SUMBER KEKUATAN

17.4K 1.3K 49
                                    

"Assalamualaikum," ucap Bu Siska dan Pak Hadi begitu sampai di depan rumah Agastya pagi ini dengan ceria.

"Waalaikumsalam. Eh, Bu Siska, Pak Hadi. Ayo masuk-masuk," ucap Renata yang langsung berjalan ke depan begitu mendengar suara besannya yang begitu familiar.

"Ya ampun, rasanya udah lama banget ga main ke sana ya. Padahal hari ini rencananya mau main lho ke rumah sama Ririn," ucap Renata menuntun mereka berdua ke ruang tengah.

"Iya nih, Bu. Ditunggu-tunggu kok Ririn jarang main lagi, jadi ya sudah kita saja yang main ke sini," jawab Pak Hadi tertawa pelan bersama Bu Siska dan juga Renata.

"Makasih banyak lho, sampai disusulin ke sini. Silakan duduk dulu, Pak, Bu," sahut Renata dengan senang hati.

"Ririn, ini ada Nenek sama Kakek dateng nih," panggil Renata sambil berjalan ke arah dapur menghampiri Bi Cia untuk menyiapkan suguhan.

Mendengar panggilan itu, Ririn yang diikuti oleh Mbak Ami segera menuruni tangga dan berlari menghampiri kakek dan neneknya itu.

"Eh, si cantik. Libur ya sekolahnya," sapa Bu Siska dengan antusias memangku Ririn yang langsung mencium tangan keduanya.

"Libur ya sekolahnya, Rin?" tanya Pak Hadi lagi. Kemudian Ririn menganggukkan kepalanya pelan.

"Pinter ih Ririn, ga ada Papa sama Mama ga nangis ya?" puji Bu Siska.
"Mama sama Papa kan mau jemput adik. Ririn ga apa-apa," jawab Ririn dengan polosnya sampai membuat Bu Siska dan Pak Hadi saling berpandangan bingung.

"Itu loh, Bu. Anas sama Agas mau izin buat honeymoon tuh bilangnya ke Ririn mau jemput adik," sahut Renata yang baru kembali dari dapur sambil tertawa geli mendengar jawaban cucunya itu.

"Ya ampun. Ada-ada saja mereka," ucap Pak Hadi tertawa juga.

"Ini, Nenek bawain kue cubit kesukaannya Ririn. Ririn mau ga?" tanya Bu Siska.

"Mau," jawab Ririn tersenyum lebar.
Saat itu juga, Pak Hadi segera mengeluarkan kotak makanan yang dibawa mereka untuk menyodorkan makanan-makanan yang dibawa mereka.

"Kue cubitnya yang rasa cokelat, Kek," pinta Ririn yang seluruh perhatiannya sudah tertuju pada kue cubit dengan topping penuh itu.

"Siap, Neng cantik."

"Segala repot-repot Bu, Pak. Harusnya saya yang nyiapin makanan buat tamu. Ini tamunya malah bawa makanan sendiri," ucap Renata tertawa bersama Bu Siska.

"Dulu Anas juga seneng kalau saya masakin jajanan, Bu. Jadi kalau Ririn juga suka, ya seneng saya Bu," ucap Siska memerhatikan Ririn yang turun dari pangkuannya dan sibuk memakan kue cubit bersama Pak Hadi.

"Terus juga, ini katanya Anas Bu Renata mau cobain oseng oncom leunca ya? Ini saya masaknya baru, mumpung masih anget, sok dicobain Bu," ucap Siska menyodorkan kotak makan lainnya kepada Renata.

"Waduh, ini saya ngerepotin dong. Ini mah bisa saya habisin sehari, Bu," jawab Renata berbinar. Ia segera meminta tolong Mbak Ami untuk mengambilkan sendok dan memanggil Bi Cia.

"Engga ngerepotin atuh, Bu ... Anas sudah saya kasih resepnya, tapi masih ga pede aja katanya takut ga enak."

"Alah, si Anas. Orang tiap dia masak di sini langsung ludes, Bu. Semenjak nikah sama Anas, Agas ga pernah tuh beli makanan di luar. Biasanya kan dia selalu pesen online ya. Apalagi kalau lagi begadang tuh biasanya Anas yang masakin Agas. Kemaren juga bikin sayur asem enak banget lho," ucap Renata memuji Anastasia sampai tak sadar sudah terlalu panjang bicara. Namun, tentu saja Siska tak keberatan mau sebanyak apapun anaknya dipuji  ia tak akan pernah bosan mendengarnya.

JATUH UNTUK MENCINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang