Ify membuka pintu kamar bercat coklat milik sang ibu mertua. Ia menelusuri seisi kamar dengan mata indahnya. Bibirnya menyunggingkan senyum melihat Ratih yang baru saja keluar dari kamar mandi. Setelah mendengar suara Ratih yang menyuruhnya masuk, Ify melangkahkan kakinya memasuki kamar itu.
"Ma, em ada apa ya nyuruh aku ke sini?"
Tanyanya saat sudah duduk di sofa tunggal yang memang di sediakan di sana. Ratih tersenyum.
"Ada yang mama mau kasih tunjuk buat kamu, bentar ya."
Ify melihat Ratih yang membuka lemari dan mengeluarkan kotak berukuran sedang dari sana. Ratih membawa kotak itu je arah sofa di mana ia tengah duduk.
"Ini apa Ma,"
Tanya Ify.
"Kita buka ya."
Ratih membuka kotak itu sehingga terlihat apa yang ada di dalamnya. Sebuah kalung berlian berliontin biru safir, terlihat sangat indah memukau.
"Ini kalung Mama?"
Tanya Ify lagi, Ratih mengangguk.
"Ia, ini di beli sama papa dulu waktu Mama masih gadis dan papa lamar Mama pakai kalung ini. cantik?"
Ify mengangguk, untuk menjawab sekaligus menanggapi ucapan Ratih.
"Dan sekarang, Mama mau kalung ini kamu yang pake."
"Hah,"
Ify menatap Ratih penuh tanya.
"Aku Ma?"
Ratih mengangguk dan tersenyum sambil mengelus pelan pundak Ify.
"Ini Mama kasih buat kamu. Bukan karena Mama udah gak suka sama kalung ini tapi karena Mama merasa sekarang kamu yang cocok buat make kalung ini."
"Tapi Ma, ini kan hadiah dari papa buat Mama dan ini juga bukti cinta papa buat Mama kan? kenapa dikasih ke aku."
"Sayang, karena ini sebagai bukti cinta papa buat Mama makanya Mama kasih ini buat kamu karena Mama juga mau kamu percaya kalau Mama juga sekarang tulus menyayangi kamu sebagai menantu Mama bahkan lebih."
"Mama sadar selama ini belum pernah ngasih kamu apa pun, dan Mama mau kamu percaya kalau Mama memang udah berubah. Mama nyesel pernah jahatin kamu dulu."
Ratih mengeluarkan air matanya sambil menatap pada menantu yang kini sudah ia sayang itu.
Ify memegang tangan Ratih dan menggenggamnya."Ma, tanpa Mama kasih kalung yang sangat berharga ini pun aku udah percaya kok sama Mama. Aku bisa rasakan semuanya. Mama gak perlu kayak gini, karena aku udah lupain semua masa lalu yang buruk itu. Dan aku bahagia sekarang, aku punya Mama sebagai orang tua aku juga. Terlebih Mama adalah ibu dari orang yang sangat aku cintai yaitu Rio."
"Aku bahagia bisa jadi bagian dari cerita hidup anak Mama. Harusnya aku yang bilang makasih dan kasih Mama hadiah karena Mama udah menjadi ibu yang hebat untuk suamiku."
Ify juga mengeluarkan air matanya. Ratih memeluknya dengan sayang, benar Ify bisa merasakan kenyamanan di sana, di pelukan ibu mertuanya.
"Kita sama-sama beruntung Fy. Mama beruntung dapatkan menantu yang super baik kayak kamu dan-"
"Dan aku juga beruntung mendapatkan mama yang super hebat kayak Mama."
Sahut Ify sambil tersenyum masih di pelukan Ratih. keduanya mengangguk setuju dengan apa yang mereka katakan.
Ratih menguraikan pelukannya. Kembali mengambil kalung itu.
"Kamu pake ya sayang. Anggap aja ini permintaan Mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Ada Cinta (Tamat)
DragosteJudul sebelumnya, "SENTENCES OF LOVE" Belum direvisi Setelah baca follow akun Ummi Mentari ya. Mengandung keuwuan yang hakiki❤️