PAMIT

14.3K 1.4K 35
                                    

Seluruh keluarga Anastasia sudah menunggu di depan ruang rawat sementara Anastasia dan Agas berada di dalam ruang rawat.

Ketika Renata sudah kembali siuman, tentu saja Agas adalah orang pertama yang ingin melihat.

Anastasia pun merasa sangat lega melihat Renata yang sudah mulai bisa mengobrol dengan Agas.

"Agas, Mama mau ngobrol berdua aja sama Anas,” pinta Renata pelan.
Agas menoleh ke arah Anastasia, begitu juga dengan Anastasia yang menoleh ke arahnya. Mereka berdua sama-sama kelihatan bingung. Namun Agastya menyetujui hal tersebut dan berjalan keluar dari ruang rawat tersebut meninggalkan ibunya berdua saja dengan Anastasia.

"Anas,” panggil Renata.

"Iya, Ma? Kenapa? Mama perlu sesuatu?"

"Mama mau tanya ... Kamu dan Agastya menikah karena dijodohkan. Kalian ga saling mengenal sebelumnya,” ucap Renata sedikit kesulitan karena masih lemas.

"Apa kamu mencintai Agas?" tanya Renata yang tak pernah Anastasia bayangkan sebelumnya. Dan sampai saat inipun, Anastasia belum bisa menjawabnya.

"Anas, jawab Mama. Kamu cinta atau engga sama Agas?"

"Ma..."

"Berarti bener. Selama ini kamu ga tidur sekamar sama Agas?"

Anastasia segera menoleh kaget ke arah Renata. Respon yang sangat ketara bagi Renata untuk membuktikan pikirannya.

"Kalian bikin perjanjian apa sebenarnya? Kenapa Agas ga cerita soal ini? Kenapa kamu ga cerita?"

Anastasia menundukkan kepalanya. Ia tak tega melihat kedua mata Renata yang berair menatapnya penuh kekecewaan.

"Anas... Kamu tahu selama ini Agas berkorban banyak hal untuk Ririn. Dia bahkan batal nikah sama Larissa karena Larissa ga siap untuk jadi ibu buat Ririn,” ucap Renata dengan suara bergetar. Sementara Anastasia hanya diam saja tak sanggup untuk mengatakan apapun.

"Mama seneng banget akhirnya ada perempuan yang sayang sama Ririn dan Agas juga suka. Yaitu kamu, Anas... Tapi kalau kamu ga bisa cinta sama Agas, dan ga bisa terima Agas sebagai suami kamu, harusnya kamu ga begini, Nas... Kasian Agas..."

Anastasia menahan napasnya sambil menggenggam tangannya sendiri. Ia juga pernah berpikiran yang sama dengan Renata. Namun, dirinya terlalu egois selama ini.

"Tinggalin Agas. Udah, cukup disini aja, Anas... Jangan jadikan Agas pelarian kamu. Ririn anak kecil, dia bisa cepet lupa sama orang yang menyakiti dia. Tapi Agas? Mama ga mau dia harus nahan perasaannya lagi untuk Ririn. Biarin Agas cari perempuan yang bener-bener bisa jadi istrinya nanti,” ucap Renata kali ini tak dapat membendung air mata Anastasia saat ini.

Ternyata ini yang membebani Renata sampai jatuh sakit seperti ini. Ternyata Anastasia-lah yang menyebabkan semuanya terjadi.

Anastasia menghapus air matanya sambil menatap Renata dalam-dalam.

"Ma..."

"Pergi aja, Anas..."

"Ma... Anas ga tahu gimana perasaan Anas ke Mas Agas. Luka tiga tahun lalu bikin Anas takut, takut banget punya hubungan. Dan ga ada yang ngerti soal itu sampe akhirnya, Anas terima perjodohan ini,” jawab Anastasia pelan. Ia kembali menghapus air matanya sambil menatap Renata yang masih membuang wajah darinya.

JATUH UNTUK MENCINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang