MEMBANGUN DINDING PEMBATAS

14.1K 1.3K 38
                                    

Larissa melepaskan pelukannya pada Agastya sambil tersenyum.
"Aku berangkat ya, Gas!"

Agastya menganggukkan kepalanya kemudian membiarkan Larissa untuk pergi. Namun sebelum Larissa pergi, ia kembali menoleh kepada Agastya.

"Gas, serius. Kalau kamu ada masalah sama Anastasia, cerita sama aku. Jangan kamu pendem sendiri."

"Iya. Aku ga akan ada masalah sama dia yang ga bisa di handle, Sa. Ga perlu khawatir."

"Kenapa kamu yakin banget?" tanya Larissa menatap Agastya dengan pandangan lurus.

"Karena aku yakin sama Anastasia."

"Kamu beneran jatuh cinta sama dia?" sergah Larissa tak percaya.

Agastya tak langsung menjawab. Ia terlihat sedang memikirkannya sebelum memberikan jawabannya.

"Dari cara kamu natap dia, perhatian kamu ke Anastasia, dan aku tahu waktu hiking kemaren kamu diem-diem ngambil foto Anas. Aku tahu-"

"Iya, Sa. Aku pikir gitu.  Rasa sayang aku ke Anastasia sama kaya rasa sayang aku ke Ririn,” ucap Agas dengan yakin hingga Larissa tersenyum miris. Ia berusaha keras terlihat ikut bahagia meskipun hatinya terasa sangat sakit karena ternyata tebakkannya benar.

"Tapi kamu bilang Anastasia punya trauma sama hubungan kan? Agas, trust me, dia ga akan bisa kasih kamu cinta yang sama. Dia ga akan bisa... Cinta sama kamu,” celoteh Larissa menatap Agas penuh harap. Namun, Agastya malah menganggukkan kepalanya dengan tenang sambil menghela napas panjang.

"Aku tahu. Justru itu, Sa. Sejak aku ketemu Anas, aku mau bikin dia jatuh cinta lagi. Aku ga akan biarin Anastasia ... Kesepian sampai di tua nanti,” jawab Agas yang sukses membuat Larissa menyerah bicara.
Perempuan itu hanya tersenyum tipis kemudian berbalik dan berjalan sambil menarik kopernya.

Dalam hati, ia yakin ketika dirinya kembali ke negara ini, Agas dan Anastasia sudah kembali asing satu sama lain.

***

"Mama!" panggil Ririn berlari menghampiri Anastasia yang sedang berada di dapur bersama Renata membuat salad buah.

"Ya ampun Ririn, mamanya baru juga sembuh,” ujar Renata menggelengkan kepalanya melihat Ririn langsung ingin digendong oleh Anastasia. Sementara Anastasia hanya tertawa pelan.

"Ririn ganti seragam dulu ya, sayang. Nanti Mama nyusul,” ucap Anastasia yang disahuti anggukkan kepala Ririn.

"Ma, ini sisanya dibikin rujak aja gimana?" tanya Anastasia.

"Good idea .... Bentar Mama minta tolong buatin sambel rujak sama Bi Cia,” jawab Renata tertawa pelan kemudian berjalan mencari Bi Cia. Sementara Anastasia segera membawa sebagian salad buah ke kamar Ririn.

"Mbak Ami suka salad buah ga?" tanya Anastasia kepada Ami yang sedang membereskan meja belajar Ririn.

"Suka, Bu,” jawab Ami dengan antusias.

"Ya udah sini makan bareng-bareng aja. Ririn sini, Nak,” panggil Anastasia sambil menaruh piring salad buah tadi di tengah-tengah mereka.

"Itu apa?" tanya Ririn ketika menghampiri Anastasia.

"Ini buah, pake krim. Enak tahu, cobain nih,” ucap Anastasia sambil menyuapi Ririn yang langsung terbelalak kaget ketika memakannya.

JATUH UNTUK MENCINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang