembut.

Wajah wanitanya masih terlihat sedikit pucat, karena mereka memang belum memasukkan sedikitpun makanan ke dalam perut mereka. Dan Rio sepertinya yakin jika wanita ini semalam tidak tidur terbukti dari tidurnya kali ini sangat lelap.

Rio mengedarkan pandangannya pada jam yang menempel dengan apik di dinding kamar itu. Jarum pada alat ukur waktu itu menunjuk angka sebelas. Dan ia sudah tidur selama dua jam setelah apa yang mereka lakukan tadi. milik Rio dan Ify yang ada di bawah saling memberi sensasi nyaman selain kenyamanan yang berasal dari kasur yang mereka tiduri dan kain yang menyelimuti mereka.

Perlahan pemuda itu melabuhkan bibirnya pada kening Ify. Wanita itu tidak juga bergeming, ia tetap terlelap dan mungkin mimpinya sangat indah sehingga ia tidak ingin cepat cepat pergi dari alam mimpi. Rio mengelus pelan bagian bahu istrinya yang terdapat sebuah karya berwarna merah keunguan yang menurutnya sangat indah. Ada kesenangan tersendiri bagi dirinya saat berhasil menciptakan karya itu di diri Ify.

"Seksi,"

Ucapnya dengan senyum nakal yang jarang sekali ia tampakkan selain pada wanita yang sekarang ada di dalam dekapannya ini.
Rio menggeleng beberapa kali saat hasratnya naik dan ingin melakukan sesuatu yang lebih pada Ify. Terlebih saat wanita itu bergerak semakin mendekatkan tubuhnya pada Rio. Dalam keadaan tanpa pelindung, sudah pasti tidak mudah bagi Rio  untuk menahan diri.

"Tahan Yo. Ify masih tidur dan dia masih lelah."

"Huh. Harus mandi air dingin ini. Dari pada bangunin Ify."

Rio mengambil bantal dan meletakkan kepala sang istri dari atas dadanya pada bantal empuk itu. Ia juga melepaskan dengan pelan belitan tangan Ify yang ada area pinggangnya. Menggunakan celana pendek yang ia raih dari lantai dekat tempat tidurnya, Rio memasuki kamar mandi, ia perlu membasahi dan menyegarkan kembali tubuhnya dengan air dingin.

Rio keluar dari kamar mandi menggunakan handuk putih yang ia lilitkan pada pinggangnya. Tubuhnya terasa dengar setelah beberapa menit merasakan guyurran air dingin.

Matanya terpaku melihat sang istri yang kini sudah bersandar pada kepala ranjang dengan tangan memegang bagian selimut yang bertengker sampai batas dadanya. Wanita itu juga menatap  kearahnya, dengan wajah khas bangun tidur dan rambut yang sedikit berantakan membuat wanita itu terlihat begitu menggairahkan bagi Rio.

Ify berpakaian lengkap dan serba tertutup saja berhasil membuat pikiran Rio berkelana entah kemana, apalagi hanya dalam keadaan yang seperti ini. Hanya ada selembar kain selimut tebal yang menutupi sebagian dari anggota tubuhnya.

Rio berjalan pada Ify saat sebelah tangan wanitanya itu terulur padanya. Dengan rasa sedikit heran ia tetap mendekat pada Ify dan menyambut uluran tangan sang istri. Rio ikut duduk kembali di samping Ify. Padahal ia masih menggunakan handuk. Rio tersenyum saat tanpa kata Ify langsung melingkari pinggangnya dengan kedua tangan wanita itu. Dengan tubuhnya yang sudah ia sandarkan pada Rio. Rio menahan nafas kala merasakan selimut yang tadi melindungi tubuh Ify merosot ke bawah saat wanita itu menyandarkan tubuhnya pada Rio.

"Fy."

Ify tersenyum dan mendongak pada Rio.

"Kenapa?"

Tanya dengan pandangan yang polos pada Rio. 

"Kamu mau godain aku?"

"Gak boleh kalau aku mau godain kamu? kamu kan suami aku."

Masih Ada Cinta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang