PILU DIBALIK SENYUM

16.3K 1.6K 42
                                    

Apa yang dipikirkan Agastya tak sepenuhnya terjadi. Entah ia harus lega atau sebaliknya, melihat Anastasia bisa berdiri sambil tersenyum tipis selama resepsi pernikahan.

Agaknya terlalu jahat jika Agastya senang melihat gadis ini terpaksa tersenyum. Padahal sebenarnya, ini bukanlah kesalahan dirinya sepenuhnya.

Sejauh ini, yang datang ke pernikahan ini tentu saja semua kenalan Agastya. Ada sebagian tamu undangan dari pihak keluarga Anastasia, tapi jelas mereka terlihat lebih tua dari gadis ini. Yang Agastya perkirakan kalau mereka adalah teman dan kenalan orang tua Anastasia atau mungkin kakaknya.

Agas penasaran apakah gadis malang ini tidak memiliki teman?

Pikiran itu berakhir ketika salah satu koleganya yang bernama Andriansyah datang bersama istrinya.

Sang istri terlihat sangat antusias melihat Anastasia. Jika diingat kembali, Agas memang pernah bertemu Anastasia di gedung pernikahan Andriansyah saat itu. Tapi ia baru tahu jika istri dari kolega bisnisnya ini merupakan kenalan dekat Anastasia.

"Selamat ya, Pak Agas," ucap Andriansyah dengan semangat.

Agas menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Sementara Lily terlihat masih memeluk Anastasia dengan sangat-sangat erat.

"Ly, ga bisa napas," peringat Anastasia menepuk-nepuk bahu Lily hingga perempuan itu akhirnya melepaskan pelukannya dengan kedua mata memerah dan berair. Kemudian ia menangkupkan tangannya di wajah Anastasia dengan hati-hati.

"Tuhan baik banget, Anas. Gue... Speechless banget liat lo disini, rasanya kaya mimpi. Anas lo beneran nikah sekarang," ucap Lily dengan suara bergetar dan sedikit gelagapan.

Sementara Anastasia hanya diam sambil tersenyum tipis. Ia merasa sangat bersalah karena sesungguhnya hatinya pun belum menerima pernikahan ini secara tulus. Hatinya masih tidak baik-baik saja.

"Gue pikir selama ini lo cuma pura-pura tegar, tahu? Gue berdoa semoga kali ini terakhir buat lo," ucap Lily kemudian beralih kepada sang mempelai laki-laki yang sebenarnya tak begitu ia kenal.

"Pak Agastya... Titip Anas ya. Jangan sampe disakitin, hatinya udah hancur banget. Jadi-"

Anastasia buru-buru tertawa pelan sambil menarik Lily kembali ke hadapannya. Dan ia menegur Lily pelan-pelan. Justru suaminya sendiri malah tertawa melihat tingkah istrinya yang berlebihan.

"Saya ga nyangka ternyata istrinya Pak Agas itu temennya Lily," ucap Andriansyah pelan.

"Iya, saya juga ga nyangka nikah sama temennya istri Pak Andri," sahut Agas terdengar sedikit bergumam.

"Apa, Pak?" tanya Andriansyah yang ragu dengan pendengarannya barusan.

"Engga, bukan apa-apa, Pak," jawab Agas dengan cepat sambil terkekeh.

Andriansyah akhirnya berpamitan lagi bersama Lily yang semakin bersikap berlebihan kepada Anastasia, entah kenapa malah menimbulkan sedikit kehebohan. Hampir saja Lily mengajak Anastasia dan Agastya berfoto berkali-kali. Untungnya Andriansyah cepat membawa Lily untuk pergi.

Setelah kepergian Lily, Anastasia kembali diam. Saat pandangannya tertuju pada sosok Dimas yang juga datang ke acara ini.

Bukan dirinya yang telah mengundangnya, jadi ia berasumsi pasti dari keluarga Agastya yang mengundang Dimas dan keluarganya.

Tapi kenapa Dimas datang sendirian?

Anastasia menahan napasnya, ia berdoa semoga Dimas tidak mendatanginya saat ini. Ia tak siap.

"Anas, kamu kenapa? Sakit, nak? Kecapean ya?" tanya Renata yang menyadari perubahan ekspresi Anastasia. Pertanyaan itu tentu mengundang kedua orang tua Anastasia juga yang langsung menghampirinya.

JATUH UNTUK MENCINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang