Part 46

8.1K 484 2
                                    

"Rio ini dasi kamu yang ketinggalan di apartemen aku."

Clara menyodorkan dasi berwarna biru dongker ditangannya ke hadapan Rio. Membuat kernyitan di dahi Rio tercipta begitu saja.

Sementara Ify sudah menghela nafas berkali-kali. Apa maksud semua ini? kenapa Rio bisa datang ke apartemen Clara dan bagaimana bisa sampai dasi pria itu ketinggalan di sana. Apa sebenarnya hubungan di antara mereka. Semua ini bagai teka teki bagi Ify.

Tidak mungkin jika mereka hanya sebatas rekan kerja karena Rio biasanya akan bercerita padanya seusai pulang dari kantor, siapa saja yang menjadi rekan bisnisnya pun Rio akan membeberkan pada Ify tapi tidak dengan Clara. Rio sama sekali tidak pernah nengucapkan nama wanita itu di depannya sekali pun.

Apa mereka lebih dari sekedar teman pada masa lalu? atau pada saat mereka terpisah dulu Rio dan Clara sempat menjalin hubungan? karena dari perkataan yang Clara lontarkan jelas sekali menekankan jika Clara dan Rio bukanlah orang yang baru pertama kali bertemu.

Ify hanya diam memperhatikan Rio dan Clara yang sedang saling berbicara walau terkadang ia melihat Rio yang memasang wajah malas. Namun begitu pun Rio tetap menjawab setiap hal yang di tanyakan Clara padanya. Padahal mereka masih di antara banyaknya orang dan masih dalam posisi berdiri.

"Dulu kita juga sering nge-mall gini ya Yo kalau hari libur terus kamu juga sering banget ajak aku nonton."

Ini sudah ungkapan ke sekian kalinya yang keluar dari mulut Clara mengenai masa lalu mereka yang seolah ingin Clara jelaskan padanya, dan berhasil, Ify jadi tahu jika Clara merupakan mantan kekasih dari suaminya.

"Aku mau ke toilet dulu ya. Nanti langsung ke mobil aja kalau udah kelar ngobrolnya, karena aku gak ke sini lagi. Kalau kamu lama aku pulang naik taksi."

Ify pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Rio. Ia muak mendengar obrolan Rio dan Clara yang menurutnya tidak berfaedah sama sekali.

Usai dari toilet seperti yang ia katakan pada Rio tadi ia akan langsung menunggu di mobil. Tapi sudah lebih dari setengah jam ia menunggu Rio belum juga kelihatan ujung hidung nya. Siapapun akan kesalahan jika dia di posisi Ify, menunggu bukanlah sesuatu yang mudah dan orang sabar pun akan merasa kesal, karena selain membuat jenuh juga membuang banyak waktu untuk di sia-siakan.

"Ihh Rio lama banget sih. Ngobrol apa sampe segitu lamanya. Mentang mentang sama mantan pacar. Udah kangen kali ya."

Ify terus mendengus kesal di tempatnya.

"Mau masuk tapi kuncinya sama Rio lagi, mending pulang naik taksi."

Ify berjalan menjauhi mobil Rio namun, belum sempat ia pergi dari lokasi itu matanya memanas melihat apa yang tersuguhkan di depan sana di pintu masuk mall.

Hatinya teriris melihat Rio tengah memeluk wanita yang menjadi moodnya jadi berubah seperti ini, siapa lagi kalau bukan Clara. Mereka berjalan keluar dari dalam mall dengan Clara di dalam pelukan sang suami. Ify sampai menggeleng beberapa kali beberapa kali pula membuka-tutupkan matanya berharap matanya salah lihat tapi sayang yang ia lihat itu nyata dan tidak ada masalah pada matanya. 

Dengan cepat Ify berusaha perginya tidak sana dan menaiki sebuah mobil taksi yang kebetulan sudah berada di lokasi yang sama sedari tadi. Dengan kondisi hati yang teriris Ify mengusap air matanya yang berjatuhan di pipi.

"Jalan pak."

Katanya setelah menutup pintu taksi. Setelah itu Ify menangis sambil memegang dadanya yang terasa sesak. Ia menangis dalam diam, dengan sekuat tenaga ia tahan agar suara isakannya tidak keluar.

Rio bermuka dua. Itu yang ada di dalam pikirannya sekarang. Lalu apa maksud Rio tadi memasang wajah yang seolah tidak perduli dengan Clara. Pantas saja dasi pria itu ada pada Clara atau mungkin Rio pernah bermalam di sana? kemungkinan kemungkinan buruk tentang Rio dan Clara terus datang dan hinggap di pikiran Ify.

Masih Ada Cinta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang