BIARLAH BERJALAN SEMESTINYA

14K 1.4K 32
                                    

Hari kedua Anastasia berada di rumah sakit, kondisinya sudah semakin membaik. Orang-orang yang menjenguknya cukup banyak, namun tentu dari Agas dan pihak rumah sakit membatasi orang yang datang.

Meskipun begitu, Anastasia senang teman-temannya bisa datang menjenguknya. Dan lagi, para tetangga di rumahnya yang semula bahkan tak pernah peduli dengannya datang membawa banyak sekali hadiah.

Dan sore ini, akhirnya Anastasia memiliki waktu yang tenang dengan Lily. Sementara Agas bicara dengan Andriansyah di luar kamar - lagi-lagi masalah project baru mereka di Mall.

"Seneng deh gue Nas. Kayanya tuh baru kemaren kita kerja di kantor bareng, have fun bareng-bareng sebagai cewek jomblo. Terus kejadian paling nyakitin di hidup lo soal Dimas. Dan sekarang, dunia lo berubah 180 derajat," ucap Lily yang duduk di sebelah Anastasia dan Ririn yang ada di pangkuannya.

"Punya suami yang baik, anak-anak yang pinter," lanjut Lily sambil melirik ke arah Ririn yang masih asyik memakan marshmellow darinya.

Anastasia menghela napas panjang kemudian menganggukkan kepalanya setuju. Ia juga tak menyangka akan melangkah sejauh ini dalam pernikahan tak terencana ini.

"Jujur aja, Nas. Gue sempet agak bete dan khawatir ya. Waktu lo nikah sama cowok karena dijodohin apalagi kita ga tau siapa dia dan udah punya anak pula. Gue bete sama lo yang nurut-nurut aja."

Anastasia tertawa pelan sambil membetulkan kepala Akala yang terlalu miring ke sebelah kiri keluar dari bantalnya.

"Dulu gue juga sempet ragu kali, Ly. Gue tahu dulu itu, gue kekanakan banget. Bahkan waktu h-1 sebelum pernikahan, Mas Agas tuh masih minta gue pertimbangin lho soal pernikahan," jawab Anastasia pelan.

"Serius lo?" tanya Lily terbelalak kaget sampai memajukan tubuhnya ke arah Anastasia penasaran.

"Terus-terus?"

"Gue juga hampir mau batalin, tapi gue berusaha pikirin efeknya. Dan waktu itu, gue jemput dia di sekolah. Hari itu gue sama dia, dan ngerasa kayanya gue akan cocok sama anak ini," jawab Anastasia tersenyum ke arah Ririn.

"Adik mau? Jangan. Nanti ya, kalau udah besar kaya Kak Ririn," ucap Ririn begitu menyadari Akala sedang melihat ke arahnya dengan bibirnya yang terus bergerak.

"Ga boleh ini ga enak. Tuh Kak Ririn juga ga mau makan," ucap Ririn sambil menaruh sisa marshmallow-nya di meja karena Akala masih melihat ke arahnya.

"Iya ya. Adik kan sekarang makannya susu dari Mama dulu ya?" sahut Lily ikut gemas dengan ucapan Ririn.

"Iya. Kak Ririn juga suka susu. Tapi karena Kak Ririn udah besar, minumnya pakai gelas," jawab Ririn kembali membungkuk untuk mengelus pipi Akala dengan hati-hati.

Lily terbelalak kaget sambil refleks menatap ke arah Anastasia begitu Akala tersenyum tipis ke arah mereka.

"Ih gila.  Lucu banget," ucap Lily sementara Anastasia hanya tertawa.

"Ah mau juga yang kaya gini," lanjut Lily sambil mengeluarkan ponselnya.

"Ayo, dek. Akala. Senyum lagi yuk," panggil Lily dengan kamera ponsel yang sudah siap merekam. Tapi sayangnya Akala hanya diam dan kembali kepalanya bergeser ke samping sambil memejamkan matanya.

"Udah mulai bosen kayanya Kala. Dari tadi banyak yang jenguk," jawab Anastasia kembali membetulkan posisi kepala Akala. Sementara Ririn hanya tertawa melihat wajah kecewa Lily.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka. Agastya masuk dan menghampiri Anastasia.

"Kenapa mas?" tanya Anastasia.

JATUH UNTUK MENCINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang