Rio duduk bersandar pada daun pintu kamar Ify, pria itu berselonjor sambil menutup mata. Dari tadi malam ia sudah berada di sini. Ify menyuruhnya keluar kamar itu berarti Ify sudah sangat marah padanya."Hoam udah pagi aja."
Katanya sambil menutup mulutnya yang menguap. Merasakan dinginnya lantai tanpa alas apapun, Rio kembali mengingat kejadian semalam yang membuat ia berada di sini.
Rio bangun dari duduknya dan menghadap pintu yang ternyata masih terkunci dari dalam. Pasti Ify belum keluar kamar atau mungkin juga ia masih tidur. Menghela nafas panjang Rio melihat jam tangannya yang kini sudah jam setengah enam pagi.
Belum ada anggota keluarga yang bangun pagi ini mungkin hayati pembantu Ify saja yang sudah berkarya di dapur. Ingin rasanya ia mengetuk pintu untuk bertemu istrinya namun pasti Ify tidak akan membuka pintu apalagi untuknya.
"Pasti gak bakal dibuka."
"Tapi hari ini meski ke kantor karena ada meeting. Kalo langsung pergi entar Ify marah lagi, karena gak pamit terus pasti Ify bakal mikir aku gak peduliin dia.""Huh, mending cancel aja. Dari pada Ify tambah marah dan mikir gak enggak enggak."
Rio merogoh saku celananya dan menelpon sekretaris nya untuk memberi info jika ia tidak bisa hadir ke kantor hari ini, ada hal yang harus ia urus dan pastinya sangat penting. Bukankah pasangan hidup itu penting?
"Kak Rio kok gak masuk? kakak tidur di mana tadi malam?"
Keke menghampirinya dengan baju tidurnya. Adik dari Ify itu memandang curiga padanya.
"Em-"
"Kak Ify gak ngebolehin masuk kak?"
Rio mengangguk, tidak ada yang perlu di sembunyikan lagi dari Keke toh sudah kepalang ketahuan. Terlebih Keke pasti sudah curiga karena ia masih memakai pakaian tadi malam.
"Dikunci kak?"
"Iya Ke. Mungkin Ify perlu waktu buat nenangin dirinya. Tapi kakak akan tetap nunggu kok sampai Kak Ify mau keluar kamar."
"Tapi jangan dipaksa ya, Kak."
"Iya, kamu gak kuliah?"
"Kuliah Kak. Tapi nanti nunggu teman-teman pada bangun dulu."
***
Ify mengerjapkan matanya. Tangannya masih memeluk guling yang dari tadi malam menemaninya. Air matanya kembali menetes melihat tempat tidur di sebelahnya yang biasanya ada sang suami di sana. Tangannya ia ulurkan mengusap tempat tidur Rio dengan mata yang sudah memanas siap mengeluarkan kristal bening yang sedari tadi ia tahan.
"Aku sayang kamu Yo, tapi aku juga kecewa sama kamu. Kenapa kamu jahat banget sama aku? aku gak suka ada wanita lain di sisi kamu selain aku."
Ify mengusap pipinya yang kini basah oleh air mata. Hatinya kembali nyeri mengingat kejadian semalam. Di sepanjang malam Ify tidak bisa tidur, ia kerap kali ingin membuka pintu kamar yang sengaja ia kunci untuk menyuruh Rio masuk tapi ia urungkan lantaran mengingat Rio yang sudah membuatnya kecewa.
"Apa Rio udah pergi ya. Dia kan hari ini harus ke kantor."
"Tapi gimana mau pergi ke kantor kalo bajunya ada di kamar ini semua."
Di sela-sela sakit hatinya Ify masih sempat menaruh perhatian pada Rio.
Menyibak selimut dari tubuhnya Ify bangun dari badan kasur dan bergegas memutar kunci pintu kamarnya.Saat pintu terbuka matanya langsung melihat Rio yang berdiri di sana dengan keadaan yang sangat kacau. Rambut pria itu acak acakan dan bajunya yang kusut tapi wajah pria terlihat sedikit menyunggingkan senyum padanya. Ia hanya diam sambil mendesah pelan berusaha tidak menatap pada Rio dengan kedua tangan yang ia letakkan di atas dada. Layaknya boss besar yang memiliki sifat angkuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Ada Cinta (Tamat)
RomanceJudul sebelumnya, "SENTENCES OF LOVE" Belum direvisi Mengandung keuwuan yang hakiki❤️